Buletin SEVIMA Edisi 1: Pemotongan Anggaran dan Dilema Perguruan Tinggi

Pemotongan anggaran pendidikan tinggi di awal 2025 menjadi tantangan besar bagi banyak perguruan tinggi di Indonesia. Berkurangnya dana operasional, terhambatnya pembangunan kampus, hingga sulitnya pendanaan riset menjadi realitas yang harus dihadapi.

Bagaimana kampus dapat tetap berjalan optimal di tengah keterbatasan anggaran? Dalam buletin SEVIMA pekan ini, kami mengangkat tema "Pemotongan Anggaran dan Dilema Perguruan Tinggi"—membahas dampaknya serta solusi strategis yang dapat diterapkan, termasuk digitalisasi kampus yang terbukti mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan akademik.

Tahun 2025 diawali dengan kebijakan baru pemerintah terkait efisiensi anggaran belanja negara. Dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, pemerintah mengamanatkan efisiensi anggaran sebesar Rp306,69 triliun yang mencakup berbagai sektor, termasuk pendidikan tinggi.

Pemotongan dana sebesar Rp14,3 triliun yang dialami oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikti-Saintek) bukan sekadar angka, melainkan keputusan yang membawa konsekuensi nyata. Universitas, institut, dan politeknik yang sebelumnya mengandalkan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) kini harus mencari cara untuk tetap menjalankan kegiatan akademik dan administratif dengan anggaran yang lebih ketat.

Bagi sebagian besar perguruan tinggi, pemangkasan anggaran ini memaksa mereka untuk melakukan efisiensi dalam berbagai aspek. Sejumlah universitas mulai mengurangi jumlah dosen tidak tetap, sementara riset—yang menjadi tulang punggung inovasi akademik—semakin sulit mendapatkan pendanaan. Selain itu, operasional kampus juga terdampak, mulai dari pengurangan layanan mahasiswa hingga terbatasnya fasilitas pendukung akademik.

Perguruan tinggi yang sebelumnya berencana memperbarui laboratorium atau membangun ruang kelas kini harus menunda bahkan membatalkan proyek tersebut.

Dalam kondisi ini, kampus tidak hanya menghadapi tantangan internal, tetapi juga harus menjaga kepercayaan masyarakat. Bagaimana mereka dapat meyakinkan mahasiswa dan orang tua bahwa pendidikan yang diberikan tetap berkualitas meskipun anggaran semakin terbatas? Sebuah dilema besar yang memerlukan solusi konkret dan berkelanjutan.

Yuk, segera download Buletin SEVIMA Edisi 1 di sini:

Please enable JavaScript in your browser to complete this form.

TERIMA KASIH atas kontribusi Anda dalam memajukan pendidikan di Indonesia!
Yuk, download Ebooknya. GRATIS!

Mockup

Kesulitan Mengelola Kampus?

Dapatkan Sistem Informasi Akademik (SiakadCloud) yang dapat memudahkan Anda dalam mengelola administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi.

×