Kontak Kami

Berita

MENKOP RI Perkuat Peran Koperasi Dalam Rapat Terbuka Senat Akademik FEB Universitas Brawijaya

30 Oct 2025

SEVIMA.COM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggelar Rapat Terbuka Senat Akademik sekaligus orasi ilmiah dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-64 pada Selasa (29/10/2025) di Gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya. Acara yang mengusung tema “Koperasi Sebagai Penggerak Swasembada Pangan dan Energi” ini menghadirkan Menteri Koperasi Republik Indonesia, Dr. Ferry Joko Juliantono, S.E., Ak., M.Si., sebagai narasumber utama. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan universitas, para dosen, dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., menyampaikan bahwa koperasi memiliki jasa yang luar biasa dalam membantu perekonomian bangsa. Menurutnya, koperasi merupakan wadah ekonomi rakyat yang mampu memperkuat fondasi ekonomi nasional jika dikelola dengan baik dan mengikuti perkembangan zaman.

“Universitas Brawijaya (UB) sangat mendukung penuh rencana besar pemerintah untuk menghidupkan kembali semangat koperasi di Indonesia. UB siap berperan aktif dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengelolaan sertifikasi bagi pengelola koperasi di seluruh tanah air,” ujarnya.

Prof. Widodo juga menegaskan  UB memiliki kapasitas akademik dan kelembagaan yang kuat untuk berkontribusi, dengan 18 fakultas dan lebih dari 100 program studi yang sebagian besar telah terakreditasi unggul, bahkan di tingkat internasional.

Dia menambahkan, UB selama ini banyak menjalankan program pemberdayaan masyarakat, seperti Doktor Mengabdi dan Mahasiswa Membangun Desa, yang secara langsung diterjunkan ke wilayah pedesaan untuk membantu memecahkan persoalan komunitas lokal. Ia menilai koperasi di Indonesia saat ini masih kurang berdaya karena keterbatasan sumber daya manusia serta belum optimalnya pemanfaatan teknologi.

“Kami siap membantu Kementerian Koperasi dalam pengembangan SDM, sertifikasi pengelola koperasi, dan menjadi mitra strategis pemerintah untuk menyelenggarakan program-program pelatihan yang relevan,” imbuhnya.

Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, S.E., M.Si., M.Acc., DBA., Ak., CA., dalam sambutannya menyampaikan  FEB  berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat, terutama melalui program pengiriman mahasiswa ke desa-desa. Namun, ia mengakui bahwa fokus kegiatan masih banyak tertuju pada pengembangan BUMDes dan UMKM saja.

“Dengan adanya rapat terbuka dan orasi ilmiah kali ini, kami berharap dapat melahirkan inovasi baru dalam penguatan sektor koperasi desa. FEB UB siap menyokong program Koperasi Merah Putih melalui berbagai kegiatan akademik, riset, dan pengabdian yang kami miliki,” tuturnya.

Dalam orasi ilmiahnya, Menteri Koperasi, Dr. Ferry Joko Juliantono, menyampaikan bahwa koperasi merupakan badan hukum yang tetap relevan dan selaras dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33, yang menempatkan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Ia mencontohkan keberhasilan Koperasi Setia Bakti Wanita di Surabaya yang baru saja meresmikan gedung barunya.

“Empat puluh tujuh tahun lalu koperasi ini dirintis hanya oleh 30 perempuan, dan kini sudah memiliki lebih dari 1.000 anggota. Ini bukti nyata bahwa koperasi tetap relevan dan menjadi penggerak ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Ferry menegaskan konsep swasembada pangan dan energi bukan hanya sebatas soal ketersediaan, melainkan tentang kedaulatan bangsa. Ia juga menyinggung Astacita atau delapan cita Presiden RI, yang di dalamnya terdapat fokus program nasional terkait pangan dan energi pada poin dua (kedaulatan pangan), tiga (kedaulatan energi dan transisi hijau), lima (peningkatan nilai tambah industri dan ekonomi digital), dan enam (pembangunan ekonomi berbasis maritim dan wilayah).

“Kami berharap Universitas Brawijaya dapat berkolaborasi dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan energi melalui pengembangan koperasi desa yang berdaya saing,” ujarnya.

Dalam paparannya, Ferry menjelaskan  arah kebijakan koperasi ke depan tertuang dalam RPJMN 2025–2029, adalah pengembangan koperasi di sektor produksi, distribusi, dan industri. Ia menyoroti melemahnya peran koperasi akibat pergeseran peran negara ke aktor non-negara dalam mekanisme ekonomi, terutama di wilayah pedesaan.

“Koperasi semestinya menjadi kekuatan utama dalam pembangunan ekonomi rakyat. Sayangnya, banyak koperasi yang rontok karena kalah bersaing dengan para importir dan swasta besar,” tegasnya.

Menteri Ferry juga mengingatkan bahwa perekonomian Indonesia tidak boleh sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar bebas, melainkan harus tetap dalam pengawasan dan intervensi negara untuk memastikan keseimbangan dan keadilan ekonomi.

“Negara harus hadir dalam mekanisme pasar. Inilah semangat dari program Koperasi Merah Putih yang dicanangkan Presiden untuk menghidupkan kembali peran koperasi di desa-desa,” ucapnya.

Ia menjelaskan, Koperasi Merah Putih merupakan bentuk intervensi dan perubahan struktural dengan membentuk 80.000 badan usaha di 80.000 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia yang saat ini sudah terbangun di sekitar 1000 titik di Indonesia. Program tersebut diharapkan dapat memberdayakan kembali desa-desa yang masih tertinggal dan mengalami keterbatasan akses listrik serta infrastruktur dasar.

“Presiden meminta koperasi desa untuk mampu membangun pembangkit listrik mini di bawah satu megawatt, yang hasilnya dapat dijual langsung kepada masyarakat desa. Pemerintah juga akan menggandeng Telkom untuk memperkuat jaringan di daerah-daerah yang masih minim konektivitas,” jelas Ferry.

Ferry menambahkan gedung Koperasi Merah Putih ditargetkan dapat selesai dibangun pada tahun 2026. Nantinya, program ini akan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk Universitas Brawijaya, dalam pelaksanaan, penelitian, dan pendampingan teknis.

“Kami berharap UB dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam pengembangan koperasi di Indonesia, baik dari aspek riset, pendidikan, maupun pemberdayaan masyarakat,” tambahnya.

Di akhir orasinya, Ferry menegaskan pemberdayaan koperasi bukan hanya program strategis nasional, melainkan gerakan negara untuk memperkuat kemandirian ekonomi bangsa. Ia berharap agar seluruh elemen, termasuk dunia akademik, sektor swasta, dan masyarakat, dapat bersinergi dalam mengembalikan semangat ekonomi gotong royong.

“Jika seluruh elemen bangsa saling memperkuat dan bekerja bersama, koperasi akan kembali menjadi soko guru ekonomi nasional yang berperan besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan, energi, dan kemandirian desa,” pungkasnya

Sumber: prasetya.ub.ac.id

Diposting Oleh:

Vinggi SEVIMA

Tags:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Menkop perguruan tinggi rektor Universitas Brawijaya

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

Video Terbaru

🔴LIVE - Webinar Nasional: Strategi Sukses Menulis Artikel SCOPUS Pertama dan Mendapatkan ID Scopus