Kontak Kami

Berita

Atlas FUSHPI Hadiri Langsung Pembukaan AICIS 2025 di Universitas Islam Internasional Indonesia

30 Oct 2025

SEVIMA.COM – Suasana penuh semangat akademik terasa sejak pagi ketika para peserta Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS+) 2025 mulai berdatangan ke lokasi pembukaan di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Depok. Ajang ilmiah tahunan yang digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia ini menjadi wadah bergengsi bagi para akademisi, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai universitas dalam dan luar negeri untuk berdiskusi dan berbagi hasil penelitian terkini seputar pemikiran Islam. Di antara ribuan peserta yang hadir, tampak delegasi dari UIN Raden Fatah Palembang, yakni Azrianti Ishamiyah (Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi), Muhammad Mirzan (Program Studi Ilmu Hadis), dan Hedhri Nadhiran, M.Ag (Kaprodi Ilmu Hadis).

Kehadiran mereka pada pembukaan AICIS menjadi simbol nyata komitmen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUSHPI) dalam mendukung atmosfer ilmiah dan keterlibatan aktif mahasiswa di forum akademik nasional. Setelah tiba di Jakarta–Depok sehari sebelumnya, ketiganya kembali berkoordinasi sejak pagi untuk berangkat bersama menuju venue utama UIII. Mereka sepakat bertemu di satu titik penjemputan yang telah ditentukan oleh panitia, di sekitar kawasan Margonda Depok. Dari titik tersebut, seluruh peserta AICIS dijemput oleh bus khusus yang disediakan panitia menuju area kampus UIII.

Suasana pagi itu begitu semarak. Ratusan peserta dari berbagai daerah tampak berbaris menunggu giliran naik ke dalam bus, mengenakan seragam identitas masing-masing kampus dengan penuh kebanggaan. Di antara keramaian itu, terlihat Azrianti, Mirzan, dan Pak Hedhri berdiri bersama membawa conference kit mereka. Wajah mereka memancarkan antusiasme tinggi. “Rasanya luar biasa bisa berada di tengah begitu banyak akademisi dari seluruh Indonesia. Ini bukan hanya konferensi, tapi juga ruang pertemuan ide dan pengalaman,” ujar Azrianti dengan senyum semangat sebelum menaiki bus.

Perjalanan menuju kampus UIII diiringi pemandangan kota Depok yang mulai ramai di pagi hari. Dalam perjalanan itu, para peserta tampak saling berkenalan dan berbincang ringan mengenai tema-tema yang akan mereka bahas di konferensi. Bagi Azrianti dan Mirzan, momen ini menjadi kesempatan berharga untuk memperluas jejaring akademik dan berdialog dengan mahasiswa serta peneliti dari universitas lain. Sementara itu, Pak Hedhri memberikan arahan singkat kepada kedua mahasiswanya agar memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin, tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai bagian dari komunitas ilmiah yang siap berdiskusi dan belajar.

Setibanya di lokasi, para peserta diarahkan menuju area registrasi utama yang terletak di gedung auditorium kampus UIII. Proses registrasi berlangsung tertib dan penuh kehangatan. Panitia menyambut para peserta dengan ramah, memberikan tanda pengenal, jadwal acara, serta perlengkapan konferensi. Setelah proses registrasi selesai, peserta diarahkan menuju ruang utama pembukaan. Aula megah UIII tampak dipenuhi ratusan akademisi, pejabat kementerian, serta undangan dari berbagai perguruan tinggi Islam di Indonesia dan luar negeri.

Acara pembukaan AICIS 2025 dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang menggema penuh khidmat, diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars AICIS. Seluruh peserta berdiri dengan khidmat, menandai dimulainya forum ilmiah yang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI menegaskan bahwa AICIS bukan hanya ruang ilmiah, tetapi juga ruang kolaborasi lintas disiplin dalam menghadirkan Islam yang solutif, moderat, dan relevan dengan tantangan global. Tema besar AICIS tahun ini, “Reimagining Islamic Knowledge for a Sustainable Civilization”, menjadi seruan bagi seluruh akademisi untuk menjadikan keilmuan Islam sebagai dasar pembangunan peradaban berkelanjutan.

Bagi para delegasi dari ATLAS FUSHPI, kehadiran langsung dalam acara pembukaan tersebut memberikan pengalaman yang luar biasa. Mereka dapat menyaksikan secara langsung bagaimana atmosfer akademik nasional dibangun dengan kolaborasi yang luas antara para peneliti dan dosen dari berbagai daerah. Muhammad Mirzan menuturkan kesannya, “Kegiatan ini membuka mata kami bahwa dunia akademik Islam di Indonesia begitu dinamis dan terbuka. Melihat para profesor, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai kampus duduk bersama dalam satu forum membuat kami semakin bersemangat untuk terus belajar dan menulis.”

Usai pembukaan resmi, acara dilanjutkan dengan kuliah umum (keynote speech) yang disampaikan oleh sejumlah tokoh akademik internasional. Para peserta dari UIN Raden Fatah tampak menyimak dengan penuh perhatian. Diskusi mengenai perkembangan kajian Islam, psikoterapi sufistik, dan tantangan moral generasi digital yang dibahas dalam sesi tersebut menjadi bahan refleksi yang relevan dengan tema penelitian mereka sendiri. Dalam sela-sela istirahat, Azrianti dan Mirzan berkesempatan berbincang dengan beberapa peserta dari universitas lain yang tertarik dengan tema artikel mereka tentang Dhikr Soundscape dan Childfree in Hadith Perspective. Pertukaran ide dan kartu nama berlangsung hangat, menandakan semangat akademik yang hidup.

Tidak hanya menghadiri pembukaan dan kuliah umum, mereka juga aktif mengikuti agenda sosial yang diselenggarakan oleh panitia, seperti sesi foto bersama, ramah tamah, dan makan siang di area kampus. Suasana kebersamaan antar peserta terasa kuat, diwarnai semangat persaudaraan ilmiah yang melintasi batas daerah dan institusi. Pak Hedhri terlihat berbincang dengan beberapa dosen dari universitas lain tentang peluang kolaborasi riset dan publikasi. Sementara Azrianti dan Mirzan memanfaatkan waktu untuk mengobservasi suasana konferensi, mencatat hal-hal penting yang bisa menjadi inspirasi dalam kegiatan akademik ATLAS selanjutnya di Palembang.

Sore harinya, setelah seluruh rangkaian pembukaan selesai, mereka kembali berkumpul di titik penjemputan untuk pulang ke hotel masing-masing. Meskipun hotel mereka berbeda, jaraknya yang saling berdekatan memudahkan untuk kembali bersama dalam satu rute transportasi. Di dalam perjalanan pulang, mereka saling bertukar cerita dan refleksi atas pengalaman hari itu. “Saya merasa seperti sedang menyaksikan sejarah akademik Islam Indonesia bergerak. Semua yang hadir di sini memiliki semangat yang sama: menjadikan ilmu sebagai cahaya peradaban,” ujar Pak Hedhri dengan nada bangga.

Bagi Azrianti dan Mirzan, pengalaman menghadiri pembukaan AICIS menjadi bukti bahwa perjuangan menulis, meneliti, dan mempresentasikan karya bukanlah perjalanan yang sia-sia. Mereka merasakan secara langsung atmosfer besar dari dunia keilmuan yang sesungguhnya—sebuah ruang yang menuntut dedikasi, keberanian, dan semangat kolaborasi. Dalam catatan mereka, AICIS bukan sekadar konferensi, tetapi titik temu antara idealisme dan realitas akademik yang sesungguhnya.

Kehadiran delegasi ATLAS FUSHPI di acara pembukaan AICIS 2025 menjadi langkah penting dalam menegaskan peran UIN Raden Fatah Palembang di kancah keilmuan nasional. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya membawa nama kampus, tetapi juga membawa semangat keilmuan yang lahir dari tradisi literasi dan penelitian yang kuat. Pengalaman berharga ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus menulis, berani tampil, dan mengambil bagian dalam membangun wacana keilmuan Islam yang progresif dan berorientasi pada kemaslahatan umat.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Hedhri di akhir hari, “Kita mungkin datang dari daerah yang jauh, namun semangat keilmuan tidak mengenal jarak. Selama ada niat dan usaha, mahasiswa Palembang pun bisa berdiri sejajar dengan para pemikir besar dari seluruh Indonesia.” Kata-kata itu menjadi penutup yang hangat dari hari yang penuh makna — hari ketika ATLAS FUSHPI UIN Raden Fatah Palembang resmi menapakkan langkah di forum akademik nasional AICIS 2025 dengan penuh kebanggaan, dedikasi, dan harapan besar bagi masa depan keilmuan Islam.

Sumber: uinssc.ac.id

Diposting Oleh:

Vinggi SEVIMA

Tags:

AICIS+ Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang Universitas Islam Internasional Indonesia

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

Video Terbaru

🔴LIVE - Webinar Nasional: Strategi Sukses Menulis Artikel SCOPUS Pertama dan Mendapatkan ID Scopus