7 Hari Lagi - Sebelum Event PELATIHAN – KOPDAR CIKARANG : Kupas Tuntas Aturan Automasi Akreditasi seputar Batas Penurunan Mahasiswa Baru, Rasio Dosen Mahasiswa, dan Strategi Promosi PMB Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Liputan Media

Apa itu Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi? Pelajari Sejarah dan Program Unggulannya

30 Jan 2025

SEVIMA.COM – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) adalah kementerian yang bertugas menyelenggarakan dan melaksanakan kebijakan di bidang Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Dikutip dari Wikipedia, institusi ini sebelumnya bernama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), kemudian setelah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, kementerian tersebut dipecah menjadi tiga yakni Kemdiktisaintek, Kementerian Kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen). 

Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro ditunjuk dan dilantik sebagai Menteri Diktisaintek pada  21 Oktober 2024, bersama dengan Kabinet Merah Putih di Istana Negara. Kementerian ini diberi nama Kemdiktisaintek karena pendidikan tinggi juga mencakup aspek sains dan teknologi, mengingat tujuan pendidikan tinggi adalah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi.

Sejarah Kemdiktisaintek

Mengutip laman Kemendikbud.go.id, awal kemerdekaan institusi ini bernama Kementerian Pengajaran dengan menteri yang pertama dalam sejarah Republik Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Pada saat itu kementerian masih sangat sederhana, semakin berkembang terjadi perubahan nama menjadi Kementerian Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (PP dan K) pada tahun 1950. Yang menonjol pada era ini adalah lahirnya payung hukum legal formal di bidang pendidikan yaitu UU Pokok Pendidikan Nomor 4 Tahun 1950.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri era demokrasi parlementer. Kondisi demikian mengubah status kementerian menjadi menteri muda, yang mana kementerian yang mengurusi pendidikan dibagi menjadi tiga menteri muda. Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil dipegang Dr. Prijono, Menteri Muda PP dan K dipegang Sudibjo, dan Menteri Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat dipegang Sujono.

Pada masa era Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto, kebijakan di bidang pendidikan cukup banyak dan beragam mengingat orde ini memegang kekuasaan cukup lama yaitu 32 tahun. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain kewajiban penataran P4 bagi peserta didik, normalisasi kehidupan kampus, bina siswa melalui OSIS, ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan atau EYD, kuliah kerja nyata (KKN) bagi mahasiswa, merintis sekolah pembangunan, dan lain-lain. Pada era ini tepatnya tahun 1978 tahun ajaran baru digeser ke bulan Juni. Pembangunan infrastruktur pendidikan juga berkembang pesat pada era Orde Baru.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Orde Baru antara lain Dr. Daud Joesoef, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, Prof. Dr. Faud Hassan, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, dan Prof. Dr. Wiranto Aris Munandar.

Setelah berjaya memenangkan enam kali Pemilu, Orde Baru pada akhirnya sampai pada akhir perjalanannya. Dikenal dengan era Reformasi, kabinet hasil Pemilu 1999 dipimpin oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Pada masa ini kementerian berganti menjadi departemen, yang disebut dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan kemudian diubah menjadi Departemen Pendidikan Nasional dengan menunjuk Dr. Yahya Muhaimin sebagai Menteri Pendidikan Nasional.

Pada tahun 2001, sidang istimewa MPR mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Di era pemerintahan Presiden Megawati, Mendiknas dijabat Prof. Drs. A. Malik Fadjar, M.Sc. 

Pemilihan Umum 2004 dan 2009 rakyat Indonesia memilih presiden secara langsung. Pada dua pemilu tersebut Susilo Bambang Yudhoyono berhasil terpilih menjadi presiden. Selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mendiknas dijabat Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA., dan Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh.

Pada tahun 2011 istilah departemen diganti menjadi kementerian dan pada tahun 2012 bidang pendidikan dan kebudayaan disatukan kembali menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan pendidikan di era reformasi antara lain perubahan IKIP menjadi universitas, reformasi undang-undang pendidikan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Ujian Nasional (UN), sertifikasi guru dan dosen, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pendidikan karakter, dan lain-lain.

Setelah Menteri Mohammad Nuh, posisi Mendikbud dijabat oleh Anies Rasyid Baswedan (27 Oktober 2014 — 27 Juli 2016) yang masuk dalam Kabinet Gotong Royong Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kemudian pada tanggal 27 Juli 2016 Muhadjir Effendy menggantikan Anies Rasyid Baswedan sebagai Mendikbud.

Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo melantik Nadiem Anwar Makarim sebagai Mendikbud di era Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Pada tahun 2021, Kementerian Riset dan Teknologi digabungkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). Kementerian ini dipimpin oleh Nadiem Anwar Makarim yang dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 28 April 2021.

Pada era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Kemdikbudristek kembali dipecah menjadi tiga yakni Kemdiktisaintek, Kementerian Kebudayaan, dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen). Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro ditunjuk dan dilantik sebagai Menteri Diktisaintek pada  21 Oktober 2024, bersama dengan Kabinet Merah Putih di Istana Negara. 

Struktur dan Organisasi

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 133/P Tahun 2024 tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode Tahun 2024-2029, yang ditetapkan pada tanggal 20 Oktober 2024, Prof. Dr. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro ditunjuk sebagai Menteri Diktisaintek. Satryo merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan menyelesaikan Ph.D. di University of California, Berkeley, Amerika Serikat.

Ia juga bergabung bersama tim Japan International Cooperation Agency (JICA) sebagai perancang gedung Fakultas Teknik Universitas Hasanudin, Gowa, Sulawesi Selatan. Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih Satryo antara lain berhasil memperoleh Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB pada Maret 2010 dan mendapatkan Bintang tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia pada 3 November 2016.

Dalam kepemimpinannya Satryo dibantu oleh dua wakil menteri yakni Prof. Dr. Fauzan, M.Pd dan Prof. Stella Christie, Ph.D. Prof Fauzan merupakan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kelahiran Kediri, Jawa Timur. Pada tahun 2016, Fauzan diamanahi tanggung jawab sebagai Rektor UMM selama dua periode hingga 2024. Di era kepemimpinannya, ia berhasil mencapai target rekognisi internasional dengan memperbanyak prestasi dan kerja sama di tingkat internasional.

Selama menjabat sebagai rektor, Fauzan juga menggagas beberapa program, yakni; Program Profesor Penggerak Pembangunan Masyarakat (P3M) sebagai pemberdayaan akademis untuk terjun langsung ke masyarakat terutama di pedesaan untuk memberikan pendampingan di berbagai bidang. Serta menginisiasi pembentukan Center of Excellence (CoE) dan Center for Future Work (CFW) sebagai jembatan antara mahasiswa dan industri. Dari program tersebut, Fauzan diangkat menjadi guru besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Indonesia UMM pada Mei 2023.

Sedangkan Prof Stella merupakan seorang akademisi ilmu kognitif kelahiran Medan pada tanggal 11 Januari 1979. Ia merupakan alumni dari dua universitas ternama di dunia yaitu Harvard University dan Northwestern University. Stella menjadi guru besar di Tsinghua University, Beijing, Tiongkok, dan menjabat sebagai Direktur Child and Cognition Center sekaligus Ketua Penelitian Laboratorium Otak dan Kecerdasan dan Departemen Psikologi Tsinghua University sejak tahun 2018 lalu.

Sementara itu, Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Kemdiktisaintek yakni Togar Mangihut Simatupang sebagai Sekretaris Jenderal, Khairul Munadi sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Fauzan Adziman sebagai Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Ahmad Najib Burhani sebagai Direktur Jenderal Sains dan Teknologi, Chatarina Muliana sebagai Inspektur Jenderal, M. Hasan Chabibie sebagai Staf Ahli Bidang Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Nur Syarifah sebagai Staf Ahli Bidang Regulasi.

Peran dan Fungsi

Tugas dan fungsi Kemdiktisaintek sesuai dalam Peraturan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 1 Tahun 2024, antara lain Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan sub-urusan pemerintahan di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Sementara ada 10 fungsi dari Kemdiktisaintek yang wajib dijalankan yakni: 

  1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan tinggi;
  2. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi;
  3. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi;
  4. Pelaksanaan kebijakan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di perguruan tinggi dalam rangka melaksanakan tridharma perguruan tinggi;
  5. Pelaksanaan fasilitasi dosen dan tenaga kependidikan dan penyelenggaraan pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan, dan teknologi;
  6. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian;
  7. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian;
  8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian;
  9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur di lingkungan Kementerian; dan
  10. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

Program dan Inisiatif Unggulan

Mengutip dari keterangan pers yang dirilis pada 3 Januari 2025, Menteri Satryo menyampaikan tentang paradigma baru kebijakan pendidikan tinggi dalam mendukung Asta Cita, 8 program hasil terbaik cepat, 17 program prioritas, dan tantangan strategis bangsa Indonesia.

“Kita akan lihat mana-mana yang menjadi tugas kami di Kementerian. Dari 8 visi Presiden-Wakil Presiden (Asta Cita), maka kami terlibat di tiga Asta Cita, tiga misi,” ujar Satryo.

Pada Asta Cita, Kemdiktisaintek mengambil 3 peran yang melibatkan Ditjen Pendidikan Tinggi, Ditjen Sains dan Teknologi, serta Ditjen Riset dan Pengembangan. Peran pertama pada Asta Cita nomor 2 tentang memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa. Kemudian di nomor 4 tentang pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan. Serta nomor 5 tentang hilirisasi dan industrialisasi.

Kemdiktisaintek berperan dalam mencetak dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional. Selain itu, Kemdiktisaintek berusaha membangun sekolah-sekolah unggul terintegrasi di provinsi, dan memperbaiki sekolah-sekolah yang perlu renovasi.

Sementara dalam 17 program prioritas, Kemdiktisaintek berperan dalam membangun bangsa dan negara sesuai dengan mencapai swasembada pangan, energi, dan air, penguatan pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi. Selain itu, menurutnya juga terkait penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan, anak, serta penyandang disabilitas.

“Kemdiktisaintek juga berperan mengenai pelestarian lingkungan hidup serta melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi berbasiskan Sumber Daya Alam (SDA) dan maritim,” terangnya.

Tentang Kemdiktisaintek

Alamat: Jalan Jenderal Sudirman, Gedung D, Senayan, Jakarta 10270

Pusat Panggilan: 126

Laman/Website: kemdiktisaintek.go.id

Instagram: instagram.com/kemdiktisaintek.ri

X (twitter): x.com/Kemdiktisaintek

Facebook: facebook.com/kemdiktisaintek

Tiktok: @Kemdiktisaintek

Youtube: @kemdiktisaintek

Foto: Dok. Setkab

Diposting Oleh:

Erna SEVIMA

Tags:

diktisaintek Kementerian diktisaintek

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

Video Terbaru

Career Connect: Sinergi Kampus & Industri Mewujudkan Lulusan Kompeten

×