9 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar Executive Forum: Strategi Sukses Memimpin Kampus dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di Jawa Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 12 Sep 2022

Urgensi Digitalisasi Perguruan Tinggi Terintegrasi

Fadhol SEVIMA

Penulis: Dr. Akhmad Farhan, MM. MBA
Kampus: STIE Insan Pembangunan

Digitalisasi perguruan tinggi tak bisa dihindari apalagi pandemi telah menjadi pemicu dan pemacu intensifikasi penggunaan teknologi informasi. Pandemi “memaksa”semua pihak termasuk institusi pendidikan mengubah proses bisnis mereka. Pertemuan tatap muka tak bisa dilakukan, begitu juga dengan berkumpulnya banyak orang. Hal ini merubah pola interaksi yang semula dilakukan secara langsung menjadi tidak langsung alias online.

Perubahan dapat dilakukan secara terencana (by design) atau terpaksa (by accident) dan pandemi mempercepat proses perubahan cara belajar di kampus. Belajar secara online tanpa tatap muka tentu hanya salah satu bagian saja dari digitalisasi perguruan tinggi. Menurut Dr. J Scott Brennen dan Daniel Kreiss, peneliti dan ahli komunikasi dari Universitas North Carolina School of Media and Journalism, istilah digitalisasi berkaitan dengan berbagai elemen kehidupan sosial yang direstrukturisasi ke komunikasi digital dan infrastruktur media. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti digitalisasi yaitu proses pemberian atau pemakaian sistem digital. 

Proses bisnis di perguruan tinggi jika akan digitalisasi harus dilakukan secara terintegrasi. Hal ini berarti digitalisasi mesti diimplementasikan dari hulu ke hilir meliputi semua jenis pelayanan yang diberikan. Sejak awal mahasiswa mendaftar hingga mereka lulus kuliah, semua dilakukan secara terintegrasi melalui sistem informasi. Begitu juga dengan pelayanan internal di kampus untuk dosen dan staf pegawainya. 

Pendaftaran mahasiswa dilakukan secara online, persyaratan yang dibutuhkan dapat diupload di website. Tidak perlu ada kertas formulir pendaftaran dan berkas persyaratan yang difotokopi. Tes ujian masuk dapat dilakukan secara daring dari mana saja calon mahasiswa berada. Panitia penerimaan mahasiswa baru tidak perlu direpotkan menyiapkan ruangan untuk tes dan menyediakan lembaran soal dalam jumlah banyak.

Kegiatan belajar mengajar juga akan lebih mudah jika dibantu sistem digital seperti learning management system (LMS). Dengan menggunakan LMS dosen dan mahasiswa akan sangat terbantu. Daftar SKS yang diambil, materi perkuliahan, tugas, absensi, kuis dan sebagainya dapat tersimpan dan mudah diakses oleh semua pihak yang berkepentingan dari mana dan kapan saja dibutuhkan. 

Pembayaran kuliah juga terintegrasi dalam sistem sehingga mempermudah administrasi keuangan. Cara pembayaran dapat menggunakan berbagai sarana pembayaran yang memudahkan mahasiswa atau orangtua. Ada aplikasi khusus yang dapat digunakan oleh orangtua untuk memantau perkembangan belajar anaknya. Ada banyak informasi yang dapat ditampilkan diantaranya yaitu jumlah SKS yang diambil, absensi, nilai, uang kuliah dan lain sebagainya.

Blended learning alias menggabungkan cara pembelajaran konvensional dan digital dapat dilakukan. Memang tidak semua kegiatan belajar dapat dilakukan secara daring harus ada pembelajaran dengan tatap muka. Metode blended learning ini bisa menjadi jalan tengah agar kegiatan belajar mengajar dapat terus dilaksanakan secara efektif. 

Digitalisasi di perguruan tinggi bertujuan untuk meningkatkan pelayanan agar menjadi lebih cepat, lebih murah dan lebih baik (faster, cheaper and better). Lebih cepat karena penggunaan teknologi informasi akan meringkas waktu pelayanan yang diperlukan. Lebih murah karena digitalisasi menghemat biaya penggunaan kertas, biaya transportasi dan biaya operasional lainnya. Lebih baik karena hasilnya dapat lebih akurat, akuntabel dan tersimpan secara digital.

Namun demikian digitalisasi ini juga memiliki tantangan tersendiri diantaranya terkait dengan anggaran dan kapasitas sumber daya manusia. Tentu saja digitalisasi membutuhkan biaya yang tak sedikit dan sumber daya manusia yang mumpuni. Jika kampus memiliki dosen yang ahli di bidang teknologi informasi maka pembuatan aplikasi yang terintegrasi dapat dilakukan sendiri. Jika tidak maka perguruan tinggi dapat membeli aplikasi yang disediakan oleh perusahaan penyedia layanan aplikasi.

Persaingan di dunia pendidikan semakin tinggi. Mereka yang akan bertahan adalah perguruan tinggi yang dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar saat ini. Digitalisasi bukan lagi sebuah opsi tapi sesuatu yang sudah tak bisa dihindari.

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×