UNIMUS Luncurkan Unit Layanan Disabilitas, Tegaskan Komitmen Kampus Unggul dan Humanis

SEVIMA.COM – Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) resmi meluncurkan Unit Layanan Disabilitas (ULD) yang turut dibarengi dengan talkshow bertema “Unggul dan Humanis: Harmonisasi Inklusivitas dan Resiliensi Mental dalam Budaya Akademik.” Kegiatan ini menjadi langkah strategis UNIMUS dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan responsif terhadap isu kesehatan mental di era Society 5.0.

Acara dihadiri Rektor UNIMUS, Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd., beserta jajaran pimpinan universitas, dekan, ketua program studi, dosen wali, perwakilan ormawa, Satgas Konseling, dan PPKPT. UNIMUS juga menghadirkan narasumber dari Dinas Pendidikan Kota Semarang, Divisi Tim/Duta Revolusi Mental, yang membawakan materi bertajuk “Membangun Karakter Tangguh dan Lingkungan Inklusif Melalui Semangat Revolusi Mental.”

Dalam kegiatan tersebut, UNIMUS menyoroti meningkatnya tekanan psikososial pada mahasiswa Generasi Z, mulai dari kecemasan akademik hingga gejala burnout. Kondisi ini dinilai memerlukan intervensi lembaga pendidikan melalui penyediaan safe space yang menggabungkan layanan psikologis, pendampingan akademik, dan budaya kampus yang inklusif.

Sebagai kampus berakreditasi “Unggul”, UNIMUS menegaskan bahwa kualitas perguruan tinggi tidak hanya dilihat dari capaian akademik dan teknologi, tetapi juga dari kemampuan menghadirkan lingkungan yang humanis dan ramah bagi seluruh mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas. Peluncuran ULD menjadi wujud nyata komitmen tersebut.

Hadirnya ULD melengkapi fasilitas pendukung mahasiswa yang sebelumnya fokus pada pelayanan kesehatan dan konseling. Unit ini diproyeksikan menjadi pusat layanan yang membantu meminimalkan hambatan belajar, menghapus stigma, serta mengoptimalkan potensi mahasiswa berkebutuhan khusus agar dapat mengikuti proses perkuliahan secara setara.

Talkshow yang digelar turut mengulas kaitan erat antara kesehatan mental dan inklusivitas. Lingkungan kampus yang inklusif dinilai dapat meningkatkan rasa aman, dihargai, dan diterima, sehingga memperkuat ketahanan mental mahasiswa.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Masrukhi menegaskan bahwa layanan disabilitas telah menjadi tren pendidikan inklusif global, termasuk di Indonesia. Layanan ini, tegasnya, hadir untuk memastikan mahasiswa berkebutuhan khusus mendapatkan kemudahan dalam mengikuti pembelajaran bersama mahasiswa lainnya.

“Dengan pendidikan inklusi, tercipta komunikasi yang humanis. Kami juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental mahasiswa. Saya mengimbau para dosen dan tenaga kependidikan untuk melayani mahasiswa dengan hati, sehingga mereka tidak mengalami tekanan atau depresi,” ujarnya.

Rektor menambahkan bahwa peluncuran ULD sejalan dengan slogan UNIMUS sebagai kampus unggul yang menggembirakan, memajukan, menyenangkan, dan Zero Bullying. Unit ini sekaligus menjadi ciri khas bahwa UNIMUS adalah kampus untuk semua (Education for All).

Narasumber dari Dinas Pendidikan Kota Semarang menyampaikan beberapa poin penting, antara lain profil kondisi mental pelajar di Semarang, penerapan nilai Revolusi Mental untuk mengatasi pola pikir negatif, serta urgensi inklusivitas sebagai wujud gotong royong. Mahasiswa juga diajak menjadi agen perubahan dan “duta kecil” dalam mencegah kasus perundungan serta menghapus stigma terhadap isu kesehatan mental.

Grand Launching ULD dan talkshow ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai urgensi kesehatan mental dan inklusivitas di kampus, memperkuat nilai Revolusi Mental sebagai basis dukungan sosial bagi mahasiswa, merumuskan langkah nyata antiperundungan, serta memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan Dinas Pendidikan dalam pembentukan karakter generasi muda.

Dengan peresmian ULD dan penyelenggaraan talkshow tersebut, UNIMUS menegaskan komitmennya sebagai kampus yang tidak hanya melahirkan lulusan berkompetensi unggul, tetapi juga berkarakter humanis, inklusif, dan peduli sesama. UNIMUS memastikan bahwa prestasi akademik dan nilai kemanusiaan akan terus berjalan beriringan.

Diposting Oleh:

Vinggi SEVIMA