2 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar Executive Forum: Strategi Sukses Memimpin Kampus dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di Jawa Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Opini • 23 Feb 2024

Pengenalan Kurikulum Outcome Based Education (OBE)

Erna SEVIMA

Penulis: Fhahri Mubarak, Ketua UPT Tracer Studi Universitas Almarisah Madani

Pendidikan saat ini sudah menjadi masalah yang fundamental bahkan terkesan harus didapatkan, bahkan bagi sebagian orang yang tidak mampu melanjutkan jenjang pendidikan, terlebih saat mencari pekerjaan, kita diperlihatkan kondisi bahwa pendidikan menjadi nomor satu dalam proses rekrutmen pegawai. Semakin tinggi pendidikan maka peluang kerja semakin besar dan posisi yang akan didapatkan pada perusahaan tersebut jauh lebih tinggi ketimbang yang tidak memiliki pendidikan. Dampaknya apa? Bagaimana kita menyelesaikan masalah ini? Jika teratasi, bagaimana tindak lanjutnya?

Sebagian dari kita pasti mengenal Imam Syafi’i. Sahabat Rasulullah yang sangat cerdas, bahkan mampu menyelesaikan hafalan qur’an di usia 7 tahun. Beliau pernah berkata “Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”. Kalimat ini seharusnya menjadi pemicu rasa ingin tahu kita terhadap suatu keilmuan. Dia (belajar) mungkin meninggalkan lelah di wajah kita, menyita waktu-waktu berharga kita. Hal itu pasti, tapi rasa itu akan menetap dalam bentuk kecerdasan, sikap bahkan peningkatan kesejahteraan tanpa kita sadari.

Namun melihat problematika saat ini, kita harusnya tahu kelebihan yang kita miliki sehingga mampu menunjang dasar keilmuan kita bahkan membantu kita meraih kesempatan dan impian yang kita harapkan dan cita-citakan. Memang ada kalanya kamu merasa lelah dan kesulitan dalam belajar, tapi kamu tidak boleh menyerah dan terpaksa dalam meraihnya. Karena “Orang bijak belajar ketika mereka bisa. Orang bodoh belajar ketika mereka terpaksa.” – Arthur Wellesley.

Kurikulum Outcome Based Education (OBE) tidak hanya memaksa kita untuk fokus dalam belajar atau sekedar menambah pengetahuan tapi juga ingin menyampaikan kepada kita “apa yang bisa kuberikan setelah menempuh pendidikan?” sampai kapanpun otak manusia tidak bisa digantikan oleh apapun, karena setiap inovasi yang terbentuk berasal dari hasil buah pemikiran otak manusia. Maka pentingnya soft skill kita kembangkan sebagai implementasi dari hasil belajar selama ini. Secara khusus di dunia kampus seperti perguruan tinggi kami saat ini, proses OBE ini telah kita lakukan sudah sejak lama. Mahasiswa tidak lagi hanya menjadi KUPU-KUPU (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang) saja akan tetapi mereka juga dibekali suatu proses pengembangan diri sesuai visi misi perguruan tinggi kami yaitu menghasilkan Lulusan yang Mempunyai Daya saing dan keterampilan dibiang IPTEK dan Menghasilkan Karya Ilmiah yang terkini dan Inovatif.

Dampaknya apa? Mahasiswa lebih terampil dan mampu saling berkomunikasi dalam menyelesaikan masalah. Bahkan proses ini harus selalu dikembangkan atau menjadi bentuk kegiatan social sehingga outcome mahasiswa kita dapat termanfaatkan bagi masyarakat sekitar, sehingga ekosistem pendidikan tidak hanya terjadi didalam kampus tetapi juga berdampak diluar kampus. Dibutuhkan sinergitas antara civitas akademika, pengajar, mahasiswa dan dukungan dari orang tua dan warga masyarakat tentang pentingnya dunia pendidikan saat sekarang ini.

Mungkin yang masih menjadi masalah saat ini adalah mahalnya biaya pendidikan, kuota peserta penerima beasiswa yang ditawarkan masih tidak mencukupi kuota calon mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan. Akhirnya solusi akhir bagi mereka adalah mencari pekerjaan apapun itu, sebatas menutupi kebutuhan sehari-hari.

Tidak bisa kita pungkiri, pendidikan tidak lagi hanya sebatas proses belajar mengajar akan tetapi sudah menjangkau dunia industri bisnis yang sangat menggiurkan, walaupun tidak semua perguruan tinggi melakukannya. Dan mungkin masalah inilah yang perlu kita atasi lebih dini. Pendidikan bisa saja mahal, pendidikan mungkin saja sulit, tapi teringat pesan Guru saya, “Tidak ada yang sulit di dunia ini kecuali kamu tidak mau berusaha.”

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Kumparan.com

Tags:

kurikulum obe obe Sevima sevima platform

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×