2 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar Executive Forum: Strategi Sukses Memimpin Kampus dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di Jawa Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 11 Jun 2021

Contoh Model Hybrid Learning di Perguruan Tinggi 

Seprila Mayang SEVIMA

SEVIMA.COM – Sistem pembelajaran di sebuah perguruan tinggi biasanya akan diatur berdasarkan situasi dan kondisi dari keadaan sekitar. Maka dari itu, dikutip dari kanal Youtube Uwes Anis Chaeruman, di dalam suatu pembelajaran, pasti membutuhkan sebuah seting belajar. 

Seting belajar sendiri adalah kegiatan dimana pembelajaran bisa terjadi di situasi dan kondisi tertentu. Dari sinilah, pembelajaran tersebut akan dibagi menjadi empat bagian, yaitu live synchronous learning, virtual synchronous learning, self-direct asynchronous learning, dan collaborative asynchronous learning

Hybrid Learning sebagai metode pembelajaran tepat di era New Normal

Pada awal tahun 2021 ini Indonesia sudah masuk di tahap era new normal. Kemendikbud-Ristek pun telah menggagas pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.  Menurut Uwes, terdapat beberapa strategi pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di era new normal ini, yaitu melalui virtual synchronous learning, self-direct asynchronous learning, dan collaborative asynchronous learning

Nah, gabungan dari pembelajaran tersebut bisa disebut dengan metode hybrid learning. Hybrid Learning sendiri dinilai sebagai cara pembelajaran sangat tepat dengan menggabungkan strategi  pembelajaran antara asynchronous dan synchronous. Dengan demikian, akan dihasilkan sebuah sistem pembelajaran dengan hasil belajar yang maksimal. 

Penerapan Hybrid learning di perguruan tinggi

Dijelaskan oleh Uwes, penerapan Hybrid Learning di perguruan tinggi ternyata melalui berbagai cara. Misalnya saja pembelajaran secara virtual synchronous learning, pembelajaran ini dapat dilakukan dengan menggunakan audio, web conference dan video. 

Sedangkan pembelajaran secara self-direct asynchronous learning, dan collaborative asynchronous learning sendiri lebih mengandalkan pembelajaran dengan menggunakan platform pembelajaran dengan Learning Management System (LMS). Di sinilah mahasiswa bisa melakukan diskusi dan mengerjakan tugasnya. 

Baca juga: Apa Perbedaan Blended learning dan Hybrid Learning?

Level Hybrid Learning di Perguruan Tinggi

Hybrid Learning bisa dibagi menjadi 4 hal, yaitu:

1. Organization atau kampus

Hybrid Learning di dalam sebuah perguruan tinggi.

2. Program

Kegiatan belajar dengan Hybrid Learning dalam sebuah program studi. 

3. Course

Penerapan program Hybrid Learning melalui pembelajaran satu mata kuliah.

4. Activity atau topic

Pada Hybrid Learning yang satu ini, pembelajaran dilakukan dengan level aktivitas pembelajaran dengan topi atau pokok bahasan tertentu. 

Baca juga: Apa Peran LMS pada Model Blended Learning di Perguruan Tinggi?

Contoh penerapan Hybrid Learning melalui activity atau topic level 

1. Contoh 1

Pada contoh yang ini, dosen bisa memberikan pembelajaran secara mandiri kepada mahasiswa melalui media daring, yaitu virtual synchronous learning.  Baik melalui video ataupun melalui tugas yang diberikan. 

Nah, setelah pembelajaran tersebut bisa diterima dan ditelaah dengan baik oleh mahasiswa, maka mahasiswa tersebut bisa melakukan kegiatan praktikum dengan kegiatan tatap muka terbatas sesuai dengan pembelajaran yang diterapkan. 

2. Contoh 2

Pada contoh yang satu ini bisa digunakan untuk project based learning. Selama melakukan kegiatan project tersebut mahasiswa bisa dikawal dan diberi arahan oleh dosen melalui media LMS yang disediakan. Di sinilah kegiatan belajar mengajar tersebut menerapkan kategori self-direct asynchronous learning dan collaborative asynchronous learning.

Setelah melakukan project based learning dan memahami seluruh arahan yang diberikan, maka mahasiswa bisa melakukan presentasi dari hasil proyek tersebut dengan tatap muka terbatas. 

3. Contoh 3

Pada contoh ketiga ini, mahasiswa bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan case based learning sebelum mengadakan praktikum. Mereka bisa memanfaatkan platoform  LMS yang dimiliki untuk melakukan diskusi terkait materi atau pun tugas yang diberikan. Namun, di dalam diskusi tersebut Anda juga bisa menggabungkan pembelajaran dari kelas lain. Sehingga mereka bisa mengikuti pembelajaran tersebut secara bersama-sama. 

4. Contoh 4

Pada contoh keempat ini, Anda bisa menggabungkan mahasiswa lain dari kampus kampus yang berbeda. Sehingga selama pembelajaran tersebut mereka bisa mengikutinya secara bersamaan dengan berdiskusi melalui platform LMS. 

5. Contoh 5

Sedangkan pada contoh kelima ini, kegiatan bisa dikombinasikan dengan menggabungkan mahasiswa dari beberapa kelas lain di kampus yang sama atau berbeda dengan dan bisa dihadiri oleh dosen tamu atau praktisi lain. Sehingga distribusi materi bisa diterapkan dengan baik. 

Baca juga: “Hybrid Learning”, Solusi Perkuliahan Tatap Muka Awal Tahun 2021

Contoh penerapan Hybrid Learning melalui course Level

1. Contoh 1

Dalam penerapan Hybrid Learning berikut ini, yang dilakukan penerapan Hybrid Learning adalah proses penerapan pembelajaran di dalam kelas, yaitu case-based learning method. 

Jadi dosen bisa memadupadankan pembelajaran yang ada di dalam kelas melalui beberapa metode, baik melalui synchronous maupun asynchronous. 

2. Contoh 2

Dalam contoh berikut bisa diambil dari kegiatan project based yang diikuti oleh satu kelas mahasiswa yang sama. Nah di dalam pembelajaran ini bisa dilakukan melalui dua hal, yaitu synchronous maupun asynchronous. Dosen bisa menggabungkan kedua aktivitas tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. 

3. Contoh 3

Contoh yang ketiga ini merupakan digital micro credential learning, yang mana mahasiswa dibebaskan untuk memilih pembelajaran dari dua pembelajaran yang berbeda di kelas lain. Sehingga course yang diambil tersebut bisa diakui jumlah SKSnya. 

Pada cotoh inilah, bisa dilakukan seiring dengan penerapan kampus merdeka. Sehingga mahasiswa bisa melakukan kegiatan belajar mengajar dengan mendapatkan insight baru dari luar pembelajaran yang diterima di kelas.

Penerapan pembelajaran Hybrid Learning memang sangat bermanfaat di sebuah perguruan tinggi. Di sinilah, mahasiswa dan dosen bisa melakukan kegiatan belajar mengajar dengan baik meskipun terhalang kondisi pandemi. 

Agar penerapan kegiatan belajar mengajar di kampus Anda bisa berjalan dengan maksimal, maka Anda bisa menggunakan sarana sistem informasi akademik siAkad Cloud yang sudah terintegrasi dengan Learning Management System (LMS) untuk melakukan perkuliahan model Hybrid Learning

Penjelasan Lengkap Model Pembelajaran Campuran dengan metode Flipped Classroom:

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×