3 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar Nasional: Strategi Sukses Mengelola Administrasi Keuangan Sekolah & Yayasan Pendidikan Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 24 Apr 2024

Strategi Sukses Meningkatkan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi

Liza SEVIMA

SEVIMA.COM – Keberhasilan sebuah perguruan tinggi bisa dilihat dari hasil penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Namun, untuk meningkatkan nilai IKU tersebut butuh strategi dan upaya yang optimal untuk menghasilkan output yang sesuai.

Menurut Wahyudi Agustiono, Ph.D., selaku Pakar dan Praktisi Akreditasi dan Product Researcher SEVIMA bahwa ketika perguruan tinggi dapat meningkatkan IKU dan  meningkatkan mutu perguruan tinggi, mahasiswa sebagai stakeholder juga akan dapat merasakan beberapa manfaatnya. 

“Jika perguruan tinggi dapat meningkatkatkan IKU, tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas mutu perguruan tinggi namun juga mahasiswa yang turut merasakan value yang diberikan selama masa perkuliahan,” jelas Wahyudi dalam Webinar Nasional Strategi Sukses Meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Jum’at (22/03). 

Lalu bagaimana agar perguruan tinggi dapat meningkatkan nilai poin Indikator Kinerja Utama (IKU)? Berikut pembahasannya. 

Pentingnya Meningkatkan Indikator Kinerja Perguruan Tinggi

Guna meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 8 menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai tolok ukur kinerja sebuah perguruan tinggi. Maka untuk mempertahankan kualitas dan kinerja, perguruan tinggi perlu untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan IKU. 

Perguruan tinggi seringkali menghadapi masalah seperti lulusan yang tidak relevan dengan dunia industri, layanan yang masih belum optimal, dan berbagai permasalahan lagi. Bahkan menurutnya, 80% lulusan tidak bekerja sesuai dengan bidangnya. 

“80% lulusan tidak bekerja sesuai prodi semasa kuliah, sehingga pertanyaannya apakah lulusan atau perguruan tingginya yang salah? Ini jadi refleksi diri agar pengelolaan kampus dapat menjadi lebih baik,” jelasnya 

Maka dengan adanya IKU, perguruan tinggi dapat mengoptimalkan berbagai aspek untuk mencapai tujuan yakni menghasilkan lulusan yang unggul, bermanfaat, dan sukses. 

Strategi Meningkatkan IKU Perguruan Tinggi

Tak sampai disitu, agar masalah ini tidak berlarut-larut. Wahyudi dalam Webinar ini juga menjelaskan cara dan strategi agar perguruan tinggi dapat meningkatkan nilai IKU perguruan tinggi. 

IKU 1 – Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak

Poin IKU 1 dinilai melalui presentasi lulusan berhasil memiliki pekerjaan, melanjutkan studi, dan menjadi wiraswasta. Agar nilai pada poin ini semakin maksimal maka perlu untuk menyiapkan data Trace Study dan mengumpulkan data lulusan.

“Data yang dinilai adalah mahasiswa yang telah lulus sejak 12 bulan. Lulusan dinilai dari pekerjaan, melanjutkan studi, dan wiraswasta dan memiliki gaji lebih dari UMR. Ini menjadi arahan agar menyiapkan penerapan kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan seperti menerapkan kurikulum outcome based education (OBE) dengan fokus pada apa yang dibutuhkan mahasiswa ketika lulus,” ujar Wahyudi.

IKU 2 – Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus

Untuk memenuhi poin IKU, perguruan tinggi perlu mendorong berbagai kegiatan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. Salah satu contohnya adalah membuat kebijakan seperti MBKM Kemendikbud, mengadakan MBKM Mandiri, dan berbagai kegiatan lainnya. Perguruan tinggi juga dapat membuat strategi konversi terhadap beberapa kegiatan ekstrakurikuler untuk membuat mahasiswa lebih termotivasi. 

“Perguruan tinggi dapat membuat kebijakan integrasi pembelajaran dengan ekstrakurikuler untuk meningkatkan IKU melalui prestasi. Jadi dapat diberikan kebijakan khusus misalnya diberi, outcomenya bisa dikonversi menjadi nilai skripsi. Sesuai Permendikbudristek No.53 skripsi kini tidak wajib,” lanjutnya

IKU 3 – Dosen Berkegiatan di Luar Kampus

IKU ketiga berkaitan dengan kegiatan tridharma perguruan tinggi. Untuk meningkatkan poin ini, perguruan tinggi dapat  bekerja sebagai praktisi di dunia industri, membimbing, dan berkegiatan di luar program studi. 

“Untuk poin ini saya melakukan kegiatan di luar kampus di Malaysia dan Australia lalu sebagai prakitisi di SEVIMA, jadi saya bisa dikategorikan sebagai subjek pelaku IKU. Nah untuk melakukan kegiatan ini bisa diajukan langsung pada admin untuk dicatat di PDDikti atau dicatat di SISTER bagian riwayat,” tambahnya

IKU 4 – Praktisi Mengajar di Dalam Kampus

Untuk memenuhi poin IKU 4, perguruan tinggi dapat menghadirkan praktik mengajar di dalam kampus. Hal ini ditujukan agar mahasiswa dapat lebih aktif di dunia industri. 

“Untuk poin ini ditujukan agar dosen atau praktisi memiliki kompetensi yang sesuai dengan dunia industri. Poin ini dapat dipenuhi dengan cara dosen menjadi wirausahawan atau founder, freelancer, atau khusus untuk dosen yang mengajar di bidang seni dapat memiliki pengalaman melalui kreasi indepent atau menampilkan karya hingga menjadi kurator ataupun juri,” menurut Wahyudi terkait bagaimana agar penilaian di IKU 4 dapat dioptimalkan. 

IKU 5 – Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat

Dosen kini tidak hanya untuk berorientasi pada sesi pembelajaran mahasiswa, namun juga diwajibkan untuk berkontribusi. Guna memenuhi poin ini, perlu dibuat kebijakan seperti penyelarasan MBKM Mandiri yang bekerja sama dengan sektor pemerintah daerah.

“Dosen dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah yang berdampak pada peningkatan ekonomi dan membantu branding sektor pariwisata. Untuk mendorong bisa berkontribusi, perguruan tinggi dapat mempertimbangkan jam mengajar yang dikurangi sebagai strategi tercapainya poin ini, “ lanjutnya

IKU 6 – Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia

Untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, IKU mendorong agar program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia. Agar poin ini dapat terwujud, perguruan tinggi dapat mencari berbagai mitra seperti perusahaan multinasional, perusahaan teknologi, startup, dan perusahaan lainnya. 

“Untuk mewujudkan poin IKU 6, perguruan tinggi dapat melakukan proyek pendataan matching fund, penelitian, hingga menciptakan startup melalui kerja sama berbagai industri. Strategi ini perlu disesuaikan dengan program studi agar mendapatkan mitra yang sesuai dengan program studi,” jelas dosen Universitas Trunojoyo Madura yang ikut berperan dalam pelaksanaan IKU 6. 

IKU 7 – Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif

Kelas yang kolaboratif dan partisipatif berdampak baik untuk transfer knowledge antara dosen dan mahasiswa. Agar tercapainya poin IKU 7, perguruan tinggi menyusun strategi untuk menyusun kurikulum Outcome Based Education (OBE) dan MBKM. 

Peran teknologi juga dibutuhkan agar kelas dapat berjalan optimal, perguruan tinggi perlu mengembangkan Learning Management System (LMS) untuk memenuhi kebutuhan belajar dan mengajar. 

“Pada penilaian poin IKU 7 akan melihat bagaimana berapa SKS, kuliah tidak hanya teori tanpa ada kasus nyata. Maka penilaian berfokus pada diskusi, project, presentasi, sehingga proses penilaian menggunakan berbagai macam cara,” tambah Wahyudi.

IKU 8 – Program Studi Berstandar Internasional

IKU terakhir adalah program studi berstandar internasional. Pak Wahyudi menjelaskan mengapa poin IKU 8 ini mengharuskan perguruan tinggi memiliki akreditasi internasional. Hal ini ditujukan agar kampus dapat meningkatkan standar dan kualitas sesuai dengan standar internasional.

“Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menghimbau agar perguruan tinggi mendapatkan akreditasi internasional untuk membuktikan bahwa pendidikan nasional setara dengan dunia internasional,” jelas Wahyudi mengenai pentingnya meningkatkan mutu dan kualitas perguruan tinggi sebagai penilaian IKU pada poin 8.

Akreditasi internasional merupakan salah satu strategi dalam menunjukkan kualitas pendidikan di suatu perguruan tinggi. Maka untuk melengkapi poin ini, perguruan tinggi dapat membenahi berbagai sektor di perguruan tinggi untuk kemudian mengajukan akreditasi pada lembaga mandiri. 

Baca juga: Dapatkan Talent Berpotensi Melalui SEVIMA Karirlink

SEVIMA Karirlink & Tracer Study Bantu Tingkatkan IKU 1 Perguruan Tinggi

Permasalahan terkait pengumpulan data tracer study ini memang sering menjadi problematika karena sering kali alumni tidak mengisi data tracer study. Padahal data ini sangat penting sebagai penilaian IKU pada poin 1. 

Untuk membantu perguruan tinggi mengatasi permasalahan tersebut, kini SEVIMA merancang modul Tracer Study. Melalui modul ini, perguruan tinggi dapat lebih mudah dalam menelusuri data dan pekerjaan alumni. 

Modul ini dirancang untuk memenuhi standar Dikti, dan juga dapat berfungsi sebagai alat evaluasi serta pengembangan bagi perguruan tinggi dengan memanfaatkan data dari alumni. 

Modul Tracer Study SEVIMA Platform menyediakan berbagai fasilitas yang dapat diakses oleh alumni, perguruan tinggi, dan perusahaan melalui ponsel. Dengan fitur-fiturnya, kampus dapat mengatasi berbagai permasalahan tracer study, seperti kehilangan kontak dengan alumni. Berikut keunggulan Modul Tracer Study SEVIMA Platform ini.

1. Tidak Lagi Lost Contact dengan Alumni

Kendala kampus yang sering kehilangan kontak dengan alumni kini bisa sirna menggunakan fitur yang ada di Modul Tracer Study. Ketika mahasiswa wisuda, secara otomatis akan di-record di dalamnya. Sehingga data alumni akan selalu aman dan kecil kemungkinan untuk hilang.

2. Survey Tracer Study Lebih Ringkas

Menurut beberapa survei yang terjadi di lapangan, alumni mengaku sangat malas menjawab pertanyaan pada pelaksanaan tracer study. Untuk mengantisipasi hal tersebut, SEVIMA Platform memberikan solusi yang berbeda. Pertanyaan tracer study pada modul tracer study SEVIMA dirancang dengan pertanyaan yang ringkas dan mencakup beberapa tipe pertanyaan dari beberapa lembaga (LAM, Kemdikbud, dan BAN-PT). Sehingga para alumni lebih mudah melengkapi kuesioner tersebut.

3. Meningkatkan Rasa Awareness Alumni

Untuk meningkatkan rasa awareness alumni bisa dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya mengadakan event untuk alumni semacam job fair yang bisa dilakukan melalui portal lowongan kerja. Event seperti ini akan membantu melihat potensi unggul yang dimiliki oleh alumni. SEVIMA Platform, hadir dengan modul tracer study yang bisa membantu kampus Anda mengadakan kegiatan semacam ini. 

  1. Terdapat Ribuan Lowongan Kerja

Agar para lulusan bisa langsung mengakses dan mendapatkan kerja, para lulusan butuh informasi lowongan yang mereka butuhkan. SEVIMA Karirlink saat ini sudah memiliki ribuan lowongan yang dapat diakses langsung oleh para lulusan, sehingga memudahkan lulusan kampus mendapat kerja dengan mudah. Dan bagi kampus tentu akan mendapat manfaat, karena lulusannya terserap dengan cepat oleh industri. Sehingga nila IKU poin 1 dapat meningkat.

Baca juga: Karirlink Jadi Jawaban Agar Mahasiswa Siap Terjun ke Dunia Usaha dan Industri (DUDI)

Itu tadi penjelasan lengkap mengenai strategi sukses meningkatkan IKU di perguruan tinggi. Bagi Anda yang tertarik dengan modul Karirlink & Tracer Study, yuk segera hubungi tim SEVIMA

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×