4 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar: Strategi Sukses Menyusun Kalender Akademik dan SKS Perkuliahan untuk Mempersiapkan Tahun Ajaran Baru Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Solusi SEVIMA • 25 Sep 2023

SEVIMA Platform Mendemokratisasi Pendidikan Tinggi Indonesia dengan Sistem Akademik berbasis SaaS

Seprila Mayang SEVIMA

SEVIMA.COM– Indonesia kini sedang mengalami fenomena Digital Divide. Tak terkecuali di dunia pendidikan tinggi. Ada kampus yang fasilitas digitalnya komplit karena mampu membuat sistem akademik kampusnya sendiri dengan biaya miliaran rupiah. Tapi masih banyak kampus yang hingga kini fasilitas digitalnya terbatas karena tak memiliki uang sebanyak itu.

Kampus-kampus dengan fasilitas digital terbatas ini, akhirnya belajar menggunakan papan tulis kapur, melakukan proses pendaftaran dan pembayaran kuliah harus mengantri panjang di bawah terik matahari, dan masih mengerjakan seluruh proses administrasi dan birokrasi dengan bertumpuk-tumpuk kertas, manual, dan melelahkan.

Lebih parahnya, kondisi ini terjadi tidak hanya di daerah terluar Indonesia. Kondisi ini juga terjadi di Pulau Jawa. Utamanya di kampus swasta dengan jumlah mahasiswa yang sedikit. Hal ini diungkapkan Dr Budi Djatmiko selaku Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), dan Andry Huzain selaku Chief Marketing Officer dari Startup Education Technology SEVIMA, pada Konferensi Pers SEVIMA, Selasa (20/06). Konferensi pers ini dihadiri 5.000 rektor dan dosen dari seluruh Indonesia.

“Oleh karenanya fenomena ini disebut sebagai digital divide. Kampus bukan dipisahkan oleh jarak, tapi oleh kemampuan digital. Dampaknya fatal, kampus yang sudah digitalisasi, apalagi kampus negeri, pendaftarnya jutaan. Sedangkan kampus kecil yang tidak melakukan digitalisasi, pasti akan tersisih, akhirnya jumlah pendaftar dan kemampuan keuangannya makin sedikit, dan makin sulit lagi untuk melakukan digitalisasi. Kampus sudah waktunya di-cloud, ada di awan!” ungkap Budi Djatmiko.

Merevolusi paradigma digitalisasi kampus konon harus berbiaya miliaran rupiah, Startup Education Technology SEVIMA hadir untuk memecahkan kesenjangan digital dengan menyajikan alternatif terbaru. Digitalisasi kini tak harus dilakukan kampus dengan membuat aplikasi sendiri, tapi cukup berlangganan aplikasi dari SEVIMA dengan biaya bulanan terjangkau dan semuanya berbasis Cloud yang keamanannya telah tersertifikasi secara internasional.

Secara teknis, aplikasi ini berbasis Software as a Service (SaaS). Dengan disrupsi biaya dan teknologi tersebut, SEVIMA melejit hingga kini telah melayani lebih dari 800 kampus dan 3 juta mahasiswa seluruh Indonesia sebagai penggunanya.

“Ide awalnya adalah SEVIMA sebagai startup IT yang berdiri sejak Tahun 2003, mengerjakan proyek sistem akademik harga miliaran. Ternyata antar kampus, masalah sekaligus “obat”-nya relatif mirip-mirip. Jadi kenapa tidak satu aplikasi saja, lalu kampus bisa berlangganan dengan biaya yang sangat terjangkau? Kami buatlah SEVIMA Platform, dengan konsep SaaS dan berbasis Cloud, paling murah dua juta sebulan bahkan bisa gratis” ungkap Andry Huzain yang juga mantan direktur di Detik.com dan MNC.

Bagaimana SEVIMA Merevolusi Pendidikan Tinggi

Sistem Akademik berbasis Software as a Service (SaaS) yang dikembangkan SEVIMA, kemudian disebut sebagai “SEVIMA Platform”, merevolusi digitalisasi kampus dengan biayanya yang terjangkau namun tetap mampu menghadirkan solusi atas berbagai masalah administrasi kampus.

Masalah tersebut seperti proses penerimaan mahasiswa, pembayaran kuliah, pembelajaran online, akreditasi, penerbitan ijazah, hingga pelaporan data kampus kepada pemerintah, yang dulunya harus diinput satu persatu melalui excel, dicetak, ataupun lewat aplikasi yang beragam. Dengan SEVIMA Platform, semua proses tersebut bisa berlangsung dengan serba otomatis dan saling terintegrasi.

Kehadiran SEVIMA juga mampu mendemokratisasi digitalisasi dan integrasi business process pengelolaan kampus, karena akhirnya fasilitas ini dapat diakses oleh masyarakat luas. Tidak harus menggunakan laptop, bisa juga menggunakan handphone. Sebelumnya, digitalisasi dan kemudahan administrasi hanya menjadi privilege yang dinikmati kampus-kampus besar karena telah mapan secara finansial dan mampu membuat aplikasinya sendiri.

“Bagian dari ekosistem platform kami -SevimaPay-, juga menjadi payment aggregator di 800 kampus untuk bisa membayar uang kuliah melalui minimarket. Nampaknya sederhana, tapi sangat berarti bagi mahasiswa yang sebelumnya harus bayar manual di kampus dan belum memiliki akses ke perbankan,” ungkap Andry Huzain.

Kebersamaan dan gotong royong, juga menjadi cara SEVIMA mengubah paradigma bahwa digitalisasi bisa menjadi hak semua orang dan kampus tanpa kecuali. Sistem berbasis SaaS serta jaringan Cloud yang terjamin, dapat dinikmati kampus dengan harga jauh lebih murah karena dilakukan bersama-sama dan berbasis skala ekonomis.

Skala ekonomis juga memastikan harga SEVIMA tetap murah namun mampu memacu perusahaan untuk terus tumbuh dan profit, tanpa perlu menerima pendanaan eksternal dan tanpa melakukan bakar uang. “Sampai akhirnya hadir Komunitas SEVIMA, yang sifatnya organik dan bottom up, dengan grup Facebook beranggotakan 5.000 lebih operator IT di kampus. Komunitas ini saling bertukar pengalaman dan masukan pengembangan, mengadvokasi produk SEVIMA, menyalurkan Beasiswa kuliah S1 gratis bersama para menteri dan pejabat tinggi negara, dan rutin berjejaring dan berkumpul lewat event Seminar dan Webinar berskala nasional. Bahkan hingga saat ini, SEVIMA memegang Rekor MURI sebagai Webinar dengan peserta Rektor terbanyak se-Indonesia,” lanjut Andry Huzain.

Perjuangan mendemokratisasi akses digital di kampus tersebut akan terus dilakukan SEVIMA sesuai dengan misi perusahaan, #RevolutionizeEducation. SEVIMA kini beranggotakan 220 orang personil dan berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur. SEVIMA juga secara berkelanjutan tumbuh sebesar 50% year-on-year, dengan Target Addressable Market yang masih terbuka luas secara domestik.

“Kampus di Indonesia ada 4.500, yang sudah menggunakan SEVIMA ada 800an kampus. Komitmen kami sangat kuat untuk memperluas demokratisasi kampus, termasuk terbuka peluang untuk ekspansi ke luar negeri dalam tiga tahun kedepan,” pungkas Andry Huzain.

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×