13 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar Executive Forum: Strategi Sukses Memimpin Kampus dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di Jawa Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Info SEVIMA • 21 Apr 2022

Syarat Kalimat Efektif Lengkap dengan Ciri-Ciri dan Contohnya

Seprila Mayang SEVIMA

SEVIMA.COM- Ketika menyusun kalimat, tidak hanya dibutuhkan kemampuan menulis saja. Namun, seorang penulis juga harus memahami menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat yang efektif ini akan membantu kamu menyusun kalimat dengan baik dan benar. Sehingga kalimat tersebut mudah dipahami, baik melalui lisan atau tulisan.

Tanpa menggunakan kalimat yang efektif maka tulisan tersebut terkesan bertele-tele karena tidak langsung to the point. Inilah yang kerap kali membuat pembaca maupun pendengar mudah bosan. 

Pada beberapa kondisi, penyusunan kalimat yang dibuat panjang kali lebar perlu dilakukan. Hanya saja di kondisi yang lain dianjurkan untuk memaksimalkan penggunaan kalimat efektif. Lalu, sudahkah kamu tahu apa itu kalimat efektif maupun syarat agar suatu kalimat bisa disebut kalimat efektif? Simak informasinya di bawah ini. 

Apa Itu Kalimat Efektif? 

Hal pertama yang perlu kamu ketahui dari kalimat efektif tentu saja adalah pengertiannya. Kalimat efektif adalah susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Adapun kaidah kebahasaan yang digunakan adalah EYD atau Ejaan yang Disempurnakan. 

Kemudian, suatu kalimat bisa dikatakan efektif ketika susunannya sudah tepat. Yakni di dalamnya terdapat subjek dan predikat, yang ketika perlu ditambahkan keterangan maka ada objek, pelengkap, dan juga keterangan. Jadi ada kalimat efektif yang susunanya adalah subjek, predikat, dan disusul oleh keterangan maupun pelengkap. 

Supaya susunan kalimat menjadi lebih jelas, juga perlu ditambahkan tanda baca. Meliputi tanda seru (!) untuk kalimat yang mengandung unsur perintah maupun himbauan, tanda tanya (?) untuk kalimat yang mengandung pertanyaan, dan juga menggunakan tanda titik (.) untuk menggunakan kalimat sudah berakhir atau diakhiri oleh penulisnya. 

Jika semua unsur tersebut sudah terpenuhi, maka kalimat yang disusun sudah memenuhi syarat kalimat efektif yang sifatnya pokok. Bagaimana jika tidak ada salah satunya? Maka kalimat tidak bisa dikatakan sudah sesuai kaidah, dan kemudian tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif. 

Memperhatikan susunan kalimat agar bisa dikatakan sebagai kalimat efektif sangat tepat. Sebab dengan kalimat yang efektif maka berbagai manfaat berikut bisa didapatkan: 

  • Kalimat Mudah Dipahami 

Menyusun kalimat yang efektif akan membantu pembaca maupun pendengar mudah memahami kalimat tersebut. Sebab susunannya menjelaskan sesuatu dengan sangat jelas, dengan unsur yang lengkap. Jadi, jika dalam suatu kalimat tidak memenuhi rumus SPOK (Subjek Predikat Objek dan Keterangan) maka akan susah dipahami. 

Menjelaskan sesuatu namun tidak disertai penambahan subjek, tentu membuat pembacanya bingung. Lalu muncul pertanyaan, apa yang dimaksudkan oleh si penulis atau si pembicara? Atau muncul pertanyaan, siapa yang dimaksud oleh penulis atau pembicara tersebut? 

Jadi, ibarat kita mengajak orang lain berbicara atau mengobrol namun tidak dijelaskan dari awal apa yang dibahas. Langsung membahas di tengah-tengah, sehingga yang diajak mengobrol dijamin bingung dan hanya bisa menjadi pendengar yang baik tanpa bisa melakukan interaksi. 

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Huruf Balok dan Perbedaannya dengan Huruf Kapital

  • Kalimat Enak Didengar atau Dibaca 

Memenuhi syarat kalimat efektif akan membantu menjadikan kalimat tersebut enak didengar sekaligus enak dibaca. Sebab sekali lagi memiliki unsur-unsur pokok dalam rumus SPOK membuat kalimat menjadi jelas isinya. Maksud pembicara dan penulis pun tersampaikan dengan baik kepada pembaca atau pendengar. 

Pembaca pun bisa mengikuti alur kalimat dalam suatu karya tulis dengan sangat mudah. Sebab sejak awal sudah paham apa yang dibahas dan bagaimana sesuatu yang dibahas tersebut kemudian menjadi materi yang menarik untuk dikenal lebih jauh. 

Oleh sebab itu, seorang pembicara maupun seorang penulis harus bisa menyusun kalimat yang efektif. Sehingga pesan apapun yang disampaikan bisa tersampaikan dengan baik. Pembaca dan pendengar bisa memahami betul pesan yang disampaikan tersebut. 

  • Kalimat Sudah Dianggap Benar 

Hal penting berikutnya dari penyusunan kalimat yang memenuhi syarat kalimat efektif adalah menjadikan kalimat tersebut benar. Benar dari segi penyusunan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Sekaligus dari pemilihan tanda baca di akhir kalimat yang membantu pembaca memahami betul apa yang disampaikan. 

Apalagi dalam bahasa Indonesia, kaidah penulisan sudah jelas dan sudah dipelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Kemudian materi ini akan diulang ketika masuk ke jenjang SMP, SMA, bahkan di perguruan tinggi. Hal ini menunjukan betapa pentingnya pemahaman tentang kalimat efektif. 

Pengertian Kalimat Efektif Menurut Para Ahli 

Secara sederhana, kalimat efektif merupakan kalimat yang tidak ambigu. Artinya makna dari kalimat tersebut jelas dan sifatnya tunggal. Sehingga siapa saja yang membacanya tidak akan salah maksud atau salah persepsi. 

Membantu lebih memahami lagi mengenai apa itu kalimat efektif, maka berikut adalah pengertian yang disampaikan oleh sejumlah ahli: 

1. Arifin 

Menurut Arifin, kalimat efektif adalah  kalimat yang memenuhi kriteria dan kaidah serta jelas dan enak dibaca. Sehingga kalimat disusun sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga enak dibaca dan maknanya jelas. 

Aturan ini di dalam bahasa Indonesia bisa menggunakan rumus SPOK, sehingga dalam satu kalimat ada yang berperan sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan. Selain itu, wajib menggunakan kata baku sesuai EYD. 

2. Rahayu 

Sedangkan menurut Rahayu, kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis serta kalimatnya mudah dipahami dan mampu menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya.

Dalam menyusun kalimat perlu memenuhi sejumlah syarat yakni syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis. Sehingga perlu memperhatikan pilihan kata, penulisan kata, tanda baca, dan lain sebagainya. Agar kalimat mudah dipahami. 

Kalimat yang efektif juga akan sukses memberikan daya khayal bagi pembacanya. Misalnya saat penulis menjelaskan kondisi sebuah sungai dengan kalimat efektif. Maka pembaca bisa berkhayal tentang tampilan dan kondisi sungai yang digambarkan atau diceritakan tersebut. 

3. Widjono 

Ahli bahasa berikutnya yang menjelaskan definisi kalimat efektif adalah Widjono. Disampaikan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat sehingga apa yang disampaikan dapat mudah dipahami oleh pembaca.

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang singkat sehingga tidak bertele-tele dan tidak menggunakan banyak kata. Bahkan penulis cenderung memilih kata paling pendek tulisannya dan paling umum digunakan. 

Sebab tujuan utama dari kalimat efektif ini adalah untuk membuat pembaca memahami isi kalimatnya. Paham apa yang ingin disampaikan penulis lewat kalimat tersebut, sehingga sengaja dibuat singkat, padat, dan jelas. 

4. Badudu 

Ahli bahasa berikutnya yang memaparkan penjelasan kalimat efektif adalah Badudu. Menurutnya, kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis dapat diterima dan dipahami oleh pembaca.

Sehingga saat seorang penulis mampu menjelaskan apa yang dipikirkan dan dirasakan lewat tulisannya. Maka penulis tersebut mampu menulis kalimat efektif yang bisa dijadikan media untuk bercerita kepada para pembaca. 

5. Putrayasa 

Terakhir, adalah definisi yang disampaikan oleh Putrayasa. Dijelaskan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat pembentuk kalimat efektif tersebut.

Kalimat dikatakan efektif apabila informasi yang disampaikan bisa dipahami oleh pembaca. Sehingga suatu kalimat yang tidak menjelaskan informasi biasanya strukturnya belum sempurna dan belum menjadi kalimat yang efektif.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif 

Supaya lebih mudah dalam menyusun kalimat efektif sekaligus menjadikannya memenuhi berbagai syarat kalimat efektif. Maka penting untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif, yaitu: 

1. Kelengkapan atau Kesepadanan Struktur

Ciri yang pertama dari kalimat yang efektif adalah memiliki kelengkapan atau kesepadanan struktur. Mengenai ciri-ciri satu ini maka mencakup beberapa poin penting, seperti: 

  • Struktur kalimat lengkap dengan minimal terdapat dua unsur utama yaitu subjek dan predikat. 
  • Subjek selalu diletakan di depan kalimat, dan menghindari penggunaan preposisi (kata depan) di depan subjek tersebut. Misalnya: 
  • Bagi semua peserta acara diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif). 
  • Semua peserta acara diharapkan hadir tepat waktu. (efektif). 
  • Sebaiknya tidak menggunakan konjungsi (kata hubung) setelah menuliskan subjek. Misalnya: 
  • Andi yang pergi meninggalkan Rani (tidak efektif). 
  • Andi pergi meninggalkan Rani (efektif). 
  • Tidak ada subjek ganda, sehingga subjek ditulis satu kali dalam satu kalimat. Misalnya: 
  • Ika makan dengan lahap sehingga ika merasa kenyang. (tidak efektif). 
  • Ika makan dengan lahap sampai kenyang. (efektif). 

2. Penggunaan Kata Cenderung Efisien 

Ciri berikutnya dari kalimat yang sudah dianggap memenuhi syarat kalimat efektif adalah penggunaan kata yang cenderung efisien alias hemat. Sehingga dalam satu kalimat hanya menggunakan kata yang sekiranya perlu dan memang wajib ada, supaya maksud kalimat tersebut tersampaikan dengan baik. 

Sehingga dalam sebuah kalimat efektif biasanya berbentuk kalimat pendek, terdiri dari beberapa kata dan kemudian sudah diakhiri dengan tanda baca yang sesuai. Kesalahan sering dijumpai, karena menggunakan kata yang sebenarnya tidak diperlukan. Sehingga kalimat terkesan bertele-tele. 

3. Memiliki Kesejajaran Bentuk 

Ciri berikutnya berkaitan dengan bentuk kata dalam kalimat yang intinya adalah sejajar. Maksudnya adalah ketika memakai kata dengan imbuhan me- maka pada kalimat tersebut juga memakai keterangan dengan imbuhan me- lagi. Contohnya adalah: 

  • Nangka muda supaya matang sempurna harus dipotong tipis, dicuci, dan kemudian merebusnya sampai matang. (tidak efektif). 
  • Nangka muda supaya matang sempurna harus dipotong tipis, dicuci, dan direbus sampai matang. (efektif) 

4. Makna Kalimat Tegas atau Jelas 

Kalimat cenderung menjadi efektif ketika susunannya dibuat tegas dan jelas. Sehingga pendengar maupun pembaca bisa langsung memahami maksud dari pembicara atau penulis. Mengenai ciri satu ini, maka akan dijumpai beberapa kalimat efektif yang subjek diletakan di tengah atau akhir kalimat. 

Sedangkan untuk keterangan diletakan di bagian depan, sehingga mempertegas kalimat tersebut. Berikut contohnya: 

  • Kamu sapulah lantai kamar. (tidak efektif). 
  • Sapulah lantai kamarmu! (efektif). 

5. Kalimat Bersifat Logis 

Ciri terakhir dari kalimat yang memenuhi syarat kalimat efektif adalah bersifat logis. Artinya kalimat efektif memiliki makna yang jelas atau tidak ambigu sehingga membuatnya mudah dipahami. Jadi, ketika menjumpai kalimat yang ambigu karena pemilihan kata yang terasa janggal. Maka dipastikan kalimat tersebut tidak efektif. 

Syarat Kalimat Efektif 

Selain memiliki sejumlah ciri-ciri, kalimat juga baru bisa disebut efektif ketika memenuhi sejumlah syarat. Dalam bahasa Indonesia, kalimat efektif pada dasarnya memiliki empat syarat utama. Yaitu: 

1. Sudah Sesuai dengan EYD 

Syarat yang pertama adalah kata-kata dalam kalimat harus sesuai dengan EYD, yang menjadi kaidah utama dalam penulisan kalimat bahasa Indonesia. Sehingga penting untuk selalu menggunakan kata-kata baku, yakni penulisannya sudah sesuai dengan EYD. 

Selain itu, kalimat efektif juga harus memiliki tanda baca yang tepat. Sehingga makna atau maksud dari kalimat tersebut jelas. Kalimat perintah akan diakhiri dengan tanda seru, kalimat tanya akan diakhiri dengan tanda tanya, dan kalimat penjelas atau standar akan diakhiri tanda titik. 

Ketentuan ini menjadi ketentuan dasar yang wajib dipahami dan diterapkan setiap kali menyusun karya tulis. Supaya kalimat di dalam karya tersebut memang merupakan kalimat efektif, sejak lembar pertama sampai lembar terakhir. 

2. Susunannya Sistematis 

Kalimat juga bisa dikatakan efektif ketika susunannya tepat atau sistematis yang mengandung semua unsur kalimat yang baik dan benar. Sehingga suatu kalimat belum bisa disebut efektif meskipun sudah memakai kata-kata baku jika susunannya amburadul. 

Urutan kata dalam kalimat perlu dibuat sistematis, sederhana, dan mudah dipahami agar tidak membuat pembacanya pusing. Jadi, seorang penulis perlu mengecek kembali hasil tulisannya. Supaya bisa mengoreksi kalimat yang belakangan baru diketahui tidak efektif. 

Kalimat yang efektif memiliki susunan dimulai dari subjek, predikat, dan disusul dengan objek atau pelengkap dan keterangan. Urutan ini penting untuk disesuaikan dengan standar SPOK. Kecuali untuk kalimat tanya dan perintah, maka penempatan subjek dan keterangan bisa dipindahkan sesuai kebutuhan. 

3. Tidak Boros Kata 

Royal terhadap penggunaan kata akan dianggap melanggar syarat kalimat efektif sehingga tidak diperlukan. Artinya pada saat menyusun suatu kalimat usahakan memakai kata yang hemat, hanya memakai kata yang diperlukan. Tidak perlu menambahkan kata yang sebenarnya tidak dibutuhkan. 

Hal ini akan membuat kalimat menjadi panjang namun maknanya bisa ambigu atau bahkan kosong. Sehingga kalimat yang panjang namun tidak efektif justru akan memusingkan pembacanya. Jauh lebih baik menyusun kalimat pendek yang efektif agar pembaca paham. 

Selain itu, memilih menghemat pemakaian kata akan membantu penulis lebih produktif. Sebab waktu yang diperlukan untuk menyusun kalimat panjang dengan kalimat pendek tentu berbeda jauh. Lebih hemat waktu menulis kalimat pendek namun efektif, dan hasilnya pun lebih memuaskan karena mudah dipahami. 

4. Tidak Ambigu 

Syarat kalimat efektif berikutnya adalah memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu. Penulis yang menyusun kalimat efektif akan mampu menjelaskan suatu hal dengan baik dan mudah dipahami. Sehingga mencegah pembaca melakukan multitafsir, sehingga pesan dalam tulisan tidak tersampaikan dengan baik. 

Supaya makna dalam kalimat bebas dari resiko ambigu, maka susunannya perlu dibuat ringkas dan sederhana. Selain itu penyusunan kata demi kata juga harus sistematis dengan mengikuti panduan rumus SPOK. Pastikan pula penulis memakai kata yang baku dan sesuai EYD. 

Sehingga semua syarat terpenuhi untuk menjadikan suatu kalimat sebagai kalimat yang efektif. Kalimat seperti ini adalah kalimat yang benar, enak dibaca, dan mudah dipahami oleh siapa saja. 

Unsur Kalimat Efektif 

Jika diperhatikan, pembahasan mengenai syarat kalimat efektif di atas sering menyebutkan istilah unsur dalam kalimat. Apabila merasa bingung dengan unsur kalimat, maka bisa mengenal juga apa saja unsur-unsur di dalam kalimat yang efektif. 

Unsur kalimat efektif mengacu pada rumus dasar SPOK, yang kemudian memunculkan sejumlah unsur utama. Berikut detailnya: 

1. Subjek 

Unsur pertama di dalam kalimat efektif adalah subjek, yakni bagian dari kalimat yang menunjukan pelaku yang bisa berupa orang, tempat, dan juga benda. Sehingga subjek dalam suatu kalimat tidak melulu berupa orang atau penyebutan nama orang. Bisa juga penyebutan nama benda termasuk juga merek suatu produk. 

Subjek kemudian masuk ke dalam jenis unsur wajib dan utama. Sehingga nyaris tidak ada kalimat yang tidak mengandung unsur satu ini. Meskipun pada kalimat tanya, yang menghapus subjek biasanya digantikan dengan penyebutan milik. Misalnya subyek nama diganti dengan kata milikmu, miliknya, dan sejenisnya. 

2. Predikat 

Unsur kedua dalam kalimat efektif yang juga masuk ke dalam salah satu  syarat kalimat efektif adalah predikat. Predikat merupakan bagian kalimat yang menunjukan apa yang dilakukan oleh subjek. Umumnya predikat berbentuk kata kerja, yang memberi kejelasan maksud atau makna dari kalimat. 

Sebab menjelaskan kenapa subjek disebutkan dalam kalimat, baik itu berupa apa yang dilakukan maupun apa yang dialami oleh subjek tersebut. Tanpa predikat maka kalimat menjadi tidak lengkap. Sehingga sifatnya sama wajibnya dengan subjek, inilah yang membuat kalimat paling pendek minimal terdiri dari subjek dan predikat. 

3. Objek 

Berikutnya adalah objek yang merupakan bagian dalam suatu kalimat yang menunjukan hal atau benda yang menjadi sasaran dan biasanya berbentuk nomina (kata benda). Suatu kalimat sebenarnya membutuhkan objek, hanya saja sifatnya tidak selalu wajib. 

Sebab seperti yang disampaikan di poin sebelumnya, kalimat sederhana namun efektif bisa hanya terdiri dari subjek dan predikat. Namun keberadaan objek akan menyempurnakan kalimat tersebut. Objek kemudian bisa memperjelas maksud atau makna dari suatu kalimat. 

4. Keterangan 

Unsur terakhir dalam kalimat efektif adalah keterangan, yaitu bagian dari kalimat yang menunjukan tujuan, cara, waktu, tempat, dan juga sebab akibat. Keterangan dalam kalimat membantu penulis menjelaskan dengan lebih detail. Secara umum keterangan berbentuk konjungsi (kata hubung). 

Tidak semua kalimat memiliki keterangan, karena sifatnya nyaris sama dengan objek yakni tidak wajib. Kalimat tanpa keterangan pun sudah bisa memenuhi syarat kalimat efektif selama memiliki subjek dan predikat. Hanya saja ketika penulis ingin menyampaikan sesuatu sejelas dan selengkap mungkin, maka keterangan wajib ditambahkan. 

Baca Juga: 11 Fungsi dan Penggunaan Huruf Kapital Yang Benar

Struktur dan Contoh Kalimat Efektif 

Susunan kalimat juga diatur dengan ketat, dalam bahasa Indonesia kemudian mengenal rumus SPOK yang sudah disinggung beberapa kali di atas. Rumus ini membangun struktur kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar sekaligus efektif. Susunannya kemudian melibatkan semua unsur yang sudah dijelaskan di atas. 

Namun, tidak semua unsur kalimat sifatnya wajib sehingga tidak perlu heran ada kalimat pendek yang hanya berisi subjek dan predikat. Misalnya: 

  • Aku mencintaimu. 
  • Ibu kelelahan. 
  • Anitas memasak. 

Kalimat-kalimat pendek di atas tersusun atas subjek dan predikat, dan sudah mudah dipahami. Artinya kalimat tersebut sudah memenuhi berbagai syarat kalimat efektif yang dijelaskan di atas. Namun, perlu diakui kalimat pendek terkesan kaku dan kurang sesuai untuk ditempatkan di beberapa jenis tulisan. 

Sehingga susunannya perlu dilengkapi dengan objek dan juga keterangan. Berikut beberapa contoh kalimat yang sudah memenuhi empat unsur SPOK tersebut: 

  • Ibu (subjek) belanja (predikat) sayur dan daging ayam (objek) di pasar (keterangan).
  • Anita (subjek) mengayuh (predikat) sepeda (objek) dengan sangat kencang (keterangan)

60 Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang enak dibaca dan mudah untuk dipahami. Sehingga isinya jelas dan selalu langsung membahas pokok permasalahan. Meminimalkan resiko keliru dalam menyusun kalimat agar selalu menjadi kalimat efektif. 

Maka bisa menyimak dan mempelajari contoh-contoh kalimat efektif dan kalimat tidak efektif berikut ini: 

  1. Kalimat efektif: Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia   

Kalimat tidak efektif: Surabaya adalah merupakan kota besar di Indonesia. 

  1. Kalimat efektif: Demi anak-anaknya, Bu Ika ikhlas bekerja siang dan malam. 

Kalimat tidak efektif: Demi untuk anak-anaknya, Bu Ika ikhlas bekerja siang dan malam. 

  1. Kalimat efektif: Ada banyak buah di kebun Pak Haji Mamat.  

Kalimat tidak efektif: Ada banyak macam-macam buah di kebun Pak Haji Mamat. 

  1. Kalimat efektif: Buah durian terasa manis dan enak sekali. 

Kalimat tidak efektif: Makan buah durian manis terasa enak sekali. 

  1. Kalimat efektif: Anita dikenal sangat cantik sehingga banyak yang naksir. 

Kalimat tidak efektif: Anita cantik sangat sehingga banyak yang naksir. 

  1. Kalimat efektif: Lukisan yang dipajang di ruang tamu terlihat indah. 

Kalimat tidak efektif: Lukisan dipajang terlihat indah. 

  1. Kalimat efektif: Kalau makan jangan cepat-cepat, nanti mual dan muntah. 

Kalimat tidak efektif: Makan jangan cepat-cepat muntah nantinya. 

  1. Kalimat efektif: Gula memiliki rasa yang manis. 

Kalimat tidak efektif: Gula rasa manis. 

  1. Kalimat efektif: Ada banyak sandal yang berserakan di depan rumah Ibu Rina. 

Kalimat tidak efektif: Ada banyak jumlah sandal berserakan di depan rumah Ibu Rina. 

  1. Kalimat efektif: Gulai adalah makanan paling enak. Atau “Gulai adalah makanan terenak”. 

Kalimat tidak efektif: Gulai adalah makanan paling terenak 

  1. Kalimat efektif: Siska adalah anak terpintar di kelas X.5. 

Kalimat tidak efektif: Siska adalah anak paling terpintar di kelas X.5

  1. Kalimat efektif: Es krim adalah makanan terdingin disini. 

Kalimat tidak efektif: Es krim adalah makanan paling terdingin disini. 

  1. Kalimat efektif: Sungai Cibodas adalah sungai terdalam di kota Karawang.  

Kalimat tidak efektif: Sungai Cibodas adalah sungai paling terdalam di kota Karawang. 

  1. Kalimat efektif: Sambal adalah makanan paling enak bagi Adit. 

Kalimat tidak efektif: Sambal adalah makanan paling terenak bagi Adit. 

  1. Kalimat efektif: Sayang yang dikemukakan akan dipertimbangkan. 

Kalimat tidak efektif: Saran yang dikemukakan olehnya akan dipertimbangkan. 

  1. Kalimat efektif: Ada banyak model pakaian di toko itu, atau dibuat “ada macam-macam model pakaian di toko itu”. 

Kalimat tidak efektif: Ada banyak macam-macam model pakaian di toko itu. 

  1. Kalimat efektif: Untuk memanfaatkan waktu yang ada, pidato dipersilahkan. 

Kalimat tidak efektif: Untuk menghemat waktu, pidato dipersilahkan.  

  1. Kalimat efektif: Sambal itu terasa sangat pedas. 

Kalimat tidak efektif: Sambal itu terasa sangat amat pedas. 

  1. Kalimat efektif: Jarak kota Palembang sangat jauh jika ditempuh dari Surabaya. 

Kalimat tidak efektif: Kota Palembang sangat-sangat jauh dari Surabaya. 

  1. Kalimat efektif: Anita merupakan cinta pertama Salman. 

Kalimat tidak efektif: Anita adalah merupakan cinta pertama Salman. 

  1. Kalimat efektif: Jakarta menjadi kota kelahiran Asih. 

Kalimat tidak efektif: Jakarta adalah menjadi kota kelahiran Asih. 

  1. Kalimat efektif: Dia izin tidak masuk kerja karena sakit. 

Kalimat tidak efektif: Dia izin sakit tidak masuk kerja.

  1. Kalimat efektif: Makan es batu yang dingin terasa ngilu di gigi. 

Kalimat tidak efektif: Makan es batu ngilu di gigi. 

  1. Kalimat efektif: Sarita dan Salma merupakan anak kandung ibu Risma.  

Kalimat tidak efektif: Sarita dan Salma adalah merupakan anak kandung dari Ibu Risma. 

  1. Kalimat efektif: Firman merupakan ketua OSIS di SMA 1 Trisakti. 

Kalimat tidak efektif: Di SMA 1 Trisakti, OSIS ketuanya Firman. 

  1. Kalimat efektif: Semua hadirin yang kami hormati. 

Kalimat tidak efektif: Semua para hadirin yang kami hormati. 

  1. Kalimat efektif: Membeli buah bersama adik di pasar baru. 

Kalimat tidak efektif: Membeli buah bersama adik. 

  1. Kalimat efektif: Kami persilahkan. 

Kalimat tidak efektif: Waktu dan tempat kami persilahkan. 

  1. Kalimat efektif: Huda membeli sepatu untuk adiknya. 

Kalimat tidak efektif: Huda membeli sepatu adiknya. 

  1. Kalimat efektif: Pesta ulang tahun dihadiri beberapa teman Ikan. 

Kalimat tidak efektif: Pesta ulang tahun dihadiri beberapa dari banyak teman Ika. 

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen selama 18 tahun dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui sistem informasi siAkadCloud

×