Univet Bantara dan Bank Indonesia Hadirkan Pojok Literasi Perbankan
18 Dec 2025
18 Dec 2025
SEVIMA.COM – Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) kembali mempertegas komitmennya sebagai pusat inovasi sains dan teknologi yang berdampak bagi masyarakat melalui gelaran Seminar dan Showcase Resona Saintek 2025. Agenda tahunan ini menghadirkan jajaran akademisi, praktisi, pelaku industri, hingga UMKM binaan untuk membahas peran kampus dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui riset pangan fungsional berbasis kearifan lokal.
Pada kegiatan yang berlangsung di Gedung H lantai 3 tersebut, hadir sebagai salah satu narasumber Ir. Endang Tien Maryuni, Kepala Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo. Ia didampingi para pemateri lain, termasuk Prof. Dr. Farida Nugrahani, M.Hum., Rektor Univet Bantara, Dr. Ir. Sri Hartati, M.P., serta perwakilan Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Ketahanan Pangan sebagai Agenda Strategis Bangsa
Dalam sambutannya, Prof. Farida Nugrahani menegaskan bahwa ketahanan pangan kini bukan sekadar isu nasional, melainkan tantangan global yang harus dihadapi dengan kolaborasi sains, teknologi, kebijakan publik, dan partisipasi masyarakat.
“Bangsa yang berdaulat adalah bangsa yang mampu memberi makan rakyatnya,” kutip Prof. Farida mengingatkan pesan Presiden Soekarno dalam pembukaan. “Kampus adalah pusat ilmu, pusat budaya, tempat lahirnya inovasi. Riset-riset Univet Bantara harus berdampak nyata bagi masyarakat, mulai dari kelompok tani, UMKM, hingga keluarga di rumah.”
Prof. Farida menyoroti sejumlah tantangan: perubahan iklim, degradasi lahan, rendahnya konsumsi pangan lokal, hingga ketergantungan pada impor. Semua itu menuntut inovasi pangan fungsional sebagai strategi adaptif sekaligus pelaku ekonomi kreatif berbasis budaya.
Pangan Fungsional Berbasis Kearifan Lokal
Melalui Program Resona Saintek, universitas ini memfokuskan riset pada pengembangan pangan fungsional dari bahan lokal – mulai dari serealia, umbi, tanaman herbal, hingga produk olahan lainnya yang memiliki nilai nutrisi dan khasiat tambahan.
Ketua Pelaksana Program Resona Saintek, Made Wedaswari, S.Sos., M.Si, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi jembatan antara penelitian akademik dan kebutuhan nyata masyarakat serta industri pangan.
“Kami ingin menjadi pusat kolaborasi. Inovasi kampus tidak boleh berhenti di laboratorium. Harus dimanfaatkan, dipasarkan, dan dikembangkan bersama masyarakat,” ujarnya. “Showcase ini menampilkan proyek, hasil uji riset, hingga prototype pangan fungsional yang siap diterapkan.”
Program ini didukung penuh Direktorat Diseminasi dan Pemanfaataan Sains dan Teknologi Kemendikbudristek, sebagai bagian dari kampanye tematik sains dan teknologi untuk mendukung misi Asta Cita Pemerintah mengenai swasembada pangan dan kemandirian bangsa.
Kehadiran Dinas Pangan: Penguatan Jejaring Kebijakan Riset Masyarakat
Kehadiran Ir. Endang Tien Maryuni menambah bobot diskusi, terutama terkait peran pemerintah daerah dalam memfasilitasi pemanfaatan hasil riset kampus dalam program pangan masyarakat.
“Pangan fungsional tidak hanya soal inovasi produk, tetapi juga edukasi, distribusi, dan akses bagi masyarakat. Pemerintah daerah siap bersinergi dengan kampus untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis potensi lokal,” ujarnya.
Peserta dari Berbagai Lapisan: Bukti Dampak Luas
Rangkaian acara Resona Saintek dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai kelompok masyarakat umum, UMKM binaan, kelompok tani, mahasiswa, hingga pelaku usaha lokal. Mereka tidak hanya mengikuti seminar, tetapi juga berinteraksi langsung dengan hasil riset unggulan kampus.
Prof. Farida berharap para peserta menjadi agen penyebar informasi: “Harapan saya, khususnya Ibu-ibu PKK dan UMKM, dapat menyebarluaskan ilmu yang mereka dapat kepada masyarakat. Dengan begitu, edukasi ketahanan pangan bisa menjangkau lingkungan rumah tangga hingga komunitas,” jelasnya.
Rangkaian Acara: Dari Seminar, Showcase, hingga Diseminasi Program
Kegiatan yang dipandu moderator Sulis Setiyono, M.Hum., berlangsung melalui beberapa agenda inti:
Sambutan Rektor dan Ketua Panitia
Paparan ilmiah dari para narasumber
Sesi tanya jawab
Showcase riset sains dan teknologi
Program sosialisasi Samsat dan PMB Kemitraan
Pertemuan dengan guru BK
Penutupan oleh Ivan Prapanca Wardhana, M.Pd.
Para peserta memperoleh sejumlah manfaat, mulai dari pengetahuan baru, seminar kit, hingga e-sertifikat narasumber kementerian.
Dukungan Kementerian: Apresiasi dan Harapan
Dalam sambutannya, perwakilan Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemendikbudristek mengapresiasi Universitas Veteran Bangun Nusantara yang telah mengangkat kekuatan pangan fungsional Indonesia berbasis kearifan lokal.
“Ini adalah contoh nyata sinergi sains dan budaya demi kemandirian pangan bangsa. Semoga kegiatan ini menghasilkan kolaborasi baru dan inovasi berkelanjutan,” disampaikan dalam sambutan resmi.
Kesimpulan: Laboratorium Pangan Masa Depan Dimulai dari Kampus
Resona Saintek 2025 menjadi momentum penting bagi Univet Bantara untuk menunjukkan identitasnya sebagai kampus yang tidak hanya melahirkan riset, tetapi juga menghubungkannya dengan masyarakat.
Inovasi pangan fungsional yang dikembangkan bukan hanya menjawab isu ketahanan pangan, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif berbasis kekayaan lokal.
Dengan dukungan kementerian, peran serta jejaring akademik-praktisi, kampus ini menegaskan peran strategisnya sebagai pusat pengetahuan yang berdampak dan relevan terhadap agenda bangsa.
Sumber: kabarjoglo.com
Diposting Oleh:
Vinggi SEVIMA
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami