10 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar Executive Forum: Strategi Sukses Memimpin Kampus dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di Jawa Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Success story • 11 Oct 2022

Temukan Tantangan saat Sosialisasi Gofeeder SevimaCommunity di Kampus Pesantren

Seprila Mayang SEVIMA

SEVIMA.COM- Banyak cerita seru yang datang silih berganti saat proses sosialisasi Gofeeder SEVIMA Community. Salah satu cerita datang dari Institut Sains dan Teknologi Annuqayah. Rachman Ats Tsaqafi, berbagi kisah yang dialaminya selama melakukan sosialisasi ini. Berikut kisahnya. 

Rasanya tidak ada kebaikan lagi yang pantas dibanggakan di lingkungan akademik selain berjuang memudahkan kebaikan orang-orang sekitar. Termasuk memudahkan akses siakad Gofeeder Sevima Community  di kalangan mahasiswa pada kampus pesantren.

Pagi itu, saya bergegas menuju kampus. Beberapa mahasiswa baru tampak bersemangat bergegas menuju ruang laboratorium. Mereka terdiri dari mahasiswa santri yang berdomisili di pesantren. Mereka ingin menyimak bagaimana membuat KRS Online yang sudah disediakan oleh sistem informasi dan akademik kampus. Wajah mereka beraura matahari yang penuh dengan semangat membara.

Tak mau kalah, aplikasi yang disediakan oleh Sevima Community, walau gratisan menggelorakan semangat saya untuk melaksanakan sosialisasi di kalangan mahasiswa kampus swasta yang berada di lingkungan pesantren ini. Institut Sains dan Teknologi Annuqayah, sebuah kampus dibawah naungan pesantren tradisional PP. Annuqayah, Guluk-guluk, Madura. 

Sebagai pejuang dalam sistem akademik dan informasi kampus, saya berusaha untuk memudahkan akses mahasiswa. Saya melakukan sosialisasi kepada mahasiswa pesantren sebagian mereka ada masih kolot tetapi sebagian lagi ada yang juga cerdas. Suatu tantangan bagi saya karena di kampus ini terpisah antara mahasiswa putri dengan mahasiswa putra. 

Bisa dibayangkan berapa kali saya harus sosialisasi kepada mahasiswa mahasiswa itu. Belum lagi, pertanyaan-pertanyaan yang membuat telinga harus dilatih untuk banyak mendengar aspirasi layaknya Dewan Perwakilan Rakyat saja. 

Mula-mula saya sosialisasi Sevima Gofeeder di mahasiswa putra. Sampai di sini, ada tantangan lagi yaitu mahasiswa saya sebagian ada yang tinggal di Pondok Pesantren. Sehingga harus dilakukan sosialisasi secara tatap muka langsung. 

Saat sosialisasi kepada mahasiswa yang ada di pesantren, ada tantangan yang cukup menegangkan. Sebab mereka masih belum sepenuhnya mengetahui terhadap sistem akademik kampus yang serba online, apalagi mereka adalah mahasiswa baru. Tetapi, saya meyakini, sosialisasi ini adalah sebuah misi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga mereka bisa update terhadap informasi akademik kampus. 

Tak jarang saya temukan para santri yang masih belum update dengan dunia teknologi. Sehingga menjadi tantangan sendiri bagi saya untuk selalu membimbing dan mengarahkan mereka agar tetap update dengan sistem perguruan tinggi yang dipermudah melalui online. 

Ada juga beberapa mahasiswa pesantren yang berstatus kalong (tidak menetap di pesantren, tetapi kuliah di kampus yang berada di lingkungan pesantren). Mereka cukup mudah mengerti ketika dijelaskan karena sudah sering bawa Handphone atau Android. Sehingga sosialisasi yang saya lakukan dengan memanfaatkan Google Meet. 

Sementara, untuk santri di pesantren mereka dilarang untuk membawa HP Android tetapi mereka diperbolehkan mengakses internet hanya untuk kebutuhan tugas kampus dan administrasi lainnya.  

Tantangan yang cukup menyebalkan saat sosialisasi di kalangan mahasiswa putri. Mahasiswa putri lebih antusias dalam bertanya tentang administrasi ini dan itu dan lainnya. Kadang pertanyaan yang diulang-ulang oleh mahasiswi putri menjadi satu uji nyali bagi saya untuk membimbing mereka agar tetap mudah dalam adminitrasi online.

Nahasnya lagi, ternyata pertanyaan dan ketidak pahaman mereka tidak hanya dilontarkan  di ruang laboratorium pesantren atau secara tatap muka saat saya mendampingi sosialisasi di tengah-tengah mereka. Ada banyak pertanyaan yang justru mereka tanyakan melalui nomor Handphone saya. Ada sedikit saja yang tidak bisa dalam sistem atau terkena gangguan sinyal, mahasiswa ternyata sudah bermental bertanya dan konfirmasi ke nomor saya. Mahasiswa seakan sudah menjadi filsuf sejak dini saja.  

Begitulah beberapa tantangan yang dialami oleh saya sebagai pengelola akademik di lingkungan kampus yang berada di bawah naungan pesantren. Tetapi, semangat mahasiswa dalam bertanya dan ingin tahu membuat saya sadar bahwa berjuang itu harus berniat bismillah barakah dan bismillah melayani dengan sepenuh hati. Semoga bermanfaat.

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×