6 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar Executive Forum: Strategi Sukses Memimpin Kampus dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di Jawa Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 15 Jan 2021

Tips & Kunci Sukses Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning

Fadhol SEVIMA

SEVIMA.COM – Salah satu kesalahpahaman umum tentang blended learning adalah hanya mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum kuliah dengan pendekatan blended learning. Bagaimanapun, kehadiran teknologi semata-mata bukan hanya menerapkan pendekatan pembelajaran campuran, namun yang seharusnya diperhatikan adalah kemampuan pendidik memanfaatkan teknologi agar lebih personal dan efektif dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa.

Blended learning sendiri merupakan metodologi pengajaran yang memanfaatkan teknologi untuk memberikan pendekatan belajar yang lebih personal, memberi mahasiswa kendali atas waktu, tempat, jalur, dan kecepatan pembelajaran mereka.

Pertimbangan Pra-Implementasi Blended Learning

Sebelum menerapkan blended learning atau kuliah online, pimpinan perlu membangun kesepkatan dengan dosen dan staf kampus tentang mengapa model pembelajaran blended learning ini bermanfaat bagi mereka dan mahasiswa mereka. Pihak kampus juga harus megukur infrastruktur atau kondisi lingkungan mereka saat ini, untuk menentukan apakah kampus mereka siap untuk keberhasilan penerapan Blended Leerning.

a. Menentukan Kesepakatan

Alasan kenapa menerapkan blended learning menjadi alasan penting dalam menentukan keberhasilannya, itulah mengapa sangat penting bagi para dosen, pimpinan, dan mahasiswa untuk memahami mengapa blended learning diterapkan. Kesepakatan ini harus dicapai untuk menghindari persepsi lain yang diadopsi tanpa masukan mereka. Penerapan blended learning membutuhkan perubahan kelembagaan, realokasi dana, atau tuntutan ruang terbatas sehingga penting untuk memiliki transparansi dan pemahaman untuk menghindari konflik.

Dan yang paling penting, para pendidik yang ditugaskan untuk mengimplementasikan blended learning harus memiliki rasa memiliki dan merasa bahwa blended learning meningkatkan pengajaran mereka, bukan menentangnya.

b. Membangun Infrastruktur

Setelah kesepakan tercapai, langkah selanjutnya adalah menentukan bagaimana blended learning akan dilaksanakan. Ini melibatkan inventarisasi infrastruktur kampus atau lingkungan saat ini untuk menentukan apakah ada dasar untuk keberhasilan blended learning. Jika infrastruktur teknis dan dukungan saat ini tidak ada, blended learning mungkin tidak berhasil walaupun semua pemangku kepentingan ada di dalamnya.

Pembaruan mungkin perlu dilakukan untuk memastikan penggunaan jaringan nirkabel, perangkat keras, perangkat lunak, dll. yang tepat. Personil serta jadwal sekolah juga harus diinventarisasi untuk memastikan adanya dukungan dan waktu yang memadai bagi para pendidik yang ditugaskan untuk mengimplementasikan program-program ini.

Yang perlu digaris bawahi adalah:

“Banyak perguruan tinggi beranggapan bahwa mengimplementasikan blended learning atau kuliah online itu hanya tinggal investasi di hardware / ruang studio rekaman dll, padahal tidak hanya itu banyak yang harus dilakukan.”

Kunci Sukses Penerapan Sistem Blended Learning

Menurut Jared M. Carmen (Preseident Aglint Learning) menyebutkan lima kunci dalam mengembangkan blended learning. Kelima kunci tersebut adalah:

1. Live Event

Pembelajaran langsung atau tatap muka dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti virtualclassroom). Bagi beberapa orang tertentu, pola pembelajaran langsung seperti ini masih menjadi pola utama. Namun demikian, pola pembelajaran langsung ini perlu disusun sedemikian rupa agar mencapai tujuan sesuai kebutuhan.

2. Self-Paced Learning

Mengkombinasikan pembelajaran konvensional dengan pembelajaran mandiri yang memungkinkan speserta didik belajar kapan saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun multimedia-based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam konteks saat ini dapat dikirim secara online (via web maupun via mobile device dalam bentuk: streaming audio, streaming video, e-book, dll) maupun offline (dalam bentuk CD, cetak, dll).

3. Collaboration

Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus. Dengan demikian, perancang blended learning harus meramu bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi antar peserta belajar atau kolaborasi antara peserta belajar dan pengajar melalui tool-tool komunikasi yang memungkinkan seperti chatroom, forum diskusi, email, website/webblog, mobile phone. Tentu saja kolaborasi diarahkan untuk terjadinya konstruksi pengetahuan dan keterampilan melalui proses sosial atau interaksi sosial dengan orang lain, bisa untuk pendalaman materi, problem solving, project-based learning, dll.

4. Assessment

Tentu saja, dalam proses pembelajaran jangan lupakan cara untuk mengukur keberhasilan belajar (teknik assessment). Dalam blended learning, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis tes, baik yang bersifat tes maupun non-tes atau tes yang lebih bersifat otentik (authentic assessment/portfolio). Disamping itu, juga perlu mempertimbangkan antara bentuk-bentuk tes online dan tes offline.Sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau melakukan tes tersebut.

5. Performance Support Materials

Ketika akan mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatap muka virtual, pastikan sumber daya untuk mendukung hal tersebut siap atau tidak, ada atau tidak. Jika bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, pastikan apakah bahan belajar tersebut dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline (dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll) maupun secara online (via website resemi tertentu). Jika pembelajaran online dibantu dengan suatu Learning/Content Management System (LCMS), pastikan juga bahwa aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik, mudah diakses, dan lain sebagainya.

Sekali lagi, mengimplementasikan blended learning atau kuliah online itu bukan hanya investasi di hardware / ruang studio rekaman dll, tapi masih banyak yang harus dilakukan. Untuk membantu perguruan tinggi agar lebih mudah dan efesien perguruan tinggi bisa menggunakan konsultan khusus yang memang menyediakan proses pembelajaran blended learning.

Referensi:

http://inikacamatague.blogspot.com/2014/03/blended-learning.html
https://www.the-online-teacher.com/emmersionlearning/Lists/Posts/Post.aspx?ID=5

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×