Hari ini - Event Premium Webinar: Navigasi Risiko Keuangan untuk Keberlanjutan Perguruan Tinggi Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 16 Jul 2024

Apa Itu Tracer Study? Apakah Wajib bagi Perguruan Tinggi?

Shitny SEVIMA

SEVIMA.COM – Salah satu survei penting namun masih dikesampingkan oleh perguruan tinggi, itulah tracer study. Tracer study adalah survei alumni yang memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan keadaan alumni pasca kuliah, meliputi bekerja, berwirausaha atau melanjutkan studi.

Dari survei yang disebarkan akan mendapatkan informasi alumni  yang mencangkup riwayat pendidikan, pekerjaan, prestasi, masa tunggu, penghasilan dan data lainnya.

Baca juga: Apa Itu Tracer Study? Tujuan, Manfaat dan Peran Pentingnya bagi Kampus

Kewajiban Tracer Study Bagi Perguruan Tinggi

Pelaksanaan tracer Study wajib bagi perguruan tinggi sesuai dengan aturan yang didasarkan pada Permendikbud No. 5 Tahun 2020 pasal 36 ayat 7, berbunyi:  

“Perguruan tinggi yang telah mendapatkan izin penyelenggaraan program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) setiap tahun wajib melakukan pendataan atas penyerapan lulusan di dunia kerja setelah meluluskan Mahasiswa dan melaporkan hasil pendataan kepada Menteri melalui PDDIKTI.”

Data yang diperoleh dan dilaporkan pada tracer study dapat bermanfaat bagi perguruan itu sendiri, seperti penilaian capaian yang dapat ditindaklanjuti untuk peningkatan kualitas perguruan tinggi  dan sebagai pertimbangan pimpinan kampus untuk memutuskan kebijakan. Selain itu, tracer study juga menjadi kelengkapan persyaratan bagi akreditasi kampus yaitu pemenuhan indikator kinerja utama (IKU) 1 sesuai Kepmendikbud No. 754 Tahun 2020.

Seberapa Penting Tracer Study?

Tracer study memiliki banyak nilai manfaat sehingga sangat penting bagi perguruan tinggi. Pada Serial Webinar SEVIMA: Strategi Sukses Pengisian & Pelaporan Tracer Study untuk Meningkatkan IKU Perguruan Tinggi pada 27 Juli 2023, Wahyudi Agustiono, Ph.D., Dosen Universitas Trunojoyo Madura sekaligus Customer Success Manager SEVIMA dengan pengalaman sebagai Asesor menyampaikan betapa pentingnya tracer study. Lalu, seberapa penting tracer study bagi perguruan tinggi? Berikut jawabannya.

  • Pembukaan Prodi Baru dan Re-Akreditasi Prodi

Tracer study merupakan sebuah kewajiban yang tidak boleh dilewatkan,terutama jika sebuah perguruan tinggi ingin mendirikan program studi (prodi) baru. Begitu pula jika ingin melakukan re-akreditasi, perguruan tinggi wajib melakukan tracer Study. Apabila, persyaratan tersebut tidak dilengkapi atau bahkan data tidak tersedia, maka untuk mendapatkan akreditasi hanyalah angan.

“Tracer study merupakan unsur yang tidak bisa ditinggalkan. Misalnya kita mau membuka program studi baru, maka wajib melakukan tracer study” ucap Wahyudi.

Hal tersebut sesuai pada pasal 36 Permendikbud No.5 Tahun 2020 poin (7) Perguruan tinggi yang telah mendapatkan izin penyelenggaraan Program Studi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) setiap tahun wajib melakukan pendataan atas penyerapan lulusan di dunia kerja setelah meluluskan Mahasiswa dan melaporkan hasil pendataan kepada menteri melalui PDDIKTI.

  • Sebagai Bagian dari Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Tracer study menjadi salah satu bagian penting dari Standar Penjaminan Mutu Tinggi yang jika tidak dipenuhi akan menurunkan kualitas perguruan tinggi.  Pada Pasal 53 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, berbunyi:

“ Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi; dan b. sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui akreditasi.”

Yang mana keduanya, baik sistem penjaminan mutu internal maupun eksternal memasukkan poin capaian pembelajaran lulusan dengan melakukan tracer study secara berkala.  Sehingga, hasil dari survei tersebut dapat digunakan untuk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

  • Mengukur Outcomes Pendidikan (Alumni)

Dengan adanya tracer study dapat mengukur outcomes Pendidikan. Jika perguruan tinggi ingin mengetahui seberapa sukses  telah menghasilkan lulusan dapat dilihat dari kompetensinya,  masa tunggu kerja, penghasilan dan lainnya. Idealnya masa tunggu kerja adalah 6 bulan setelah lulus. 

“Saat kita memiliki mahasiswa lulus, maka inilah nilai dari outcomenya, bagaimana kompetensinya,  apakah mendapatkan pekerjaan yang layak, dan berapa masa tunggu yang sesuai dan gaji mereka, ini membuktikan input dan proses kita bagus” ujarnya.

Selain itu, penilaian ini juga harus berdasarkan persentase lulusan perguruan tinggi yang langsung kerja. Tentu data tersebut didapatkan dari pengisian kuesioner tracer study. Bahkan, tracer study ini menjadi penilaian output perguruan tinggi apakah sudah berkualitas dan memberikan manfaat bagi masyarakat. 

Tracer Studi Sebagai Kriteria Penilaian Akreditasi

Berdasarkan pengukuran proses Akreditasi Perguruan Tinggi (APS) dan (Akreditasi Perguruan Tinggi) APT yang berlaku untuk instrumen akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) terdiri dari input, proses dan output atau outcome yang memiliki bobot masing-masing. Dengan ketentuan bobot yang paling rendah adalah input, sementara bobot yang paling tinggi adalah output atau outcome.

“Ibarat produksi makanan, ada bahan mentah seperti bumbu dan beras, kemudian kita proses, lalu menghasilkan makanan yang lezat. Tentu, harganya akan menjadi lebih mahal dari sebelum diproses. Begitu pula, tracer study  adalah proses penilaian output yang penting, bukan hanya kegiatan survei semata”,  Ujar Wahyudi, Kamis (27/07/2023).

Adapun syarat akreditasi  program studi meliputi penjaminan mutu, kecukupan jumlah Dosen Tetap Program Studi (DTPS) dan kurikulum yang mencangkup kesesuaian capaian pembelajaran dengan profil lulusan. Artinya  diperlukan data alumni yang mendukung, sehingga tracer study menjadi penting dalam proses ini. 

Menariknya lagi, tracer study menjadi salah satu acuan ada atau tidaknya penurunan mutu perguruan tinggi atau program studi karena dapat mengukur masa transisi (aktivitas mencari kerja, masa tunggu kerja, masa magang), pekerjaan, situasi kerja, evaluasi pembelajaran dan kompetensi.

SEVIMA Platform Memudahkan Tracer Study bagi Perguruan Tinggi

Tracer study masih menjadi tantangan di perguruan tinggi, umumnya permasalahan tersebut muncul dari pihak perguruan tinggi yang belum memiliki sistem yang praktis, juga alumni yang belum memiliki kesadaran betapa pentingnya mengisi tracer study.

SEVIMA Karirlink menyediakan sistem yang memudahkan penyebaran tracer study sesuai standar DIKTI. Apalagi dengan fasilitas fitur-fitur seperti template kuesioner sesuai standar DIKTI, reminder capaian hasil di Dashboard Tracer Study, monitoring jawaban serta kelengkapan data yang dapat mendukung akreditasi.

Baca juga: Tak Ada Feedback dari Alumni saat Tracer Study? Ini Dia Solusinya

Kini, sudah saatnya perguruan tinggi menyadari bahwa tracer study tidak hanya sekedar formalitas, tetapi menjadi bagian yang penting dalam evaluasi. Jadi, yuk, segera manfaatkan penyebaran kuesioner tracer study dengan menggunakan sistem SEVIMA Karirlink yang mudah dan praktis. Jika terdapat pertanyaan, silahkan kunjungi Karirilink di https://karirlink.id/, tim kami siap menjawab pertanyaan Anda.

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×