Kontak Kami

Berita

SEVIMA Gelar Workshop Diikuti Ratusan Rektor di Medan, Dorong Akurasi Data PDDIKTI

21 Oct 2025

SEVIMA.COM – Orang Medan punya prinsip, “Kalau bumbu tak pas, gulai pun tak sedap.” Begitu juga dengan pelaporan perguruan tinggi ke PDDIKTI kalau datanya tak akurat, mutu perguruan tinggi pun kurang sempurna. Setiap angka, setiap nama mahasiswa, dan setiap data yang masuk ke sistem menjadi “bumbu” penting dalam menjaga cita rasa kualitas pendidikan tinggi.

Itulah semangat yang dibawa dalam Executive Workshop SEVIMA yang mengangkat tema Best Practice Pelaporan PDDIKTI dan Indikator Kinerja Utama – Praktik Langsung NeoFeeder untuk Penutupan Periode Genap 2024-2. Acara diikuti oleh ratusan rektor dan pimpinan kampus yang digelar di Aula LLDIKTI Wilayah I, Medan, Selasa (21/10/2025).

Kepala LLDIKTI Wilayah I, Prof. Drs. Saiful A. Matondang, M.A., Ph.D., menyoroti masih seringnya ditemukan permasalahan ketidaksinkronan data mahasiswa dalam sistem PDDIKTI, terutama menjelang pelaksanaan wisuda sebuah perguruan tinggi.

“Masih ada mahasiswa yang tertahan karena data tidak sesuai. Kadang nama disingkat, atau datanya tidak cocok saat diverifikasi. Ini bukan persoalan baru, bahkan sudah jadi masalah kronis yang harus segera dibenahi,” kata Prof Saiful dalam sambutannya yang disampaikan secara daring, Selasa (21/10/2025).

Prof Saiful menegaskan, pelaporan PDDIKTI bukan hanya kewajiban administratif, melainkan tanggung jawab moral dan profesi bagi seluruh perguruan tinggi. Menurutnya, akurasi data menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap mutu pendidikan tinggi.

“Operator dan pimpinan kampus harus memahami bahwa setiap data yang dikirim memiliki dampak jangka panjang. Stakeholder, pengguna jasa, dan alumni membutuhkan data yang akurat dan reliabel,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyoroti pentingnya memahami sistem NeoFeeder, yang kini menjadi tulang punggung pelaporan PDDIKTI secara nasional. Melalui pelatihan langsung bersama para narasumber ahli, peserta diharapkan mampu memperkuat kompetensi teknis agar pelaporan dapat dilakukan secara lebih sistemik dan efisien.

Dari Manual ke Sistem Digital

Narasumber Executive Workshop Medan

Narasumber Executive Workshop Medan.

Sementara itu, Dr. Bustami Abubakar, M.Hum., Sekretaris Kopertais Wilayah V Aceh, dalam kesempatan yang sama menyoroti terkait peralihan dari sistem manual ke digital dalam pelaporan PDDIKTI. Ia menggambarkan bagaimana dulu pelaporan kegiatan akademik di perguruan tinggi masih dilakukan secara manual, dosen mengerjakan dengan tulis tangan untuk laporan per semester, membuat jurnal mengajar menjelang pelaporan BKD, bahkan terkadang mencatat aktivitas perkuliahan secara rapel. Akibatnya, data sering tidak akurat dan sulit diverifikasi.

“Pada masa itu, kontrol terhadap pelaksanaan tatap muka dan kesesuaian materi ajar sangat terbatas. Layanan akademik belum berjalan efektif karena belum ada sistem yang bisa memantau aktivitas dosen dan mahasiswa secara langsung,” ujarnya.

Kini, lanjut Bustami, transformasi digital telah mengubah cara kerja dunia akademik secara menyeluruh. Dengan kehadiran aplikasi sistem akademik terpadu seperti SEVIMA, proses pelaporan menjadi lebih transparan, terukur, dan akuntabel. “Kalau dulu hanya berbasis kepercayaan, sekarang semua aktivitas bisa terlacak. Sehingga kaprodi atau dekan dapat memantau proses belajar secara real time. Materi ajar pun dapat diunggah sesuai RPS, memastikan proses pembelajaran tetap on the track,” jelasnya.

Menurutnya, kemajuan ini bukan hanya memudahkan pelaporan, tetapi juga membangun budaya disiplin dan tanggung jawab dalam pengelolaan pendidikan tinggi di era digital. Lebih jauh, Bustami menekankan bahwa digitalisasi pelaporan tidak sekadar urusan teknis, tetapi juga merupakan bagian dari upaya memperkuat akuntabilitas institusi pendidikan tinggi.

Sementara itu, Dr. Syawaluddin Nasution, M.Ag., Sekretaris Kopertais Wilayah IX Sumatera Utara, menekankan pentingnya kemauan dan keseriusan bagi PTKIS dalam mengelola pelaporan PDDIKTI secara benar dan berkelanjutan.

“SEVIMA menawarkan banyak kemudahan melalui paket layanan yang menarik. Hanya saja, semua kembali pada kemauan masing-masing kampus. Karena sebaik apa pun sistemnya, tidak akan berarti tanpa niat untuk memperbaiki pelaporan,” ujar Syawaluddin.

Ia juga membagikan pengalaman baru-baru ini, sebuah kampus di Sumatera Utara ditemukan kesalahan data fatal, nama daerah yang tidak tercantum dalam SK, namun muncul di ijazah hingga sejumlah alumni tidak terdaftar di PDDIKTI sehingga tidak bisa mengakses sistem saat mendaftar PPG atau PPPK.

Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa akurasi data adalah tanggung jawab moral semua pihak—mulai dari operator hingga pimpinan perguruan tinggi. “Kami di Kopertais hanya bisa memantau dan membantu, tapi keberhasilan pelaporan tetap bergantung pada komitmen dan integritas kampus itu sendiri,” tegasnya.

Akuntabilitas dan Responsibilitas Pelaporan PDDIKTI

Chief Marketing Officer (CMO) SEVIMA, Andry Huzain menerima plakat dari LLDIKTI Wilayah I.

Chief Marketing Officer (CMO) SEVIMA, Andry Huzain menerima plakat dari LLDIKTI Wilayah I.

Dalam kesempatan yang sama, Andry Huzain, Chief Marketing Officer (CMO) SEVIMA, menekankan bahwa keberhasilan pelaporan PDDIKTI tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis, tetapi juga pada nilai akuntabilitas dan tanggung jawab (responsibilitas) dari setiap pihak yang terlibat.

“Banyak yang sudah punya semangat responsibilitas, tapi akuntabilitasnya belum kuat. Akibatnya, pelaporan dilakukan sekadar formalitas. Padahal, data yang tidak akurat bisa menimbulkan persepsi berbeda dan berisiko bagi kampus sendiri,” ujar Andry.

Ia juga menyoroti perubahan besar dalam regulasi pendidikan tinggi yang memperkuat peran PDDIKTI sebagai pusat integrasi data nasional. Ia mengacu pada Permendiktisaintek Nomor 39 tahun 2025 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, yang menegaskan bahwa data PDDIKTI kini menjadi dasar dalam tiga aspek strategis: pengembangan karier dosen, capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), dan sistem otomasi akreditasi perguruan tinggi.

“Kalau kampus hanya melapor tanpa memastikan kebenaran data, maka sistem tidak bisa mendukung peningkatan mutu secara berkelanjutan. Tapi jika datanya akurat dan terkelola baik, kampus akan lebih mudah mencapai IKU dan bahkan mendapatkan kemudahan dalam proses akreditasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, inilah saatnya perguruan tinggi bertransformasi dari sekadar pelapor menjadi pengelola data yang bertanggung jawab, karena di era digital, keakuratan data adalah cerminan reputasi institusi.

Pada kesempatan yang sama Prof Wahyudi Agustiono, Ph.D. Vice President Association for Information Systems Indonesia Chapter (AISINDO), yang juga Dosen Universitas Trunojoyo dan Customer Strategic Manager SEVIMA, berbagi pengalaman dan praktik pelaporan akademik di era digital.

Tim SEVIMA turut hadir dalam acara untuk mendukung jalannya diskusi dan berbagi pengalaman. Hadir antara lain Mahendri Winata selaku Chief Information Officer, Aditya Resha selaku Business Development Manager, Khoirul Anam Customer Experience Manager, serta lainnya. Kehadirannya menunjukkan komitmen SEVIMA tidak hanya sebagai penyelenggara, tetapi juga sebagai mitra aktif dalam mendorong transformasi kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia.

Diposting Oleh:

Erna SEVIMA

Tags:

neofeeder pddikti pddikti Sevima

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

Video Terbaru

🔴LIVE - Webinar Nasional: Strategi Sukses Menulis Artikel SCOPUS Pertama dan Mendapatkan ID Scopus