Rektor Universitas PGRI Delta Terima Anugerah PT Berprestasi Bidang Kerjasama pada HUT PGRI ke-80 di Jakarta
05 Dec 2025
SEVIMA.COM – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI siap menggelar Konferensi Zakat Internasional ke-9 atau The 9th International Conference on Zakat (ICONZ) 2025 yang berlangsung pada 9-11 Desember 2025, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia.
Ajang tahunan ini menjadi ruang strategis untuk merumuskan arah baru transformasi zakat dan filantropi global, khususnya di era teknologi digital yang terus berkembang.
Konferensi bertema “Zakat & Philanthropy: Beyond Technology – Designing a Global Transform for Humanity and Shared Prosperity” tersebut akan menghadirkan ratusan peserta dari dalam dan luar negeri, mulai dari otoritas zakat, akademisi, peneliti, pemerintah, hingga organisasi filantropi internasional.
Rangkaian kegiatan ICONZ 2025 meliputi konferensi internasional, presentasi makalah, peluncuran buku, international workshop, hingga dialogue sessions yang akan melibatkan para pemimpin zakat dunia. Sejumlah tokoh nasional dan internasional dijadwalkan hadir, termasuk Menteri Agama RI, Ketua Komisi VIII DPR RI, dan Sekretaris Jenderal World Zakat and Waqf Forum (WZWF).
Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, mengatakan, ICONZ 2025 bukan sekadar forum ilmiah tahunan, melainkan momentum penting untuk merumuskan arah masa depan zakat global dan filantropi di tengah kemajuan teknologi, sekaligus menguatkan posisi Indonesia dalam peta zakat internasional.
“Teknologi memang penting, tapi zakat tidak boleh kehilangan ruh kemanusiaannya. Transformasi digital harus tetap berpihak pada pengentasan kemiskinan dan keadilan sosial,” ujar Kiai Noor dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (2/11/2025).
Lebih lanjut, Kiai Noor mengatakan, perkembangan kecerdasan buatan hingga analitik data membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi lembaga zakat. Meski begitu, ia mengingatkan, misi utama zakat harus tetap menjadi landasan setiap inovasi. “Inovasi tidak boleh membuat kita lupa pada misi zakat, yakni membantu mereka yang membutuhkan,” katanya.
Melalui ICONZ 2025, lanjut Kiai Noor, diharapkan terbangun dialog strategis antar pemangku kepentingan, mulai dari lembaga zakat, organisasi filantropi, pemerintah, akademisi, hingga sektor swasta. Menurut dia, dialog tersebut dinilai penting untuk memperkuat kolaborasi global, menyusun arah kebijakan, serta mengembangkan model tata kelola zakat dan filantropi yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
“Dengan demikian, zakat dan filantropi tidak hanya menjadi instrumen keagamaan, tetapi juga pilar penting dalam membangun peradaban yang berkeadilan dan sejahtera bagi seluruh umat manusia,” kata Kiai Noor.
Kiai Noor menilai forum internasional seperti ICONZ sangat penting dalam menyelaraskan langkah antarnegara dalam tata kelola zakat.
Selain itu, forum ini juga akan membahas sejumlah isu bencana dan kemanusiaan yang saat ini terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, maupun di Palestina.
“Saat ini berbagai daerah di Indonesia maupun Palestina sedang dilanda bencana kemanusiaan. Saya berharap forum ini mampu menjadi jembatan untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut. Tak hanya itu, kita juga menyaksikan bagaimana zakat kini menjadi bagian dari percakapan global mengenai shared prosperity. Indonesia harus terus menjadi pusat rujukan dunia dalam inovasi, literasi, dan tata kelola zakat,” tuturnya.
Kiai Noor juga berharap, ICONZ 2025 dapat melahirkan rekomendasi strategis yang bisa diadopsi lembaga zakat di berbagai negara. “Dunia membutuhkan model tata kelola zakat yang lebih kuat, inklusif, dan mampu menjawab persoalan multidimensi. ICONZ menjadi ruang konsensus global untuk hal itu,” ujarnya.
“BAZNAS berharap resolusi tersebut menjadi rujukan internasional dalam penguatan peran zakat sebagai instrumen kesejahteraan dunia,” tambahnya.
ICONZ ke-9 terselenggara melalui kolaborasi BAZNAS RI, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kementerian Agama, serta mendapat dukungan dari berbagai lembaga seperti INDEF, Universitas Tazkia, Universitas Paramadina, KNEKS, IAEI, dan Indiana University.
Sumber: Rilis BAZNAS
Diposting Oleh:
Erna SEVIMA
Tags:
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami