4 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar: Strategi Sukses Menyusun Kalender Akademik dan SKS Perkuliahan untuk Mempersiapkan Tahun Ajaran Baru Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 25 Sep 2023

Mengenal Kurikulum OBE, Apa Bedanya dengan Kurikulum Lama?

Seprila Mayang SEVIMA

SEVIMA.COM– Pengembangan kurikulum di perguruan tinggi kerap menjadi sebuah tantangan baru bagi para civitas akademi kampus. Pengaplikasian kurikulum di perguruan tinggi ini akan memudahkan perguruan tinggi membentuk sumber daya manusia (SDM) yang capable sesuai dengan kebutuhan industri.

Baru-baru ini muncul istilah Outcome Based Education (OBE) sebagai kurikulum baru di perguruan tinggi. Lalu, apa bedanya kurikulum OBE dengan kurikulum sebelumnya? Bagaimana penerapan kurikulum OBE di perguruan tinggi? Simak di bawah ini, ya.

Baca juga: Bagaimana Konsep dan Penilaian Outcome Based Education (OBE)?

Apa itu kurikulum OBE?

Outcome Based Education (OBE) merupakan kurikulum yang mengacu pada outcome. Sehingga tidak materi saja yang harus diaplikasikan di dalam kelas, namun juga mempersiapkan bagaimana lulusan (outcome) yang telah dibekali kemampuan untuk menghadapi dunia kerja.

Ketika kampus menerapkan kurikulum OBE, artinya kampus tersebut juga ikut mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Jadi melalui penerapan program ini, perguruan tinggi akan lebih siap memproyeksikan lulusannya bisa bersaing di dunia global.

Mengapa perguruan tinggi menggunakan kurikulum OBE?

Perkembangan teknologi yang semakin pesat akan memunculkan kesenjangan baru di dunia pendidikan. Lulusan (outcome) dituntut untuk lebih adaptif dengan kebutuhan dunia kerja. Nah, melalui kurikulum OBE ini, perguruan tinggi akan lebih mudah menjembatani lulusan mendapatkan skill yang dibutuhkan di dunia kerja. Kurikulum OBE dirancang untuk menciptakan lulusan sesuai kebutuhan industri.

Apa bedanya kurikulum OBE dan kurikulum lama?

Sebelum mengenal istilah kurikulum OBE, kita pasti kerap kali cukup akrab dengan kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Lalu apa bedanya?

Menurut penjelasan dari Assoc. Prof. Wahyudi Agustiono, Ph.D  pada Webinar SEVIMA pada (01/09) lalu, sebenarnya kedua kurikulum ini hampir sama. Namun kurikulum OBE lebih adaptif dan dapat diakui di dunia kerja

“Antara kurikulum KKNI dan OBE sebenarnya hampir sama. Bedanya, kompetensi pada kurikulum KKNI harus lebih distandarisasi. Sedangkan pada kurikulum OBE standarnya lebih adaptif. Sehingga kurikulum OBE lebih bisa diakui di dunia kerja,” paparnya.

Perbedaan keduanya bisa dilihat dalam proses belajar mengajar di kelas. Pada kurikulum lama, dosen biasanya menyiapkan seluruh materi sebelum mengajar di dalam kelas. Namun, saat menggunakan kurikulum OBE, dosen lebih memikirkan kompetensi apa yang dimiliki oleh mahasiswa. Dari kompetensi mahasiswa itulah, dosen bisa memikirkan materi dan metode apa yang perlu terapkan kepada mahasiswa. Sehingga, saat mahasiswa lulus nanti sudah memiliki kemampuan sesuai kebutuhan dunia kerja.

Assoc. Prof. Wahyudi juga menyampaikan bahwa kurikulum OBE merupakan kurikulum KKNI yang sudah dievaluasi. Tahapan yang ada pada kurikulum KKNI memiliki peran sebagai tahapan dasar (bahan dasar) untuk membuat kurikulum OBE.

“Jika diteliti lebih dalam, kurikulum OBE ini sebenarnya adalah kurikulum KKNI yang sudah dilakukan evaluasi,” tegasnya.

Apa saja yang perlu dievaluasi pada Kurikulum OBE?

Dalam kurikulum OBE ini 3 poin yang akan dilakukan proses evaluasi, antara lain:

1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) atau Course Outcome 

Pada tahapan ini, yang akan dievaluasi adalah kompetensi yang dimiliki mahasiswa setelah mengampu mata kuliah yang diikuti. Normalnya, proses ini akan diadakan setiap semester (UAS), pertengahan semester (UTS), atau saat pembahasan materi selesai (Kuis). Namun, idealnya adalah setelah selesai semester. Jadi, nilai CPMK ini akan dapat digunakan untuk mengukur CPL akhir  mahasiswa.

2. Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) atau Program Outcome 

Program Outcomes adalah evaluasi capaian mahasiswa saat lulus. Evaluasi ini dilakukan dengan mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mempersiapkan data yang dicapai saat mahasiswa lulus. Dengan CPL ini bisa digunakan untuk mengetahui kompetensi dari lulusan perguruan tinggi.

Transkrip CPL tidak berupa mata kuliah yang dipelajari, namun menunjukkan kemampuan lulusan dan dilengkapi juga dengan laporan dalam bentuk visual. Misalnya dengan menggunakan spider chart, sehingga data yang disajikan lebih informatif.

3. Program Educational Objective (PEOs)

Evaluasi ini dilakukan kepada lulusan setelah beberapa tahun. Fungsinya untuk melakukan evaluasi kompetensi lulusan dalam karir dan kehidupan. Di tahun pertama setelah lulus, biasanya akan digunakan untuk penilaian IKU. Lanjut di tahun kedua, proses evaluasi dilakukan untuk memenuhi tracer study. Sedangkan jangka waktu empat hingga lima tahun digunakan untuk mengevaluasi kurikulum.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa kurikulum OBE ini masih erat hubungannya dengan kurikulum lama, yaitu KKNI. Namun, kurikulum OBE ini lebih mengacu pada capaian lulusan. Untuk itu, kurikulum OBE sangat penting dalam mendukung kebijakan program MBKM.

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×