Perubahan Batas Waktu Pengumpulan Data Penilaian Maturitas Pengelolaan PDDIKTI
26 Mar 2025
5 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar: Best Practice Pelaporan PDDIKTI dan Indikator Kinerja Utama (IKU): Praktek Langsung Neofeeder untuk Penutupan Periode Ganjil 2024-1 Dimulai.
SEVIMA.COM – Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau kerap disebut sebagai MBKM, merupakan sebuah kegiatan pembelajaran terbaru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di era Menteri Nadiem Makarim. Pembelajaran MBKM ini rupanya cukup dibilang nyeleneh, berbeda dari pembelajaran di era sebelumnya.
Dulu mahasiswa hanya dituntut untuk belajar di dalam kelas, membuka buku, dan harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Namun berbeda dengan program MBKM ini. Program MBKM ini sangat membantu mahasiswa untuk mengembangkan skill-nya di luar kelas.
Mahasiswa tak hanya dituntut belajar di kelas saja, namun mahasiswa bisa melakukan kegiatan magang, pertukaran pelajar, penelitian di luar kampus, pengabdian masyarakat, dan kegiatan lainnya yang tercantum dalam program MBKM. Menariknya, hasil dari kegiatan kegiatan tersebut bisa dikonversikan ke dalam nilai mahasiswa di akhir semester.
Seiring berjalannya waktu, banyak sekali kendala yang dialami perguruan tinggi saat melakukan kegiatan MBKM ini. Misalnya saja seperti konversi nilai yang belum terpenuhi, proses yang dilakukan masih manual, belum lagi perguruan tinggi juga butuh untuk adaptasi.
Untuk memahami MBKM dan permasalahannya, kami akan mengajak Anda untuk membahas MBKM ini dari awal hingga akhir. Yuk simak!
Setelah melakukan beberapa diskusi dengan pelaku MBKM di beberapa perguruan tinggi, kami menemukan beberapa hal yang menjadi sumber permasalahan selama melakukan kegiatan MBKM. Ada beberapa permasalahan yang terjadi saat proses pelaksanaan MBKM, antara lain:
Banyak perguruan tinggi yang belum memenuhi konversi nilai mahasiswa. Jadi nilai hasil program MBKM ini belum diolah dan belum bisa dijadikan hasil nilai yang akan digunakan di akhir semester.
Beberapa perguruan tinggi belum memiliki sistem untuk proses pengelolaan data. Akibatnya, pihak PT pasti kesulitan melakukan pengelolaan nilai dan data mahasiswa peserta MBKM. Belum lagi data yang tidak dimasukkan secara otomatis tersebut bisa menimbulkan permasalahan lain, misalnya data yang terselip.
Namanya juga program baru, pasti membutuhkan adaptasi lagi bagi sebuah perguruan tinggi. Butuh persiapan yang matang agar proses kegiatan yang dilakukan bisa berjalan dengan sangat lancar.
Banyak pula kasus belum pahamnya proses pengakuan nilai. Sehingga perguruan tinggi belum bisa mengakui sepenuhnya nilai yang dihasilkan mahasiswa saat proses MBKM tersebut berlangsung.
Kesalahan paling krusial saat melakukan proses MBKM ini adalah melakukan kesalahan pada manajemen konversi nilai. Lagi-lagi perguruan tinggi belum sepenuhnya paham bagaimana melakukan proses pengkonversian nilai dengan baik dan benar.
Perguruan tinggi yang melakukan MBKM biasanya memiliki keresahan saat memulainya. Untuk itu, setiap PT butuh persiapan untuk melakukan kegiatan MBKM.
Yaps, setiap PT wajib mempersiapkan MBKM ini dengan sebaik mungkin. Mulai dari kurikulum yang sesuai, kerjasama dengan pihak terkait, pola penilaian yang efektif, dan juga sistem akademik yang mendukung.
Oleh karena itu, ketika perguruan tinggi memulai kegiatan ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar tidak bingung melakukan kegiatan MBKM tersebut. PT tak harus memulai kegiatan MBKM ini dari awal. Namun PT bisa melakukan beberapa cara berikut ini.
Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh mahasiswa di kampus pada kegiatan BKD luar prodi misalnya magang, pertukaran pelajar, hingga KKN. Nah, pihak kampus bisa melakukan konversi kegiatan MBKM untuk mempermudah kegiatan proses penyesuaian kegiatan MBKM.
Untuk melakukan konversi tersebut, bisa memperhatikan beberapa syarat berikut, yaitu hak belajar di luar prodi maksimal 3 semester dan maksimal SKS untuk kegiatan MBKM adalah 60 SKS.
Agar proses MBKM bisa terlaksana dengan baik, setiap PT juga bisa melakukan penyesuaian kurikulum, CPL dan CPMK. Proses kegiatan penyesuaian ini sangat penting, terutama pada tahapan kebutuhan industri kepada lulusan.
Sebagai salah satu solusinya, PT bisa melakukan diskusi dengan pihak industri atau pengguna layanan. Selain itu, PT juga bisa melakukan diskusi dengan PT atau prodi yang lain.
Setiap kegiatan MBKM di kampus akan semakin terasa lancar bila sudah menyediakan tim khusus untuk melaksanakan program tersebut. Apalagi kegiatan MBKM yang cukup rumit dengan persyaratan, membuat perguruan tinggi harus sigap membentuk tim khusus MBKM. Tim khusus ini bisa dimulai dari level prodi di kampus.
Keuntungan lain jika menyiapkan tim MBKM ini adalah melakukan proses seleksi kegiatan MBKM yang lebih cepat. Selain itu, penentuan konversi nilai untuk pendataan juga lebih mudah. Yang paling penting, proses pembimbingan mahasiswa juga akan jauh lebih mudah dilakukan.
MBKM sangat berdampak pada kegiatan pengolahan data di perguruan tinggi. Maka perlu dipastikan bahwa proses pengelolaan data di perguruan tinggi ini juga harus disesuaikan.
Oleh karena itu, setiap perguruan tinggi wajib memiliki sistem pengelolaan akademik yang sangat mendukung. Terlebih mulai dari proses pendaftaran hingga melakukan pendataan ke PDDIKTI.
Baca juga: siAkadcloud Support Implementasi MBKM, Tata Kelola Jadi Lebih Mudah
Untuk melakukan pengelolaan program MBKM di perguruan tinggi, ada dua strategi yang bisa diterapkan kampus untuk melaksanakan kegiatan MBKM tersebut. Adapun dua strategi tersebut antara lain.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menentukan strategi pengelolaan MBKM di kampus. Strategi yang bisa dilakukan misalnya dengan
Tahapan implementasi ini dilakukan dengan melakukan identifikasi kegiatan atau program akademik yang sedang berjalan. PT wajib melakukan pengembangan kurikulum prodi, MBKM dan juga kerjasama mitra PT.
Proses penentuan Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) yang tepat ini bisa digunakan untuk melihat jenjang studi yang diikuti oleh peserta MBKM. sehingga para peserta MBKM bisa memenuhi kriteria jumlah SKS yang diikuti oleh perguruan tinggi.
Proses ini sangat penting untuk menentukan mahasiswa yang layak mengikuti program MBKM. Terutama dalam jumlah SKS dan semester yang diikuti oleh mahasiswa tersebut.
Untuk menerapkan beberapa program MBKM di perguruan tinggi. Setiap PT wajib memiliki skenario implementasi program MBKM di kampus.
Misalnya saja setiap kampus wajib memiliki pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan saat mengikuti kegiatan MBKM.
Baca juga: Rasionalisasi Perkembangan Kurikulum di Era MBKM
Untuk melakukan penguatan ekosistem kampus merdeka, perguruan tinggi bisa melakukan beberapa kegiatan tersebut antara lain.
Seperti yang dibahas pada ulasan pengelolaan MBKM di perguruan tinggi. Untuk memulai kegiatan ini setidaknya perguruan tinggi harus menyiapkan dan menyesuaikannya dengan kondisi kampus. Penguatan ekosistem kampus merdeka ini harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan kampus tersebut.
Dengan mencanangkan program MBKM sesuai dengan kebutuhan kampus. Maka kampus akan jauh lebih mudah melakukan kegiatan MBKM ini. Kampus bisa memanfaatkan program MBKM yang sudah ada di kampus tanpa harus mengubahnya. Misalnya seperti melakukan konversi nilai pada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh mahasiswa di kampus antara lain magang, pertukaran pelajar, hingga KKN.
Salah satu program MBKM yang sangat berpengaruh pada kegiatan masyarakat yaitu magang MBKM. kegiatan ini membutuhkan mitra industri agar bisa terlaksana dengan baik.
Dengan menggandeng mitra industri, bisa dipastikan mahasiswa akan jauh lebih mudah melakukan kegiatan MBKM. tak hanya itu saja, proses skill mahasiswa juga akan terasah dengan sangat baik. Harapannya, ketika di dunia kerja nanti mahasiswa bisa lebih fasih dan cerdik memahami liku dunia kerja yang sebenarnya.
Perlu diingat, bahwa proses berjalannya MBKM di perguruan tinggi juga mendapatkan intensif BO untuk mencapai IKU bagi PTN. Nah, semesntara itu setiap perguruan tinggi biasanya mendapatkan pendanaan matching fund senilai 250 miliar untuk melakukan kerjasama dengan mitra (baik untuk PTS atau PTN). Jika perguruan tinggi bisa melaksanakan program kompetensi kampus merdeka maka akan mendapatkan pendanaan sebesar 500 miliar baik untuk PTS atau PTN.
Oleh karena itu, setiap perguruan tinggi harus memanfaatkan pendanaan tersebut sebaik mungkin. Harapannya, semua program MBKM di setiap perguruan tinggi bisa berjalan sesuai rencana.
Semua kegiatan MBKM ini akan menjadi lebih mudah bila kampus juga menyediakan sistem akademik yang mendukung. Sehingga seluruh kegiatan perkuliahan bisa dikelola dengan sangat baik.
Salah satu sistem akademik yang mampu mendukung proses MBKM dengan baik di perguruan tinggi adalah dengan menggunakan sistem akademik SEVIMA siAkadCloud. Selamat mencoba!
Diposting Oleh:
Seprila Mayang SEVIMA
Tags:
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami