Hari ini - Event Webinar Executive Forum: Strategi Sukses Memimpin Kampus dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di Jawa Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 23 Nov 2020

Bertempur dengan Medan untuk Mencari Sinyal, Oleh: Rajiv Hendra (STKIP Kristen Wamena, Papua)

Fadhol SEVIMA

Cerita: Rajiv Hendra-STKIP Kristen Wamena, Papua
Cerita ini Terpilih Menjadi 15 Finalis dalam Lomba Sharing Operator SEVIMA

Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan, itulah yang dilakukan para pahlawan milisi pro kemerdekaan Indonesia dan tentara Britania dan India Britania dalam pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945 lalu. Banyak catatan sejarah yang ditulis tentang Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Meskipun kalah dan kehilangan anggota dan persenjataan, pertempuran yang dilancarkan pasukan Republik membangkitkan semangat bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan menarik perhatian internasional. Belanda tidak lagi memandang Republik sebagai kumpulan pengacau tanpa dukungan rakyat. Pertempuran ini juga meyakinkan Britania untuk mengambil sikap netral dalam revolusi nasional Indonesia; beberapa tahun kemudian, Britania mendukung perjuangan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan akhirnya memperoleh kemenangan. (Sumber Wikipedia)

Itulah sejarah singkat Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Sejarah mencatat bahwa sebenarnya pejuang Arek-arek Suroboyo kalah dalam segi anggota maupun peralatan dalam melawan tentara Inggris. Tapi apa yang membuat pejuang-pejuang tersebut menang dalam pertempuran Surabaya 10 November 1945??

Jawabannya adalah semangat juang yang tinggi dan strategi mereka yang cukup cerdik. Sekali lagi semangat mereka yang membuat mereka meraih kemerdekaan. Tidak peduli dengan apapun bahkan nyawa mereka korbankan demi suatu kemerdekaan.

Begitu juga dengan Pejuang Operator PDDIKTI yang seharusnya mencontoh semangat Pejuang Arek-arek Suroboyo dalam mencapai pelaporan yang optimal. Sebelumnya, apa itu Operator PDDIKTI? Operator PDDIKTI adalah tenaga kependidikan yang mempunyai tugas mengelola semua data Perguruan Tinggi baik itu data dosen, data mahasiswa, data alumni, dan semua data lainnya yang berhubungan dengan Perguruan Tinggi yang nantinya akan dilaporkan kepada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi atau disingkat PDDIKTI.

Pada tahun 2017, terdapat 4.498 Perguruan Tinggi se-Indonesia menurut data Menristekdikti yang disampaiakan oleh Bapak Mohamad Nasir yang dilansir dari ayokuliah.id. Itu berarti terdapat 4.498 Operator PDDIKTI yang berjuang dalam melaporkan data mereka ke PDDIKTI. Salah satu dari pejuang tersebut adalah saya.

Saya salah satu pejuang operator pada salah satu Perguruan Tinggi di Papua, yaitu STKIP Kristen Wamena, yang tepatnya berada pada Kabupaten Jayawijaya, Kecamatan Wamena. Banyak kendala yang saya alami ketika menjadi Operator PDDIKTI. Mulai dari letak geografis sampai kepada hal-hal sepele yang menyangkut data mahasiswa.

Melihat dari letak geografis, Wamena masuk kedalam daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Jaringan internet yang ada masih di bawah rata-rata jika dibandingkan pada kota-kota diluar Papua khususnya Wamena. STKIP Kristen Wamena terletak kurang lebih 7 kilometer dari pusat kota. Itu menunjukkan bahwa jaringan internet pada lokasi ini belum terjangkau oleh jaringan internet. Jaringan di kota Wamena saja lambat terlebih lagi pada lokasi kami yang jauh dari kota tersebut. Terdapat 1 atau 2 Base Transceiver Station (BTS) yang sudah ada pada daerah kampus kami, namun tetap saja jaringan masih lambat. Namun baru-baru saja internet di Wamena sangat bagus dari sebelumnya ketika salah satu provider internet meningkatkan performanya pada massa pandemic covid-19.

Banyak tawaran solusi internet oleh provider internet berupa VSAT atau pengadaan satelit internet, itupun masih belum menjawab kebutuhan kami Operator PDDIKTI di Wamena. Kenapa? karena beberapa provider tersebut masih lemah dalam signal upload (untuk upload masih sangat lemah) karena untuk aktifitas sinkronisasi membutuhkan signal upload yang cukup dan selain itu juga biaya yang dikeluarkan untuk membeli VSAT tersebut juga tergolong sangat mahal.

Itulah kendala utama Operator PDDIKTI yang berada di daerah 3T, sangat berjuang untuk melakukan sinkronisasi ke dalam server pusat. Sampai pada pengalaman saya yang berjuang sinkronisasi dari pergi ke warnet disaat orang-orang sudah tertidur lelap alias jam kecil pada waktu pagi hari, sampai kepada melakukan sinkronisasi di dapur pada saat saya mendapatkan kontrakan yang baru, itupun yang jaga jaringan di laptop adalah isteri saya. Rasa lucu juga, kenapa ya jaringan dijaga, padahal kalau putus sinkronisasi ya kembali mengulang sinkronisasinya. 

Tapi kenapa harus di dapur saat melakukan sinkronisasi?? Iya, karena ada tetangga kami yang mempunyai jaringan VSAT yang tidak jauh dari lokasi kami tinggal dan jaringan tersebut menjawab kebutuhan kami meski jaringan tersebut hanya sampai kedalam dapur rumah kami. Itupun kami melakukan sinkronisasi PDDIKTI pada malam hari, karena lalu lintas data internet dan server longgar ketika pada malam hari.

Selain kendala pada jaringan, kendala-kendala yang lain juga sangat banyak. Mulai dari kendala pada mahasiswa yang tidak mempunyai data yang lengkap, hingga tuntutan waktu yang diberikan bagi Operator PDDIKTI untuk melaporkan data-datanya. Karena sebagian besar Operator PDDIKTI masih menggunakan sistem manual atau tidak menggunakan sistem SIAKAD.

Kendala bagi keberadaan Operator pun masih belum diakui oleh pemerintah alias Operator PDDIKTI selalu dikucilkan dalam peranannya, padahal operator PDDIKTI adalah “ujung tombak’ dalam sebuah Perguruan Tinggi. Pemerintah masih belum membuat kebijakan untuk seorang Operator PDDIKTI diangkat menjadi PNS atau pegawai yang ada jaminan dalam kesejahteraannya, sehingga tidak heran kalau seorang operator PDDIKTI selalu berganti dari orang lain ke lainnya dan data tidak menjadi semakin bagus tapi malahan menjadi buruk karena keberadaanya tadi yang tidak diakui oleh pemerintah. Pemerintah harap untuk memerptimbangkan hal ini, karena jika data yang didapat oleh pusat buruk, siapa yang rugi??? Yang akan rugi juga pemerintah sendiri dalam hal ini Pusdatin dalam bidang pendidikan. Pemerintah harus mempertimbangkan ini, karena semakin hari data akan semakin akan mahal. Maka dari itu angkat seorang Operator PDDIKTI dan gaji mereka yang mahal karena yang mereka urus juga data yang mahal. Tidak percaya, tunggu tanggal mainnya.

Suatu hari pengalaman saya disuruh untuk mencetak transkip beberapa mahasiswa dan harus selesai pada hari itu juga dan saya membuatnya dengan cara manual, padahal pekerjaan saya tidak hanya membuat transkip nilai saja. Singkat cerita, saya googling untuk mendapatkan informasi dengan mengetik keyword “membuat transkip otomatis” dan tidak sengaja saya mendapatkan link SEVIMA. Dihalaman tersebut saya mendownload aplikasi Sevima GooFeeder versi gratis, dan setelah saya membuka aplikasi tersebut, sungguh sangat luar biasa. Aplikasi yang sangat lengkap untuk sebuah versi gratis. Saya juga mendapatkan menu untuk membuat transkip nilai secara otomatis. Dari situ saya mulai menggunakan Sevima versi gratis hingga sekarang untuk menjawab keperluan-keperluan khusus. Perlu diketahui bahwa Sevima adalah aplikasi yang sangat menjawab kebutuhan kampus, mulai dari sistem import data mahasiswa, sistem penerimaan mahasiswa baru, cetak transkip nilai secara otomatis, elektornik pembayaran, hingga LMS pun disediakan. Pokonya sangat lengkap. Saya sangat senang dengan aplikasi SEVIMA ini meski kampus kami masih belum siap menggunakannya karena jaringan di tempat kami yang belum memadai. Operator PDDIKTI sudah terbantu dengan adanya SEVIMA GoFeeder, sekarang saatnya dari kita sendiri untuk mengobarkan semangat, untuk mencapai pelaporan PDDIKTI yang optimal.

Seorang Operator PDDIKTI harus mempunyai daya juang yang tinggi. Kita harus mencontoh seperti pejuang arek-arek Suroboyo untuk memperoleh kemerdekaan. Mereka terbatas dan kalah dalam segala upaya mereka, akan tetapi semangat mereka tak pernah padam. Begitu juga operator PDDIKTI, walaupun banyak kendala untuk memperjuangkan data-data ke PDDIKTI, jangan pernah menyerah, tetap semangat. Jangan melihat seberapa honormu, jangan melihat seberapa banyak beban kerjamu, lakukan dengan penuh semangat dan daya juang yang tinggi. 

Semangat Pejuang Operator PDDIKTI, tetap kobarkan api semangatmu !!! Salam MERDEKA untuk Pejuang PDDIKTI !!!

#pejuangPDDikti

#SharingBerhadiahSEVIMA.

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×