Tips Membuat Proposal Hibah Penelitian dari Reviewer Hibah Nasional

SEVIMA.COM - Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, penelitian adalah komponen wajib yang harus dipenuhi seorang dosen. Setiap dosen di perguruan tinggi dituntut untuk menyusun rangkaian proposal yang digunakan untuk proses penelitian.
Untuk membuat penelitian bisa berjalan lancar, tentunya butuh untuk membuat proposal pendanaan penelitian. Nah, dalam tahapannya, ada dua periode yang bisa dilakukan untuk membuat proposal pendanaan, yaitu dengan multi tahun dan mono tahun.
Pada multi tahun, dosen bisa mengajukan proposal hibah yang dilakukan untuk beberapa tahu sekaligus. Sayangnya, tiap multi tahun itu setiap satu kali projek membutuhkan waktu 3 tahun. Sedangkan bagi Anda yang ingin menjadi reviewer nasional, seorang dosen harus memiliki 3 projek besar yang harus digarap.Berbeda dengan periode multi tahun, periode mono tahun lebih cenderung simple, karena digunakan untuk mengajukan sebuah penelitian pendanaan setiap tahunnya.
Untuk mengawali penelitian yang baik, menurut Prof. Arif Muntasa, seorang dosen harus bisa membaca profil sendiri. Tak hanya itu saja, dosen harus memperhatikan potensi diri yang dimiliki juga.
“Sebelum melakukan penelitian, dosen harus mengetahui potensi yang menempel pada diri sendiri seperti apa. Potensi yang dimiliki tersebut harus diperhatikan dengan baik,” tegas Prof. Arif saat Webinar Strategi Memperoleh Hibah Nasional SEVIMA pada Selasa (12/10) lalu.
Agar penulisan proposal untuk hibah penelitian bisa berjalan dengan lancar, Prof. Arif berbagi tips yang harus dilakukan untuk menulis proposal tersebut.
Baca juga: Monitoring Aktifitas Penelitian Lebih Mudah dengan SIM LITABMAS
3 komponen penting yang diperhatikan dalam proposal
Terdapat 3 komponen penting yang harus diperhatikan dalam penulisan sebuah proposal dana hibah penelitian. Beberapa hal yang harus diperhatikan tersebut antara lain: 1. Rekam jejak Dalam sebuah penelitian, tentunya ada rekam jejak yang harus diikutsertakan di dalam proposal. Namun, menurut Prof. Arif, tak semua rekam jejak tersebut bisa dinilai. Ini disebabkan karena rekam jejak saat Anda mengawali penelitian, biasanya tidak akan dinilai. Bisa jadi rekam jejak tersebut dipertimbangkan saat dilampirkan. Agar proposal yang Anda ajukan bisa goal, Prof. Arif menyarankan untuk menulis rekam jejak ini secara spesifik. Arah penelitian yang dilakukan harus benar-benar jelas dan tentunya detail. Maka dari itu, setelah melakukan penelitian tersebut Anda harus menyertakan rekam jejak yang sangat membantu Anda bisa mempengaruhi penilaian pada pendanaan tersebut. Terlebih bila penelitian tersebut adalah penelitian yang didanai, Anda harus berada pada perangkingan maksimal pada posisi 100. Inilah yang akan menguatkan Anda lebih mudah untuk memenangkan dana hibah dalam penelitian. Untuk lebih jelas mendapatkan rekam jejak yang bagus, Anda bisa mengambil hasil karya Anda yang sudah dimuat pada buku ber ISBN, jurnal internasional, prosiding dll. 2. Substansi dokumen Hal yang paling penting ketika melakukan penyusunan proposal, bisa Anda lihat pada bagian yang ini. Substansi dokumen yang dilampirkan pada proposal tersebut akan dinilai secara keseluruhan. Nah, substansi ini bisa dibagi menjadi beberapa komponen, antara lain:- Relevansi
- Road map
- TKT
- Kesesuaian jadwal kegiatan
- Subtansi Mitra
- Salah kamar, yaitu tidak sesuai dengan skim
- Tidak ada novelty atau mengulang penelitian yang sudah ada
- State artinya kurang
- Tidak sinkron dengan rencana kegiatan.
Share artikel: