SEVIMA dan UNSIA Gelar Pelatihan Kopi Darat PMB, Dihadiri Ratusan Pimpinan Kampus
16 May 2025
Hari ini - Event SEVIMA Certified Administrator – Tingkatkan Kredibilitas Anda Sebagai Ahli Tata Kelola Perguruan Tinggi Dimulai.
SEVIMA.COM – Pendidikan tinggi di Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan besar, baik dari segi kualitas, relevansi, maupun dampak terhadap masyarakat. Untuk itu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan sebuah program yang relevan dengan kondisi tersebut, yaitu Kampus Berdampak.
Program yang baru saja dikenalkan oleh Kemdiktisaintek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) merupakan kelanjutan dari gerakan Kampus Merdeka yang sudah diterapkan sebelumnya. Melalui program terbaru ini diharapkan bisa menjadikan kampus lebih berdaya dan berdampak langsung kepada masyarakat, dunia industri dan usaha, serta mendukung ekosistem riset dan inovasi untuk pembangunan nasional.
Mengutip laman kemendikti.go.id, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menekankan pentingnya peran perguruan tinggi sebagai kampus berdampak yang nyata bagi masyarakat dan pembangunan daerah. Ia menambahkan, konsep kampus berdampak harus menjadi identitas semua perguruan tinggi di Indonesia. Kampus harus mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks, mulai dari krisis iklim, disrupsi teknologi, hingga dominasi Artificial Intelligence (AI). Menurutnya, hanya dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, bangsa ini bisa melesat menjadi negara maju.
“Kampus tidak boleh menutup diri. Saya sangat senang melihat kampus ini tanpa gerbang, simbol bahwa masyarakat bisa ikut merasakan manfaat dari kehadiran perguruan tinggi. Kami juga mendorong agar perpustakaan dibuka untuk umum, bahkan di hari libur, agar budaya membaca dan berpikir kritis tumbuh di tengah masyarakat,” tegas Menteri Brian.
Sementara itu, masih mengutip dari laman yang sama, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan menyampaikan bahwa kampus harus memiliki semangat kolaborasi dan inklusivitas sebagai modal untuk kemajuannya. Untuk itu, pihaknya merencanakan program Diktisaintek Berdampak sebagai pengembangan dari Kampus Transformatif. Dalam program ini, fungsi sosial kampus dan kolaborasi lintas sektor ditekankan dalam mendorong kemajuan strategis masyarakat Indonesia.
“Indonesia akan menjadi negara hebat bila semua pihak bergerak bersama, terutama lewat inisiatif seperti Diktisaintek Berdampak,” kata Fauzan.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, mendorong pemerintah daerah dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi untuk memanfaatkan riset-riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang ada di daerahnya. Riset-riset tersebut diharapkan dapat dimplementasikan pada berbagai program atau kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah sehingga ke depan dapat berdampak meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah.
Wamen Stella Christie mengungkapkan bahwa Kemdiktisaintek akan terus berupaya untuk melakukan scale up riset-riset yang telah dilakukan oleh perguruan tinggi agar dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Menurutnya, pemerintah daerah bisa menjadi off taker dari riset-riset di perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah.
“Tantangan kita ini adalah bagaimana riset-riset bisa scale up secara sistematis. Jadi perlu berkesinambungan. Secara keseluruhan, apapun problem yang ada di daerah itu biasanya ada pakarnya di universitas,” kata Wamen Stella.
Apa Itu Kampus Berdampak?
Kampus Berdampak adalah program yang dicanangkan oleh Kemdiktisaintek untuk menjadikan perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya berperan dalam menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga sebagai pusat solusi bagi permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang ada di masyarakat. Program ini lebih mengarah kepada pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemajuan bersama, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, dunia industri, dan pemerintah daerah. Kampus Berdampak bertujuan untuk membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan guna mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Mengutip dari laman kemdiktisaintek.go.id, hal ini sejalan dengan visi Kemdiktisaintek, “Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berdampak, Inklusif, dan Adaptif untuk Membangun Fondasi Transformasi Sosial dan Ekonomi Berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.” Dalam acara “Ngopi Bareng” awak media pada 29 April 2025, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Khairul Munadi, menyampaikan bahwa gerakan Kampus Berdampak merupakan bentuk aktualisasi nilai-nilai luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu “Dengan ilmu kita menuju kemuliaan, dengan amal kita menuju kebajikan.”
Kutipan ini menjadi pengingat bahwa ilmu pengetahuan harus dihidupkan dan berdampak dalam tindakan nyata, tidak sekadar disimpan dalam buku atau peringkat akademik. Perguruan tinggi harus hadir di tengah masyarakat sebagai suluh peradaban, menerangi jalan, menyatukan harapan, dan menjadi ruang bagi tumbuhnya perubahan.
“Kampus berdampak itu adalah kampus yang tidak hanya menghasilkan lulusan, publikasi, ranking global, tapi juga kampus yang mentransformasi kehidupan masyarakat. Sehingga nantinya peran perguruan tinggi itu diharapkan menjadi pusat solusi yang nyata untuk masyarakat, selain itu juga perguruan tinggi diharapkan menjadi motor inovasi sosial dan ekonomi berkelanjutan. Kemudian paling tidak kalah penting juga menjadi mediator kolaborasi antar pihak,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Khairul Munadi.
Perbedaan dengan Kampus Merdeka
Kampus Merdeka, yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh Kemdiktisaintek, berfokus pada kebebasan mahasiswa dalam memilih jalur pembelajaran, baik melalui magang, pertukaran pelajar, ataupun kegiatan lain di luar kampus yang relevan dengan program studi mereka. Dalam Kampus Merdeka, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri di luar batas ruang kelas, sehingga mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Sedangkan Kampus Berdampak tidak hanya terbatas pada pembelajaran atau pengembangan mahasiswa saja, tetapi lebih menekankan pada hasil dari proses pendidikan itu sendiri yang berdampak langsung pada masyarakat dan lingkungan sekitar. Kampus Berdampak bertujuan untuk mendorong perguruan tinggi agar menjadi agen perubahan yang aktif dalam memecahkan masalah-masalah nyata yang ada di masyarakat. Kampus Merdeka lebih kepada kebebasan dalam proses pembelajaran, sedangkan Kampus Berdampak lebih kepada kontribusi nyata dari kampus kepada masyarakat.
Aspek | Kampus Merdeka | Kampus Berdampak | |||
|
|
|
|||
|
|
|
|||
|
|
|
|||
|
|
|
|||
|
|
|
|||
|
|
|
|||
|
|
|
|||
|
Dampak lebih pada kesiapan mahasiswa di dunia kerja dan pengembangan keterampilan | Dampak diukur melalui kontribusi langsung kepada masyarakat, peningkatan kualitas hidup, dan pengembangan ekonomi lokal | |||
Visi Jangka Panjang | Menyiapkan lulusan yang berdaya saing tinggi di dunia kerja | Menyiapkan perguruan tinggi yang berperan aktif dalam membangun Indonesia Emas 2045 dengan dampak sosial yang luas |
Dirangkum dari rilis pers Kemdiktisaintek, tabel ini menggambarkan dengan jelas bahwa meskipun Kampus Merdeka dan Kampus Berdampak keduanya berfokus pada perbaikan sistem pendidikan tinggi, tujuan dan pendekatan masing-masing program sangat berbeda. Kampus Merdeka lebih menekankan pada kebebasan belajar dan pengalaman praktis bagi mahasiswa, sedangkan Kampus Berdampak lebih menekankan pada kontribusi perguruan tinggi dalam menciptakan perubahan sosial yang signifikan bagi masyarakat.
Program-Program Unggulan Kampus Berdampak
Masih mengutip dari laman kemdiktisaintek.go.id, Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Berry Juliandi menyampaikan berbagai program unggulan sebagai keberlanjutan program MBKM, terutama penguatan kontribusi mahasiswa yang berdampak langsung pada masyarakat, dunia usaha dan industri, serta riset dan inovasi.
“Mahasiswa ini adalah insan-insan unggul di dalam bidang akademik, tentu saja pada saat yang penuh dengan dinamika saat ini, tidak cukup mereka hanya unggul dalam bidang akademik. Tapi mereka juga harus memiliki ketangguhan dalam menghadapi perubahan zaman. Juga harus memiliki mahasiswa yang memiliki intelektualitas yang membumi Dan inilah komitmen kita, ingin menjadikan kampus sebagai pusat pembentukan karakter, kreativitas, dan juga kontribusi nyata dari mahasiswa, khususnya kepada masyarakat, dunia usaha, dan juga dunia pengembangan ilmu pengetahuan. Sehingga, kami merancang agar para mahasiswa ini dalam program kampus dan dampak dapat memberikan kontribusi nyata, sehingga kita memiliki mahasiswa yang dibekali intelektualitas yang membumi,” jelas Plt Direktur Berry.
Beberapa program unggulan yang diperkenalkan untuk mendukung Kampus Berdampak adalah sebagai berikut:
Program ini mendorong mahasiswa untuk terjun langsung ke dalam masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan yang berdampak, seperti membangun desa, memberdayakan UMKM, mengelola lingkungan, serta meningkatkan literasi digital. Dengan program ini, mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga belajar untuk memberikan solusi nyata bagi masyarakat.
Kelanjutan dari program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman langsung di dunia kerja. Program ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan profesional mahasiswa dan membangun jejaring industri yang akan berguna di masa depan. Belmawa juga akan menjadi focal point untuk berbagai program yang mendukung kampus bebas kekerasan (implementasi Permendikbudristek No.55/2024) dan penguatan pendidikan inklusif.
Program ini mendukung mahasiswa untuk mengembangkan usaha rintisan berbasis inovasi dan teknologi. P2MW telah melahirkan ribuan usaha rintisan baru yang menjadi motor penggerak ekonomi kreatif nasional, sejalan dengan misi Indonesia untuk meningkatkan kewirausahaan.
Program ini bertujuan untuk menstimulasi mahasiswa dalam menghasilkan inovasi berbasis riset aplikatif. Karya-karya mahasiswa yang unggul akan dipamerkan dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas), yang menjadi wadah untuk memperkenalkan hasil riset dan inovasi mereka.
Dalam upaya memperkuat kontribusi mahasiswa pada dunia usaha dan industri, Ditjen Dikti mendorong perguruan tinggi untuk bekerja sama dengan berbagai industri dalam menjalankan program-program yang relevan, seperti pengembangan produk berbasis riset dan peningkatan daya saing UMKM.
Didukung berbagai program beasiswa
Mengutip laman kemendiktisaintek.go.id, Direktur Sumber Daya Kemdiktisaintek, Sri Suning Kusumawardani menuturkan bahwa Direktorat Sumber Daya (Ditdaya) akan memperkuat gerakan Kampus Berdampak dengan mengembangkan empat program beasiswa. Berikut empat beasiswa yang bisa didapat oleh mahasiswa:
Melalui beasiswa ini bisa menjadi jalan percepatan studi S2-S3 dalam empat tahun bagi sarjana unggul. Program ini sudah memasuki Batch IX di tahun 2025 dengan skema baru berupa Joint Degree bersama perguruan tinggi dan lembaga riset internasional.
Melalui beasiswa ini memberikan kesempatan studi lanjut bagi tenaga pendidik dan kependidikan, khususnya untuk meningkatkan profesionalisme di daerah.
Beasiswa ini memperluas peluang studi doktoral ke berbagai negara melalui program-program seperti Indonesia–Austria Scholarship Program (IASP), beasiswa Dikti–Coventry University, dan Stipendium Hungaricum.
Program ini menghadirkan beasiswa serta pembekalan akademik khusus bagi mahasiswa dari wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal, guna mempercepat pembangunan daerah asal.
Contoh Konkret Kampus Berdampak
Salah satu contoh perguruan tinggi yang dianggap sebagai pelopor Kampus Berdampak yakni Universitas Andalas (Unand). Dr. Hefrizal Handra, M.Soc., Sc., Wakil Rektor Unand mengatakan banyak kampus selama ini sudah melakukan penelitian dan pengabdian, tapi hasilnya sering kali hanya berakhir sebagai laporan atau publikasi di jurnal. Tidak banyak yang benar-benar bisa dirasakan masyarakat. Nah, di sinilah Unand ingin berbeda.
“Kami ingin hasil penelitian para dosen dan mahasiswa tidak hanya disimpan di perpustakaan atau sekadar dipublikasikan. Tapi juga harus bisa diolah, dimanfaatkan, bahkan dijadikan produk nyata yang membantu masyarakat,” ucapnya saat diwawancara SEVIMA.
Unand memilih untuk fokus pada bidang-bidang penting seperti ketahanan pangan dan kesehatan. Misalnya, dosen dan mahasiswa Unand mendorong riset yang bisa membantu petani meningkatkan hasil panen, atau menciptakan obat-obatan dari bahan lokal yang lebih terjangkau bagi masyarakat.
“Kalau hasil riset kita bisa bantu masyarakat hidup lebih sehat, atau membuat mereka lebih sejahtera, itulah dampak nyata yang kami inginkan,” katanya.
Transformasi Tata Kelola Perguruan Tinggi
Masih mengutip dari laman kemdiktisaintek.go.id, Direktur Kelembagaan, Mukhamad Najib, menyampaikan bahwa Direktorat Kelembagaan (Ditbaga) akan memperkuat gerakan Kampus Berdampak dengan mendorong transformasi tata kelola perguruan tinggi yang lebih otonom dan akuntabel, antara lain melalui program hibah revitalisasi PTS untuk penguatan sarana, prasarana, dan akreditasi; dan program penguatan otonomi politeknik.
Kepemimpinan akademik kampus akan diperkuat melalui academic leadership training, sementara internasionalisasi kampus didorong melalui program Kampus Berdampak Internasional, insentif going global, dan beasiswa KNB. Inovasi perguruan tinggi juga akan ditingkatkan melalui Kompetisi Kampus Berdampak.
“Kita juga mendorong agar kampus itu memiliki dampak tidak hanya bersifat lokal, tapi juga memiliki potensi untuk go global. Kita ingin memberikan Indonesia ini sebagai salah satu kekuatan dunia juga bisa memberikan kontribusi pada pembangunan internasional. Karena itu kampus-kampus yang sudah ready to go global, kita support mereka untuk bisa berkontribusi lebih pada pembangunan internasional,” ujar Direktur Najib.
Festival Kampus Berdampak
Sebagai bentuk apresiasi terhadap perguruan tinggi yang telah menjalankan program Kampus Berdampak dengan baik, Kemdiktisaintek akan mengadakan Festival Kampus Berdampak. Festival ini akan melibatkan perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia untuk memperlihatkan hasil dari kolaborasi antara kampus, industri, dan masyarakat. Festival ini juga menjadi ajang kompetisi bagi mahasiswa untuk menunjukkan karya dan inovasi mereka dalam berbagai bidang yang berdampak langsung pada masyarakat.
Program Kampus Berdampak merupakan langkah besar dalam menjadikan pendidikan tinggi di Indonesia lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Melalui program-program unggulannya, Kampus Berdampak diharapkan mampu mencetak mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kampus-kampus yang telah mengimplementasikan program ini, seperti UGM dan UNAIR, dapat dijadikan contoh nyata dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dalam perjalanan menuju itu, kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan kampus yang benar-benar berdampak.
Foto: Istimewa
Diposting Oleh:
Erna SEVIMA
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami
Social Chat is free, download and try it now here!