Kontak Kami

Berita

Mesin Pencacah Plastik Inovasi Unwiku, Solusi Kendali Lingkungan

16 Dec 2025

SEVIMA.COM – Tim peneliti Hilirisasi Pengujian Model dan Prototipe Universitas Wijayakusuma (Unwiku) Purwokerto mengembangkan mesin pencacah plastik untuk membantu mengurangi volume sampah sekaligus meningkatkan nilai ekonomis limbah plastik.

Mesin berkapasitas kurang lebih 30 kilogram per jam ini dirancang dengan sistem pisau berputar dan motor listrik berdaya 1 HP.

Hasil cacahan plastik berukuran 8 – 12 milimeter lebih mudah diolah kembali menjadi bahan baku produk daur ulang, seperti paving blok, bahan bangunan, maupun produk plastik baru.

Menurut salah satu tim peneliti, Tri Watiningsih ST MT, pengembangan inovasi mesin pencacah plastik ini dilatarbelakangi kondisi sampah plastik jenis polyethylene terephthalate (PET) dari botol dan gelas minuman sekali pakai yang menjadi penyumbang terbesar limbah rumah tangga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di daerah Banyumas, model pengelolaan sampah yang berbasis sosial dan budaya yang dilakukan secara adaptif, dapat memberikan keuntungan ekonomi, menampung tenaga kerja lokal dan keuntungan sosial lainya seperti kesehatan dan estetika, dan aktualisasi diri dalam kegiatan sosial budaya.

Pengolahan sampah masih terkonsentrasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seperti di kawasan Gunung Tugel.

Salah satu cara untuk mengurangi limbah plastik yaitu dengan daur ulang menjadi produk lain yang bisa digunakan.

Masyarakat yang memilah dan menjual gelas plastik bekas biasanya dibanderol dengan harga Rp 4.000–Rp 6.000 per kilogram.

Namun, sebelum proses daur ulang, sampah plastik yang diproses menjadi serpihan-serpihan cacahan plastik kecil atau dicacah maka nilainya meningkat hingga Rp8.000–Rp10.000 per kilogram.

“Nilai tambah ini menjadi daya tarik industri pengolahan limbah plastik dengan memanfaatkan pemulung dan pengepul sampah. Mesin ini diharapkan menjadi solusi skala kecil dan portable yang bisa dimanfaatkan oleh rumah tangga maupun pengepul, tanpa biaya besar seperti mesin industri,” kata dia.

Tri mengatakan, mesin pencacah plastik yang dibuat oleh tim dosen Unwiku bertipe crusher dengan perhitungan dan pemilihan bahan komponen mesin pencacah antara lain daya, mata pisau, poros, bantalan, pasak, transmisi sabuk-v dan puli yang memiliki dimensi 300 mm, 400 mm, 1100 mm dengan kontruksi yang sederhana serta mudah dioperasikan.

Proses pencacah plastik menggunakan satu buah poros dan silinder pisau sebagai dudukan pisau pencacah dengan jumlah tujuh buah mata pisau, lima buah pisau dinamis dan dua buah pisau statis.

Penggerak utama mesin pencacah plastik menggunakan motor listrik sebesar 1 hp dengan putaran motor 1400 rpm dan putaran poros pisau pencacah 260 rpm.

Menurut dia, selain berdampak pada lingkungan, inovasi ini juga berdampak secara sosial dan membuka peluang ekonomi baru.

Secara sosial, mesin pencacah sampah plastik dapat membantu mengurangi polusi plastik yang merusak lingkungan dan kesehatan, edukasi dan kesadaran, peningkatan kesejahteraan, mengubah pola pikir serta memberikan edukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah bagi masyarakat.

Artinya, selain memperoleh tambahan pendapatan dari hasil penjualan cacahan plastik, sekaligus berperan aktif dalam mengurangi pencemaran lingkungan.

“Secara ekonomi sirkular, limbah plastik diolah dan dimanfaatkan kembali, sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan baku baru, peningkatan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampah plastik mentah, sehingga memberikan insentif bagi masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik,” tambahnya.

Sementara anggota tim peneliti Unwiku, Yohana Nusruwening ST MT mengatakan, mesin pencacah plastik Unwiku telah melalui tahap uji coba dengan tingkat efisiensi pencacahan mencapai 95 persen untuk berat 100 gram, tetapi menurun menjadi 50 persen untuk berat 500 gram.

Meski masih berupa purwarupa, pengembangan lebih lanjut akan difokuskan pada peningkatan kualitas pisau, daya tahan material, dan kapasitas produksi.

“Untuk penyempurnaan perlu penggunaan pisau tipe crusher untuk pencacahan awal dan pencacahan akhir menggunakan tipe reel untuk menghasilkan daya potong yang tinggi sehingga mampu mencacah plastik yang lebih keras dan menghasilkan cacahan plastik yang lebih kecil. Selain itu perlu desain mata pisau yang lebih besar agar mampu mencacah banyak plastik,” ungkapnya.

Menurut Yohana, hasil dari mesin pencacah plastik ini bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan seperti paving blok, batu bata, campuran aspal maupun produk plastik daur ulang.

Dia menambahkan, dengan inovasi tersebut, tim peneliti Unwiku yang dibantu tiga mahasiswa Helmy Tino Saputra, Bagus Saputra dan M Fiqri berharap pengelolaan sampah plastik di Banyumas dan sekitarnya dapat dilakukan lebih merata, tidak hanya di tingkat industri tetapi juga di rumah tangga.

Sumber: banyumas.suaramerdeka.com

Diposting Oleh:

Vinggi SEVIMA

Tags:

inovasi perguruan tinggi Universitas Wijayakusuma

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

Video Terbaru

Berawal dari ruang kelas di STMM, karya Vidya Talisa Ariestya kini hadir di layar bioskop.