Tertarik Sertifikasi SEVIMA Karena Laptop, Yani Mulyani Pulang Bawa ‘Hadiah’ Lebih Berharga

SEVIMA.COM – SEVIMA sukses menggelar program SEVIMA Certified Administrator (SCA), yang diikuti ratusan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kegiatan ini menjadi upaya memperkuat kompetensi pengelola akademik sekaligus mendukung akselerasi digitalisasi pendidikan tinggi di tanah air.

Dari ratusan peserta, salah satunya adalah Dr apt Yani Mulyani, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Bhakti Kencana. Ia menuturkan pengalaman mengikuti sertifikasi sebagai proses pembelajaran yang penting, bukan sekadar formalitas.

“Sertifikasi ini membuka mata kami. Dari setiap soal, kami jadi tahu titik-titik kritis yang memang terjadi di kampus. Dari situ bisa terlihat kebijakan apa yang seharusnya diambil,” ujar Yani kepada SEVIMA usai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) SEVIMA Certified Administrator, pada 25 Juni 2025.

Awalnya Karena Laptop

Yani mengaku, ketertarikan awalnya mengikuti program sertifikasi datang dari hal sederhana: hadiah laptop. Namun, seiring berjalannya proses, ia justru menemukan makna yang jauh lebih besar.

“Awalnya yang paling menarik itu hadiah laptop. Walaupun tidak dapat, ya tidak apa-apa. Ternyata yang lebih penting adalah kami bisa mengetahui kemampuan kami dalam mengelola sistem akademik,” katanya.

SEVIMA Certified Administrator (SCA)

Selain materi dan proses sertifikasi, Yani juga mengapresiasi cara SEVIMA mengelola kegiatan. Dari pengingat jadwal, fasilitasi akomodasi, hingga sambutan hangat, semua dianggap terorganisir dengan baik. “Walaupun kampus kami bukan perguruan tinggi besar, kami diterima dengan hangat dan dihargai. Itu membuat kami senang,” ucapnya.

Sertifikasi ini dirancang dalam beberapa tahap, mulai dari ujian pretest, bimbingan teknis (BIMTEK), hingga wawancara akhir. Menurut Yani, pengalaman paling menantang saat ujian pertama.

“Nilai saya waktu itu cukup rendah, di bawah 50. Tapi justru dari situ saya belajar banyak. Kasus-kasus di soal itu membuat saya sadar kalau jawabannya sebenarnya bisa dicari—lewat diskusi, lewat SEVIMA knowledge, atau dengan lebih taat aturan,” ungkapnya.

Tahap selanjutnya, BIMTEK, yang dinilai Yani lebih membuka wawasannya. Materi yang disampaikan tim SEVIMA, mulai dari aturan SKS, RPL, hingga penerimaan mahasiswa baru, membuat ujian kedua terasa lebih mudah dan aplikatif.

Yang paling berkesan bagi Yani adalah sesi wawancara. Ia mengaku belum pernah sebelumnya diuji secara langsung untuk mengkonfirmasi pemahaman penggunaan platform akademik.

“Pertanyaannya bukan sekadar teknis, tapi lebih ke tindak lanjut dari apa yang sudah kami lakukan. Saya sampai belajar lagi, baca platform, review soal-soal. Jawaban akhirnya mengalir saja, bukan seperti tes,” katanya.

Bagian dari Gerakan Nasional

Sertifikasi ini tidak hanya dirasakan oleh individu. SEVIMA mencatat, 43 operator kampus telah berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian dan dinyatakan lulus. Mereka dijuluki sebagai “pejuang di balik layar digitalisasi kampus”, karena peran vital mereka dalam memastikan sistem akademik berjalan lancar.

Bagi Yani, sertifikasi ini memberikan bekal penting untuk mengambil keputusan strategis di kampusnya. “Pengalaman ini membuat kami lebih kritis dalam mencari solusi, tanpa harus merepotkan tim SEVIMA. Itu yang paling berharga,” pungkasnya.

Program SCA tercatat ada 650 peserta yang mendaftar dan puluhan yang berhasil lulus. Program ini adalah inisiatif SEVIMA untuk membekali tenaga kependidikan dengan kompetensi yang relevan dengan tuntutan era digital. Sertifikasi dirancang untuk meningkatkan kemampuan para administrator kampus dalam mengelola sistem informasi akademik secara efektif, sehingga mampu mendukung transformasi digital di lingkungan kampus.

Diposting Oleh:

Erna SEVIMA