Publikasi Bukan Sekadar Syarat, tapi Investasi Reputasi: Mengapa Dosen Harus Menulis di Jurnal Bereputasi
05 Dec 2025
SEVIMA.COM– Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) telah membuka pintu bagi banyak calon mahasiswa untuk mendapatkan pengakuan atas pengalaman yang mereka miliki baik itu melalui pekerjaan, pelatihan, atau kegiatan nonformal lainnya dalam bentuk konversi SKS. Tapi tanpa sistem validasi yang objektif, proses konversi SKS rentan inkonsistensi dan memakan waktu 2-4 minggu per pendaftar.
Penilaian untuk konversi Satuan Kredit Semester (SKS) sering kali bergantung pada subjektivitas dosen, yang bisa jadi belum memiliki pengalaman langsung di industri terkait. Hasilnya? Angka konversi SKS yang tidak mencerminkan kompetensi sejati yang dimiliki oleh mahasiswa.
Proses pendaftaran Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) cenderung lebih rumit dibandingkan dengan pendaftaran reguler, terutama bagi calon mahasiswa RPL yang menggunakan portofolio. Setiap detail dalam portofolio perlu diperiksa dengan seksama untuk memastikan bahwa konversi mata kuliah sesuai dengan bukti yang diserahkan, agar proses konversi dapat diakui secara sah.

(Proses pendaftaran RPL. Sumber: Kepdirjendiktiristek No.91/E/KPT/2024)
Pada bagian pengisian evaluasi diri mahasiswa, setiap mata kuliah yang dikonversi memerlukan portofolio yang valid beserta bukti pendukung. Bayangkan, setiap mata kuliah yang akan dikonversi harus dilengkapi dengan bukti yang sah, dan setiap pengisian juga perlu divalidasi kelayakannya untuk memastikan bahwa konversi tersebut memenuhi standar yang ditetapkan.
Sayangnya, ketidakjelasan regulasi internal menyebabkan konversi SKS tidak konsisten. Banyak perguruan tinggi belum memiliki pedoman dan sistem yang jelas untuk mengonversi pengalaman nonformal. Hasilnya? Penilaian bersifat subjektif dan tidak transparan, khususnya bagi calon mahasiswa yang membawa portofolio.
Dalam proses validasi RPL, rata-rata memakan waktu 2-4 minggu per pendaftar dengan dokumen yang harus diperiksa manual berulang kali. Ini menambah beban administratif dosen yang menjadi penilai atau asesor sekaligus menciptakan ketidakpastian bagi calon mahasiswa.
Hal ini terjadi akibat banyak perguruan tinggi yang belum memiliki pedoman atau sistem yang jelas untuk mengonversi pengalaman nonformal atau informal ke dalam SKS yang diakui dalam kurikulum mereka. Hasilnya, penilaian masih bersifat subjektif. Kondisi ini menjadi sebuah ketidakpastian bagi calon mahasiswa mengenai seberapa banyak pengalaman mereka yang dapat diakui dan berapa SKS yang diterima.
Qausya Faviandhani, S.E., M.M., Pakar Marketing dan Direktur Marketing Narotama Surabaya (Masa Bakti 2018-2025), menekankan pentingnya sistem dalam proses validasi RPL berbasis data. Sistem ini tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga memastikan penilaian yang objektif dan transparan. Dalam konteks ini, posisi sistem menjadi solusi dalam pengukuran berbasis data, di mana jika ada keraguan terhadap penilaian, bukti dan data yang dihasilkan dapat menjadi jaminan integritas dan akurasi proses tersebut.
“Sistem yang telah mengakomodir RPL ini bisa lebih cepat dalam proses validasi, sekaligus memastikan penilaian yang objektif dan transparan. Jika ada keraguan dalam penilaian, data yang dihasilkan oleh sistem bisa menjadi bukti yang jelas dan jaminan atas keakuratan dan integritas proses tersebut,” ujar Qausya kepada tim SEVIMA.
Dengan sistem berbasis data, pengalaman calon mahasiswa dapat dinilai berdasarkan kriteria terukur dan standar yang jelas berbasis bukti, bukan sekadar interpretasi subjektif. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keadilan, tetapi juga mempercepat dan menyederhanakan proses administrasi, yang sering kali rumit.
Implementasi sistem berbasis data ini membawa efisiensi yang lebih besar dan mendukung proses pendidikan yang lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut tips dan langkah dalam validasi pengalaman RPL berbasis data menurut Qausya :
Portofolio adalah elemen utama dalam validasi RPL karena berfungsi sebagai representasi dari pengalaman dan keterampilan yang dimiliki individu. Untuk memastikan bahwa portofolio yang diserahkan memenuhi standar akademik atau industri, penting untuk menyusun indikator kualifikasi yang jelas dan terukur.
Indikator ini harus didasarkan pada pengalaman praktis yang relevan dengan bidang studi atau industri yang diinginkan. Indikator ini bisa mencakup:
Pengukuran ini harus dilakukan dengan data yang dapat diukur, misalnya, sertifikat pelatihan, catatan pekerjaan, atau bukti-bukti proyek yang telah selesai, yang semuanya dapat diverifikasi langsung dengan perusahaan atau lembaga yang bersangkutan.
Langkah selanjutnya adalah validasi pengalaman yang telah dicatat dalam portofolio. Validasi ini harus memastikan bahwa pengalaman yang diklaim oleh individu sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan atau pengakuan kualifikasi.
Berikut adalah cara untuk melakukan validasi berbasis data:
Validasi pengalaman yang berbasis data memungkinkan penilaian yang lebih objektif dan mengurangi bias dalam proses evaluasi.
Transparansi adalah aspek yang sangat penting dalam validasi RPL, karena peserta harus merasa yakin bahwa pengalaman mereka dihargai secara adil dan objektif. Proses validasi berbasis data memberikan tingkat transparansi yang lebih tinggi karena setiap langkah dalam proses tersebut dicatat dan dapat dipantau.
Dengan menggunakan platform digital dan alat berbasis data, langkah-langkah berikut bisa dijamin:
Proses yang transparan tidak hanya meningkatkan kepercayaan peserta, tetapi juga memberikan bukti yang jelas bagi semua pihak yang terlibat dalam proses evaluasi.
Setiap keterampilan dan pengalaman yang diklaim oleh peserta harus diberi bobot berdasarkan tingkat relevansi dan dampaknya terhadap pencapaian kualifikasi. Penetapan bobot ini memastikan bahwa elemen-elemen yang lebih penting atau lebih berkontribusi terhadap tujuan akademik mendapat penilaian yang lebih besar, sementara elemen-elemen lainnya diberi bobot yang sesuai.
Berikut adalah cara untuk menetapkan bobot berbasis data:
Penetapan bobot yang berbasis data memberikan kejelasan dan memastikan bahwa penilaian dilakukan secara proporsional terhadap kontribusi setiap elemen pengalaman peserta terhadap tujuan yang ingin dicapai.
SEVIMA Platform hadir untuk mempermudah pendaftaran program RPL dengan sistem yang efisien dan mudah diakses. Platform ini siap mengakomodasi seluruh proses validasi pengalaman calon mahasiswa, memastikan bahwa setiap langkah dilakukan dengan transparansi dan akurasi.
Dengan fitur-fitur yang menyederhanakan proses validasi pengalaman calon mahasiswa, SEVIMA Platform membantu admin dan dosen untuk mempercepat proses validasi melalui berbagai fitur unggulan:



Penerapan pendekatan berbasis data dalam proses validasi RPL menawarkan solusi yang efektif untuk meningkatkan transparansi, objektivitas, dan efisiensi dalam mengonversi pengalaman menjadi SKS yang sah.
Dengan fitur-fitur unggulan dari SEVIMA Platform, setiap langkah dalam proses validasi dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat, dan terukur, memastikan bahwa setiap calon mahasiswa mendapatkan pengakuan yang adil atas pengalaman yang mereka miliki.
Tertarik uji coba proses pendaftaran mahasiswa baru program RPL dengan SEVIMA Platform? Tim kami siap membantu, Bapak/Ibu dapat menghubungi melalui 0822-6161-0404.
Diposting Oleh:
Liza SEVIMA
Tags:
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami