Hari ini - Event SEVIMA Executive Training – Sukses Menyusun & Menerapkan Kurikulum Pendidikan Tinggi Berorientasi Outcome Based Education (OBE), untuk Wujudkan Institusi & Prodi yang Unggul dan Berkelas Dunia! Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 30 Oct 2023

Bagaimana Implementasi Kurikulum OBE di Perguruan Tinggi?

Liza SEVIMA

SEVIMA.COM – Seiring dengan teknologi dan kebutuhan industri yang berkembang pesat, perguruan tinggi perlu menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Metode hafalan tidak lagi relevan untuk diterapkan ke mahasiswa karena sudah tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Maka dibutuhkan implementasi kurikulum berbasis pengembangan hard skills atau yang disebut Outcome-Based Education (OBE). Apa itu OBE dan bagaimana penerapannya? Berikut penjelasannya. 

Apa Itu Kurikulum OBE?

Outcome-Based Education (OBE) adalah sistem pendidikan yang menekankan pada outcome, bukan hanya pada materi yang diberikan. Kurikulum OBE mengukur hasil pembelajaran (outcome) dan memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan baru yang mempersiapkan mereka pada level internasional.

Kurikulum OBE dirancang agar mahasiswa dapat mencapai suatu kemampuan. Di akhir pembelajaran, siswa harus mampu menunjukkan capaian learning outcome dari suatu pengalaman belajar. Mahasiswa akan dilatih untuk membangun pemahaman melalui kegiatan belajar yang relevan.

Fungsi Kurikulum OBE akan menjadi landasan dalam penyusunan capaian pembelajaran yang memenuhi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Selain untuk mengembangkan kompetensi lulusan agar selaras antara akademik dan dunia kerja, kurikulum OBE kini menjadi syarat untuk akreditasi nasional berdasarkan BAN-PT dan LAM INFOKOM serta akreditasi internasional IABEE, AACSB, ABET, ASIIN, KAAB, AHPGS, dll. 

Lalu, bagaimana proses implementasi kurikulum OBE di perguruan tinggi?

Proses Implementasi Kurikulum OBE

1. Tim Prodi Menyusun Profil Lulusan

Proses implementasi kurikulum OBE yang pertama adalah Prodi dapat memetakan profil lulusan yang berfokus pada apa yang mahasiswa dapat lakukan pada masa akhir studi. Pencapaian kualitas yang diharapkan dari lulusan akan meliputi keterampilan, pengetahuan, dan sikap.

Contoh profil lulusan adalah Software Developer maka kemampuannya akan meliputi menerapkan pengetahuan luas tentang bahasa pemrograman, pengembangan perangkat lunak, dan sistem operasi komputer untuk pembuatan perangkat lunak. Nah, dengan menggunakan kurikulum OBE ini, proses penyusunan kurikulum akan disesuaikan  dengan kebutuhan. Sehingga bisa menghasilkan lulusan sesuai dengan hard skills yang dibutuhkan. 

2. Menyusun Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)

Untuk mencapai profil lulusan yang diharapkan maka program studi (prodi) dapat menyusun kemampuan yang harus dimiliki lulusan. Capaian pembelajaran lulusan (Learning Outcomes) merupakan rumusan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yaitu kriteria minimal dari kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 

CPL akan disusun oleh tim yang akan merumuskan kurikulum yang terdiri dari Kepala Prodi dan dosen pengampu yang terlibat dalam proses mengajar. Penyusunan CPL akan memuat kemampuan yang diperlukan di era industri 4.0 seperti kemampuan literasi data dan teknologi.

3. Melakukan Pemetaan Setiap Jenis CPL yang Berkaitan dengan MK

CPL akan dijadikan landasan utama dalam memetakan mata kuliah. Pemetaan pada setiap MK yang berhubungan dengan CPL memiliki tahapan belajar yang lebih spesifik dan lebih terukur.  Hal ini juga akan memberikan kemudahan pada penentuan capaian pembelajaran Prodi berdasarkan penentuan mata kuliah. 

4. Menjabarkan Rencana Pembelajaran & Rencana Evaluasi Mata Kuliah

Setelah merumuskan CPL dan memetakan MK, maka dosen dapat menjabarkan rencana pembelajaran serta rencana evaluasi MK. Pada tahap ini dosen dapat menganalisis capaian pembelajaran yang selaras dengan tujuan akhir pembelajaran dengan mengembangkan modul pengajaran yang sesuai. 

Rencana pembelajaran ini akan menjadi panduan dosen selama satu semester untuk mengajarkan materi. Selain itu, dosen juga akan membuat rencana evaluasi agar mengetahui tingkat efektivitas metode pengajaran.

5. Melakukan Penilaian Sesuai dengan Nilai CPMK yang diperoleh mahasiswa

Pada proses mengajar, dosen dapat menilai mahasiswa berdasarkan CPMK yang diperoleh. Penilaian ini dapat menjadi evaluasi mengenai metode yang digunakan dosen ketika mengajar, pengembangan kemampuan mahasiswa, dan apakah materi yang diajarkan sesuai kebutuhan.

6. Melaporkan Hasil Akhir di Transkrip

Setelah proses pembelajaran berakhir selama satu semester, maka mahasiswa akan mendapatkan hasil akhir proses pembelajaran di transkrip. Hasil akhir ini akan berbentuk nilai dan menjadi evaluasi bagi mahasiswa di setiap semester. 

Baca juga: Bagaimana Konsep dan Penilaian Outcome Based Education (OBE)?

Implementasi dari OBE berorientasi pada pengetahuan dan keterampilan, maka sebelum merancang kurikulum, perancang sudah mengetahui profil lulusan. Perguruan tinggi dan tim prodi dapat mengevaluasi secara continue untuk menghasilkan output yang sesuai keahlian mahasiswa. 

Berdasarkan pembahasan di atas, semoga bisa memudahkan Anda dalam menyusun hingga mengimplementasikan kurikulum OBE. Untuk informasi lainnya seputar dunia perguruan tinggi dan sistem informasi akademik,  Anda dapat cek artikel menarik lainnya seputar sistem informasi dan perguruan tinggi SEVIMA.COM.   

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×