IPI Garut Mantapkan Posisi Sebagai Kampus Unggul Usai Raih Akreditasi Tertinggi BAN-PT
15 Dec 2025
SEVIMA.COM – Pemerintah mendorong sekolah untuk lebih aktif mempersiapkan peserta didiknya menghadapi Tes Kemampuan Akademik (TKA), yang akan digelar secara nasional pada November 2025. Hal ini disampaikan oleh Dr. Yeni Anistyasari, S.Pd., M.Kom., dalam Webinar SEVIMA dengan tema Kiat Sukses Persiapan Tes Kemampuan Akademik dan Rintis Kerjasama Penerimaan Mahasiswa Baru.
Yeni menjelaskan bahwa TKA merupakan asesmen nasional yang berfungsi mengukur capaian akademik siswa secara objektif dan terstandar. “TKA adalah asesmen standar nasional yang dirancang untuk mengukur capaian akademik murid pada mata pelajaran tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku,” ujarnya.
Ia menegaskan, pelaksanaan TKA bersifat sukarela dan terbuka bagi siswa yang siap secara akademik. “TKA bersifat tidak wajib, sehingga murid memiliki kebebasan untuk mengikutinya tanpa paksaan, dan ditujukan bagi mereka yang merasa siap serta membutuhkannya,” katanya.
Menurut Yeni, seluruh pelaksanaan TKA dibiayai oleh negara maupun pemerintah daerah untuk memastikan pemerataan kesempatan belajar. “TKA diselenggarakan tanpa pungutan biaya, seluruh proses dibiayai oleh negara atau pemerintah daerah agar setiap murid memiliki akses yang setara tanpa hambatan ekonomi,” tuturnya.
Ia menambahkan, hasil TKA tidak menentukan kelulusan siswa. “TKA dimaksudkan untuk melengkapi sistem penilaian yang ada saat ini, tidak menggantikan penilaian oleh satuan pendidikan,” tegasnya.
Meski demikian, hasil TKA dapat menjadi bahan pertimbangan seleksi ke jenjang pendidikan berikutnya, seperti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan seleksi lainnya.
Yeni menjelaskan bahwa TKA hadir sebagai solusi atas perbedaan standar penilaian antar sekolah. “TKA menjadi salah satu bahan pertimbangan seleksi ke jenjang pendidikan selanjutnya seperti SNBP dan seleksi lainnya, serta menyetarakan hasil belajar jalur pendidikan formal dan nonformal,” paparnya.
Peserta TKA meliputi siswa SD kelas 6, SMP kelas 9, SMA/MA/SMK kelas 12, serta SMK program empat tahun (kelas 13). Mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan dua mata pelajaran pilihan sesuai minat siswa, seperti Fisika, Kimia, Biologi, atau Ekonomi.
Untuk tingkat SMA dan SMK, pelaksanaan TKA dijadwalkan pada 3–9 November 2025, sedangkan jenjang SD dan SMP akan dilaksanakan sekitar Maret hingga April 2026. Seluruh pelaksanaan dilakukan berbasis komputer secara nasional.
Dalam sesi paparannya, Yeni memberikan sejumlah tips agar sekolah dapat mempersiapkan siswa secara efektif. Ia menekankan pentingnya pembelajaran berbasis pemahaman dan latihan berbentuk simulasi.
“Sekolah sebaiknya tidak hanya fokus pada latihan soal, tetapi juga menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa,” katanya. Ia juga menyarankan agar sekolah memanfaatkan tryout berbasis komputer sebagai sarana latihan dan evaluasi kemampuan siswa sebelum ujian berlangsung.
Selain itu, sekolah juga dapat melakukan pemetaan capaian akademik untuk mengetahui kelemahan tiap siswa. “Pendekatan individual dalam pembinaan bisa membantu sekolah menyiapkan strategi belajar yang lebih tepat sasaran,” tambahnya.
Selain menyiapkan siswa menghadapi TKA, Yeni mendorong sekolah agar mulai menjalin kerja sama strategis dengan perguruan tinggi. Kerja sama ini dinilai penting untuk memperkuat transisi siswa dari pendidikan menengah ke pendidikan tinggi.
Bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan cukup beragam, antara lain tryout bersama, kuliah tamu, Edufair, kelas mitra, hingga riset kolaboratif. “Sekolah dan kampus dapat menyelenggarakan simulasi TKA bersama agar murid lebih siap menghadapi seleksi nyata,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kampus memberikan pengenalan prodi dan jalur masuk, sementara sekolah memperluas wawasan akademik murid.”
Menurutnya, kerja sama tersebut dapat dimulai dengan langkah sederhana. Sekolah bisa mengidentifikasi minat siswa dan kebutuhan akademik, sementara kampus menyediakan data dan peluang studi. Setelah itu, kerja sama dapat diformalkan dalam nota kesepahaman (MoU) dan diimplementasikan melalui kegiatan seperti webinar, pendampingan karier, dan riset guru–dosen.
Yeni menegaskan bahwa tujuan akhir dari TKA dan kolaborasi sekolah–kampus adalah menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif dan berkelanjutan. Evaluasi bersama juga penting untuk memastikan manfaat kerja sama dapat dirasakan oleh generasi berikutnya.
“TKA bukan hanya sekadar ujian, tetapi momentum bagi sekolah untuk berbenah dan menyiapkan siswa menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan kesiapan akademik dan mental yang matang,” tutup Yeni.
Diposting Oleh:
Erna SEVIMA
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami