Ketua Humas IAIN Parepare Dr Suherman: Akreditasi Unggul Tonggak Penting Sejarah
14 Dec 2025
25 Oct 2025
Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (24/10) — Di negeri berpenduduk lebih dari 270 juta jiwa, segelas susu masih terasa mahal bagi banyak keluarga. Konsumsi susu Indonesia tercatat jauh di bawah rata-rata ASEAN, padahal di dalamnya ada beragam nutrisi penting bagi tumbuh kembang anak, penguatan imunitas, hingga pencegahan stunting—masalah klasik yang belum tuntas.
Kementerian Pertanian mencatat konsumsi susu nasional baru sekitar 16 liter per kapita per tahun, tertinggal dari Malaysia dan Thailand yang berada di kisaran 30–40 liter. Prof. Dr. Apris A. Adu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, menilai angka ini sebagai sinyal serius bagi mutu sumber daya manusia Indonesia. “Kita perlu meningkatkan konsumsi susu karena ini merupakan kebutuhan pada masa pertumbuhan anak-anak,” tegasnya. Ia mengingatkan, “Angka stunting yang tinggi salah satunya dipengaruhi oleh konsumsi susu yang rendah.”
Prof. Apris menjelaskan, rendahnya konsumsi susu dipengaruhi kombinasi faktor ekonomi dan persepsi sosial. Daya beli rumah tangga yang terbatas membuat sebagian keluarga sulit menjangkau susu. Di sisi lain, masih ada anggapan bahwa minum susu setara dengan menikmati teh atau kopi, padahal nilai gizinya berbeda jauh. Karena itu, perubahan cara pandang menjadi pintu masuk perbaikan: anak-anak perlu dibiasakan budaya minum susu sejak dini.
“Masalah ekonomi kembali ke kondisi rumah tangga—ketidakmampuan untuk membeli susu,” ujar Prof. Apris. Di sisi lain, “masih ada image bahwa mengonsumsi susu sama dengan kopi atau teh,” sehingga nilai gizi susu kerap disamakan dengan minuman lain. Ia menambahkan produsen juga bisa membantu: “Para produsen perlu memberikan varian rasa yang banyak,” seraya menekankan pentingnya “dukungan pemerintah untuk memproduksi susu dalam negeri.”
Minimnya konsumsi susu berimbas langsung pada status gizi dan perkembangan anak. Kekurangan protein hewani, termasuk dari susu, menjadi salah satu faktor yang terkait dengan stunting. Prof. Apris menegaskan, susu bukan pelengkap semata; ia merupakan sumber gizi utama yang menunjang perkembangan otak, tulang, dan gigi, sehingga anak dapat tumbuh lebih sehat dan kuat.
Prof. Apris menekankan, “Susu adalah minuman kaya nutrisi; penting diberikan kepada anak-anak, terutama balita.” Lebih jauh, “susu dapat membentuk otak, tulang, dan gigi sehingga masa pertumbuhannya baik.” Konsumsi yang memadai mendukung anak “menjadi pintar dan tumbuh tinggi,” sekaligus membantu menekan risiko stunting.

Prof. Dr. Apris A. Adu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dalam Seminar SEVIMA di Momen Hari Susu Nasional
Tantangan juga bertambah karena di sisi hulu (supply), Indonesia masih bergantung pada impor susu karena tidak semua wilayah cocok untuk beternak sapi perah. Peternakan sapi perah memerlukan suhu dan lingkungan spesifik; salah satu contoh lokasi yang mendukung adalah kawasan Bogor. Di Nusa Tenggara Timur, pernah ada upaya pengembangan sapi perah, namun skalanya kecil dan cenderung untuk konsumsi rumah tangga. Ke depan, pemerintah perlu menyiapkan bibit sapi unggul yang adaptif, berproduksi tinggi, berkualitas baik, dan bebas penyakit.
“Sapi penghasil susu tidak di semua tempat bisa dikembangkan; ia butuh suhu yang baik—contohnya di daerah Bogor,” terang Prof. Apris. Di NTT, pernah ada upaya beternak sapi perah, “tetapi skalanya kecil dan hanya untuk konsumsi rumah tangga.” Karena itu, “pemerintah harus menyiapkan ternak sapi yang unggul, berproduksi baik, dan bebas penyakit, agar menghasilkan susu berkualitas.”

Prof. Dr. Apris A. Adu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dalam Pengukuhan Guru Besar bersama anak-anak.
Literasi gizi harus dimulai dari keluarga dan sekolah. Pemerintah, akademisi, dan media perlu bergerak bersama agar masyarakat memahami manfaat susu secara ilmiah dan aplikatif.
Kalangan kampus diharapkan menghadirkan solusi berbasis riset, termasuk pengembangbiakan sapi agar produksi susu dapat tersebar lebih merata di berbagai daerah, serta hasil riset mudah dihilirisasikan untuk industri dan masyarakat. Prof. Apris menilai perguruan tinggi memegang peran riset yang aplikatif: “Akademisi harus mampu melakukan riset berkualitas… dan dihilirisasi untuk industri serta dipakai langsung oleh masyarakat.” Ia menambahkan, “Harus riset. Kita harus berbasis riset,” termasuk mencari galur ternak yang tahan panas namun tetap menghasilkan susu yang baik.

Prof. Dr. Apris A. Adu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang dalam kolaborasi lintas sektor pemerintahan
Pemerintah, perguruan tinggi, LSM, dan media perlu berkolaborasi memastikan anak-anak dari Sabang hingga Merauke—termasuk Pulau Rote yang juga bagian dari NTT—mendapatkan akses susu yang terjangkau. Prinsipnya, kata Prof. Apris, “Adil itu dari Sabang sampai Merauke; anak-anak dari … Pulau Rote harus mendapatkan akses mengonsumsi susu dengan harga terjangkau dan murah.”
Sebagai akademisi kesehatan masyarakat, Prof. Apris menegaskan bahwa peningkatan konsumsi susu adalah investasi masa depan bangsa. Tujuannya melahirkan anak-anak Indonesia yang unggul, terampil, dan sehat—bukan hanya secara jasmani, tetapi juga mental. Dengan menyediakan pangan bergizi untuk anak, Indonesia diharapkan melangkah menuju Indonesia Emas 2045 dengan generasi yang lebih kuat.
“Mari mengonsumsi susu karena ia kaya nutrisi dan berdampak pada kesehatan anak—menurunkan stunting, meningkatkan kualitas hidup, bahkan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan balita,” ucapnya. Tujuannya jelas: “Kita memperoleh generasi yang unggul dan sehat… menuju Indonesia Emas 2045.”
Diposting Oleh:
Ilham SEVIMA
Tags:
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami