9 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar : Mengenal SNPMB 2025 serta Strategi PTN – PTS dalam Membuka Gelombang Pendaftaran & Mempromosikan Penerimaan Mahasiswa Baru Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 02 Jan 2025

3 Langkah Jitu Memulai Implementasi Kurikulum OBE di Perguruan Tinggi

Liza SEVIMA

Mengetahui berbagai urgensi dan manfaat Outcome Based Education (OBE), tidaklah cukup. Kampus juga harus segera menyiapkan kuda-kuda, bagaimana mulai implementasi kurikulum OBE.

SEVIMA.COMUntuk membagikan inspirasi bagaimana mengimplementasikan kurikulum OBE, SEVIMA melakukan Wawancara Khusus kepada Ibu Yulia, S.T., M.Kom., Product Researcher SEVIMA & Dosen Universitas Kristen Petra Surabaya. Pengalamannya mengawal implementasi OBE selama beberapa tahun di kampus, dikupas tuntas untuk mengajak para perguruan tinggi sukses membekali para mahasiswanya dengan skill dan kompetensi yang mumpuni.

Wawancara khusus ini juga telah diterbitkan di Youtube SEVIMA dengan kata kunci “#Ngomik OBE”, dan bisa disimak segenap pembaca majalah.

Berdasarkan pengalaman Bu Yulia, bagi kampus yang ingin memulai implementasi OBE, apa yang perlu dilakukan?

Sesuai dengan namanya, Outcome Based Education adalah suatu pembelajaran yang berbasis pada luaran atau outcome. Jadi fokusnya adalah, menyusun perkuliahan yang menekankan pada apa yang siswa akan bisa lakukan dengan akhir di masa pembelajaran.

Untuk memastikan fokus tersebut, kita bisa melakukan implementasi OBE dengan tiga bagian, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan ini sangat luas, tidak hanya merencanakan kurikulumnya, tapi juga memahami dan memobilisasi civitas akademika, untuk sama-sama menyukseskan OBE.

Kenapa memahami dam mobilitas civitas akademika penting?

Karena merekalah yang akan implementasi OBE. Mereka diantaranya ada program studi, karena dia yang akan merencanakan sekaligus mengimplementasikan. Selain itu ada tim kurikulum, yang biasanya di bentuk program studi, dan bisa beranggotakan struktural program studi, dosen, atau koordinator pengampu mata kuliah.

Mereka juga yang nantinya akan membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS). RPS ini perlu didesain dengan konsep OBE. Disamping juga memastikan pelaksanaan OBE dalam perkuliahan. Para dosen pengampu akan melaksanakan proses pembelajaran berbasis OBE, tidak hanya di dalam kelas tapi juga setelah selesai, karena OBE bersifat Continuos Improvement (peningkatan/pembelajaran yang berkelanjutan).

Dalam tahap perencanaan, apa yang perlu dilakukan kampus?

Tentu diawali dengan merencanakan kurikulum. Untuk itu, kordinator pengampu program studi perlu membuat RPS. Di dalam RPS, akan ada yang disebut Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK), yang pembuatannya diturunkan dari Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). Sehingga sebaiknya ada mapping dari CPMK ke CPL, agar muncul itu di mata kuliah: pmbelajaran, materi, dan aktivitas, yang bisa terukur hasilnya untuk capaian mahasiswa.  

Selanjutnya, perencanaan perlu dilakukan dengan menyusun rencana tiap pertemuan. Kita perlu rencanakan pertemuan satu sampai enam belas, yang di setiap pertemuan perlu ditentukan materi apa yang akan diajarkan di hari tersebut. Dalam penyusunannya, nanti akan ditentukan capaian pembelajaran yang perlu diukur, plus metode dan teknik assesment (penilaiannya). Baik itu metode pengajaran, metode penilaian. 

Tujuannya, agar kita bisa mengetahui mahasiswa kompetensinya seperti apa yang didapat setelah ikut kuliah, dan dosen menjadi sistematis dalam mengajar. 

Dosen pengajar saat ini tidak boleh cuma sekedar “ah saya mau ngajar apa”, karena harus bisa diukur kemampuan mahasiswa sejauh mana, lengkap dengan targetnya hari ini bisa apa, besok bisa apa.

Untuk perencanaan OBE, ibu sebut bahwa perlu menyusun metode pembelajaran dan penilaian. Bagaimana caranya?

Biasanya kita menggunakan Taksonomi Bloom (hierarki keterampilan berpikir). Yang levelnya paling bawah itu remember (mengingat). Kalau kita ingin mahasiswa kita mampu mengingat, maka metodenya mungkin ceramah.

Tapi ketika CPL dan CPMK kita ingin lebih tinggi, misal mahasiswa understand (memahami), maka ceramah agak susah, metodenya harus yang lain. Misalnya praktek. Assesmentnya juga tidak bisa tes tulis, tapi perlu kerja praktek, demo, presentasi.

(sumber: https://i.pinimg.com/originals/84/a2/a3/84a2a3869628b7806544396c5f530a85.jpg)

Berlanjut ke bagian kedua yaitu pelaksanaan, apakah artinya dosen pengampu yang mengajar harus mengikuti RPS?

Semua harus melakukan, mau tidak mau, bahkan dosen tamu dari luar pun ketika mengajar juga mengikuti kurikulum yang sudah dibuat koordinatornya, sesuai dengan tertulis

Idenya adalah, enggak tanya lagi, besok ngajar apa ya. Karena sudah ada rencananya.

Tapi bukan berarti dosen ini hanya sebagai user atau aktor. Konsep OBE menghadirkan perubahan paradigma, dosen bukan lagi berpikir saya hari ini mengajar apa. Tapi berubah konsep pemahaman dosen menjadi, hari ini saya mau mahasiswa bisa apa.

Keputusan atas “mau mahasiswa bisa apa” akan mengantakan dosen menentukan materi apa, metode apa, dan teknik assesment apa untuk mengukurnya.

Tahap ketiga untuk monitoring dan evaluasi dalam OBE, apa yang perlu dilakukan?

Inti dari OBE adalah continous improvment (perbaikan berkelanjutan). Secara bertahap kita lakukan, gunanya menjadi perbaikan di perkuliahan berikutnya atau di semester berikutnya, agar sesuai dengan goal utama OBE: anak sukses bisa apa.

Evaluasi bisa dilakukan di setiap pertemuan, agar di pertemuan berikutnya kita tidak mengulang lagi kesalahan yang sama, dan diperbaiki di pertemuan berikutnya. Evaluasi juga bisa dilakukan di akhir semester, untuk melihat CPMK mana yang rata-ratanya masih kurang, agar menjadi evaluasi dan perbaikan di level berikutnya

Evaluasi berikutnya perlu dilakukan di level program studi. Caranya bisa dilakukan oleh tim mutu program studi, melakukan evaluasi dari CPL tiap angkatan, rata-rata tiap angkatan, CPL mana yang masih kurang, dan dipetakan. Nanti program studi bisa melihat, mata kuliah mana yang menyebabkan CPL belum tercapai.

Dengan pendekatan holistik, evaluasi di tiap pertemuan, tiap semester, dan di level program studi, perubahan bisa berlangsung pararel. Bisa berubah secara instan, langsung diubah di pertemuan selanjutnya, atau diubah secara bertahap di semester depan.

Bagaimana harapan ibu dari kampus dalam mengimplementasikan tahap-tahap OBE?

Implementasi OBE yang sukses akan bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswa dan kampus itu sendiri, tapi juga untuk industri dan masyarakat luas. Anak ketika lulus dari kampus bisa terukur dan jelas, kompetensinya apa saja, berapa persen kompetensi itu terpenuhi, tidak hanya sekedar nilai transkrip A-B-C.

Katakanlah kerjasama tim, dia kompeten 100%, itu akan muncul di transkrip dan diberikan ketika lulus. Secara otomatis, berbasis data, dan terukur dengan angka.

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×