Penulis: Hendra Tanizar Universitas Katolik Darma Cendika Artikel ini Masuk dalam 10 Besar "Kompetisi Menulis SEVIMA #revolutionizeEducation" Kategori Mahasiswa
New Normal dalam Bidang Pendidikan
Istilah new normal tentu sudah mewarnai keseharian kita di Indonesia. Di tahun ini begitu banyak kejutan yang terjadi di negeri kita tercinta, salah satunya adalah pandemi COVID-19. Yang membuat kita semua harus tetap #DiRumahAja sambil menatapi layar gadget untuk menempuh pendidikan, WFH (Work From Home), dan lain-lain. Sudah hampir delapan bulan kita ditemani dengan kehadiran COVID-19 dan untungnya berbagai protokol kesehatan sudah dipersiapkan secara matang. Walaupun belum maksimal dalam hal penerapan, seperti memakai masker, rajin menjaga kebersihan tangan, menerapkan etika batuk dan bersin, dan social distancing. Tapi siapa sangka, ternyata kehadiran COVID-19 ini juga membawa banyak dampak positif untuk kehidupan kita, loh! Salah satunya, kita jadi lebih banyak me time, waktu bersama keluarga, terdorong untuk mempelajari hal baru, dan lebih menyadari tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan. Baik kesehatan fisik, maupun kesehatan mental.Upaya Pemerintah dalam Mengoptimalisasi Pendidikan di New Normal
Masa pandemi ini memicu pemerintah untuk menciptakan inovasi baru agar kehidupan berbangsa dan bernegara tetap optimal, terutama dalam bidang pendidikan. Sebagai generasi muda, tentu kita tetap tidak boleh menyepelekan yang namanya pendidikan, sebab aset tersebut sangatlah penting untuk kita. Masa pandemi tentu bukan menjadi penghalang kita dalam terus belajar dan terus berkarya. Justru tidak hanya pemerintah dan orang-orang penting, kita sebagai siswa dan mahasiswa pun seharusnya terdorong untuk mau berpikir tentang bagaimana inovasi baru yang seharusnya diterapkan di masa pandemi ini agar aktivitas pembelajaran dapat tetap berjalan dengan normal dengan tetap menjaga kesehatan. Apalagi mengingat anak-anak juga rentan terhadap COVID-19. Apabila kita bahas dalam segi pemerintah dan dinas pendidikan, sebenarnya apa saja upaya mereka agar pendidikan di Indonesia dapat tetap teroptimalisasi? Seperti yang kita ketahui, Tahun ajaran baru 2020/2021 sudah dimulai sejak 13 Juli yang lalu. Menyikapi hal ini, tentu Kemendikbud tidak tinggal diam. Dalam rangka tetap menjaga protokol kesehatan, Kemendikbud mengeluarkan sekitar 19 kebijakan pendidikan di era new normal guna mencegah dan meminimalisir penyebaran virus COVID-19. Diantaranya adalah melakukan tes COVID-19, mengukur suhu tubuh sebelum memasuki lingkungan sekolah, sosialisasi virtual, menerapkan social distancing pada posisi duduk siswa (berjarak 1,5 m), penggunaan disinfektan secara rutin, Pemberdayaan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan masih banyak lagi yang perlu diperhatikan oleh guru, siswa dan mahasiswa.Upaya yang dilakukan sebagai seorang Mahasiswa
Sebagai mahasiswa, tentu kita harus tetap semangat dalam menimba ilmu di tengah pandemi sekalipun. Serta jadikan masa pandemi ini sebagai peluang bagi kita, untuk terus berinovasi dan mengembangkan bakat kita yang selama ini masih terpendam. Jangan lupa juga, menghabiskan waktu bersama dengan keluarga juga sangat penting, loh. Yang namanya relasi tentu harus tetap terjalin walaupun kita harus menerapkan social distancing. Upaya dapat berjalan dengan maksimal apabila kita turut ikut serta dalam menjaga kesehatan dan memutus rantai penyebaran COVID-19. Di kampus saya, Universitas Katolik Darma Cendika, juga mempunyai beragam revolusi baru dalam menjamin kesehatan mahasiswa dalam menimba ilmu. Di Universitas saya, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan online dan juga offline namun dengan protokol kesehatan yang ketat. Contohnya seperti pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki area kampus, absen disertai dengan keperluan, apabila terbukti penting dan memerlukan tatap muka maka akan diijinkan memasuki area kampus dengan tetap memakai masker dan hand sanitizer. Tentunya, untuk mencegah penyebaran virus COVID-19, kampus saya menyediakan hand sanitizer dan sabun antiseptik di berbagai daerah yang rawan akan sentuhan. Serta penerapan social distancing ketika berada di lift, maksimal 5 orang dalam satu ruang lift dengan jarak dan aturan posisi tertentu. Social distancing juga diterapkan dalam KBM di kelas, tempat duduk dibuat berjarak sekitar 1,5 meter serta menerapkan etika batuk dan bersin.Upaya dalam Sistem daring
Dalam sistem daring, Salah satu revolusi UKDC adalah memanfaatkan teknologi pembelajaran e-learning melalui Edlink, yang dikembangkan oleh Sevima. Pembelajaran secara daring, juga dilakukan melalui media zoom, google meet, maupun WA Group yang dilaksanakan semaksimal mungkin.
Kesimpulan
Yang bisa disimpulkan pengalaman ini adalah belajar #DiRumahAja itu sendiri mempunyai banyak dampak positif apabila kita melihat dari sudut pandang yang berbeda. Contohnya, pengalaman ini melatih diri kita untuk beradaptasi dengan kehidupan serba online. Mulai dari KBM, bekerja, hingga bersosialisasi. Manfaat lainnya adalah kita jadi termotivasi untuk semakin produktif, menjaga kesehatan, dan mempunyai waktu lebih banyak bersama keluarga tercinta. Oleh karena itu, agar kegiatan dan revolusi pembelajaran dapat semakin maksimal, saya mempunyai beberapa tips dan trik yang bisa diterapkan oleh siswa maupun mahasiswa agar sukses beradaptasi dengan e-learning atau belajar online di masa pandemi.Tips and Trick
- Siapkan ruangan yang nyaman untuk belajar
- Tetap membuat catatan dari materi yang diberikan
- Pastikan internet tetap stabil dan gunakan earphone
- Selalu perhatikan arahan dan penjelasan dari guru atau dosen
- Aktif bertanya
Share artikel: