ICE Institute & SEVIMA Sinergi Perluas Akses Pembelajaran Digital

SEVIMA.COM – Masih timpangnya akses pembelajaran digital antar perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), menjadi perhatian serius dunia pendidikan tinggi. Rendahnya kapasitas teknologi, kurangnya sumber daya digital, serta belum meratanya pelatihan dosen dalam pemanfaatan teknologi informasi menjadi tantangan besar yang menghambat transformasi digital pendidikan nasional.

Menjawab persoalan ini, Indonesia Cyber Education (ICE) Institute dan PT Sentra Vidya Utama (SEVIMA) resmi menjalin kerja sama guna memperluas pemerataan pembelajaran digital di tanah air. Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur ICE Institute Dra. Rahayu Dwi Riyanti, M.A. dan CEO SEVIMA Sugianto Halim, M.M.T.

Mengutip Memorandum of Understanding (MoU) dengan nomor 038/MOU/SVM/VI/2025, kedua pihak sepakat menjalin kemitraan kolaboratif untuk mempercepat transformasi digital di lingkungan perguruan tinggi Indonesia melalui berbagai program, pelatihan, hingga pemanfaatan platform digital secara optimal.

“Tujuan dari Nota Kesepahaman ini adalah untuk menjajaki dan mensinergikan potensi serta sumber daya yang dimiliki para pihak dalam rangka mengembangkan kerja sama dalam implementasi kemitraan kolaboratif untuk memajukan pembelajaran digital,” tulis perjanjian yang dikutip SEVIMA, Senin (30/6/2025).

Direktur ICE Institute, Dra. Rahayu Dwi Riyanti, M.A., menjelaskan bahwa salah satu misi utama platform pembelajaran digital adalah memberikan akses seluas-luasnya kepada siapa saja untuk belajar tanpa terbatas status sebagai mahasiswa.

“Kita ingin memberi kesempatan orang untuk belajar lifelong education. Siapa saja bisa belajar, tanpa harus kemana-mana, tanpa harus keluar duit banyak,” kata Yanti sapaan akrabnya kepada SEVIMA, 30 Juni 2025.

Lebih jauh, Rahayu menekankan pentingnya peran pembelajaran daring untuk menjembatani kesenjangan SDM di daerah 3T. Menurut Rahayu, hal ini memungkinkan kampus-kampus dengan keterbatasan sumber daya untuk tetap menyediakan konten berkualitas tinggi bagi mahasiswanya, termasuk dalam bentuk blended learning yang menggabungkan materi daring dengan pengajaran lokal. Inilah bentuk konkret dari pemerataan kualitas pendidikan tinggi yang didorong oleh kerja sama strategis ICE Institute dan SEVIMA.

“Kan di luar Jawa itu, perguruan tinggi belum tentu punya dosen yang ahli, apalagi sekarang teknologi canggih ya. Di kita ada mata kuliah-mata kuliah yang dikembangkan oleh dosen-dosen keren dari UI, UGM, UT, dan kampus lainnya yang ada di ICE Institute,” jelasnya.

Dalam ruang lingkup kerja sama ini, kedua pihak akan membangun jaringan pembelajaran digital, mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, serta menyusun program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan lokal.

ICE Institute yang juga bertindak sebagai National Centre dari International Institute of Online Education (IIOE) akan menyediakan kurikulum dan pelatihan digital berbasis AI yang telah teruji secara internasional. Sementara SEVIMA akan berperan sebagai katalis penyebaran teknologi ke kampus-kampus mitra. Mengingat SEVIMA memiliki ekosistem teknologi yang digunakan oleh lebih dari 1.200 perguruan tinggi di Indonesia.

Kerja sama ini berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan bersama. Kedua belah pihak menekankan komitmen pelaksanaan dengan itikad baik dan evaluasi rutin setiap tahun untuk mengukur dampak dan kelanjutannya.

Dengan kemitraan ini, ICE Institute dan SEVIMA berharap bisa mendorong terwujudnya pembelajaran digital yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan di seluruh penjuru negeri, menjadikan pendidikan tinggi Indonesia lebih adaptif terhadap tantangan zaman.

Diposting Oleh:

Erna SEVIMA