Publikasi Bukan Sekadar Syarat, tapi Investasi Reputasi: Mengapa Dosen Harus Menulis di Jurnal Bereputasi
05 Dec 2025
07 Nov 2025
SEVIMA.COM— Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi mencapai 6,30 persen dari total pengangguran nasional yang sebesar 4,76 persen pada Februari 2025. Kondisi ini menegaskan adanya kesenjangan antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri dan dunia kerja.
Menjawab tantangan tersebut, SEVIMA bekerja sama dengan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XV dan Politeknik Pariwisata Bali menggelar Executive Workshop “From Outcome to Outshine: Kupas Tuntas Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) untuk Memimpin Kampus Menuju Kelas Dunia”, Kamis (6/11/2025) di Prime Plaza Hotel Sanur, Denpasar.
Kegiatan ini dihadiri ratusan rektor dan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia, menghadirkan narasumber utama: Dr. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes. (Direktur Politeknik Pariwisata Bali), Endang Kusmana, M.M., Ak., CA. (Direktur Politeknik Negeri Ketapang periode 2018–2022), serta Prof. Wahyudi Agustiono, M.Sc., Ph.D. (Guru Besar Universitas Trunojoyo Madura & Customer Strategic Manager SEVIMA).
Prof. Wahyudi Agustiono menegaskan OBE kini menjadi standar wajib perguruan tinggi. “Permendiktiristek 39 tahun 2025 Pasal 30 tegas menyatakan lulusan harus mencapai capaian pembelajaran yang berlaku. OBE bukan lagi pilihan,” tegasnya.
Implementasi OBE memerlukan sistem yang mampu mengelola profil lulusan, manajemen CPL, menghubungkan relasi PL-CPL-MK-CPMK, dan input KRS secara terintegrasi. “Sistem ini bukan alat bantu, tapi fondasi agar OBE efektif dan terukur,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Dr. Ida Bagus Putu Puja (Direktur Politeknik Pariwisata Bali) menegaskan bahwa perguruan tinggi harus bertransformasi, tidak hanya menyesuaikan kurikulum, tetapi juga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan daya saing pendidikan.
“Mendigitalisasi pendidikan ini sangat penting untuk menciptakan pendidikan yang maju dan berdaya saing. Dengan kurikulum OBE, kita dapat mencetak lulusan unggul yang sesuai kebutuhan industri,” kata Ida Bagus, saat membuka Executive Workshop SEVIMA di Prime Plaza Bali, Kamis (6/11/2025).
Sementara itu, Endang Kusmana menekankan bahwa OBE bukan sekadar revisi kurikulum, melainkan perubahan cara berpikir seluruh elemen kampus.Endang Kusmana memaparkan empat strategi komprehensif untuk mengatasi tantangan implementasi OBE yang telah diidentifikasi.
Transformasi mindset dosen menjadi kunci utama keberhasilan implementasi OBE. Melalui program berkelanjutan seperti workshop, coaching clinic, dan capacity building, dosen dibekali kemampuan untuk berpindah dari paradigma teaching-based menjadi student-centered learning.
“Mahasiswa harus menjadi lifelong learners yang siap menghadapi era AI, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dan future skills yang terus berkembang,” ujar Endang Kusmana.
Implementasi OBE menuntut kolaborasi lintas disiplin. Pembentukan tim kurikulum lintas program studi berfungsi memastikan sinergi antarprodi dan integrasi penjaminan mutu secara berkelanjutan. Melalui pendekatan kolaboratif ini, setiap prodi dapat berbagi best practices, menyelaraskan capaian pembelajaran dengan kebutuhan industri, serta membangun standar mutu yang konsisten sesuai SN-Dikti dan KKNI.
“OBE menjadi syarat akreditasi unggul. Kalau mau akreditasi unggul, perguruan tinggi harus punya sistem OBE yang baik,” tegasnya.
Digitalisasi menjadi pondasi penting untuk memastikan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam pelaksanaan OBE. Sistem digital pelacakan CPL memungkinkan monitoring secara real-time dan memudahkan bukti capaian untuk keperluan akreditasi maupun audit mutu. Dengan sistem digital, dokumentasi OBE tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menjadi alat refleksi akademik untuk perbaikan berkelanjutan (continuous improvement).
“Perguruan tinggi harus membuktikan kualitas lulusan secara sistematis dan terukur dengan transparansi capaian pembelajaran dan pertanggungjawaban kepada stakeholder,” jelas Endang.
Pemberian recognition system bagi dosen yang berhasil menerapkan pembelajaran berbasis OBE mendorong inovasi dan memperkuat motivasi. “OBE mendorong transformasi institusi menjadi kampus yang responsif terhadap perubahan global dengan membangun budaya mutu berkelanjutan sebagai investasi masa depan kampus,” ungkap Endang.
Keempat strategi ini membentuk ekosistem pembelajaran berbasis capaian yang berorientasi pada mutu dan relevansi lulusan. Dengan sinergi pelatihan dosen, kolaborasi kurikulum, digitalisasi sistem, dan insentif inovasi, OBE menjadi strategi transformasi perguruan tinggi yang komprehensif.
Chief Marketing Officer SEVIMA, Andry Huzain, S.Kom., menyampaikan bahwa SEVIMA mendukung seluruh lini perguruan tinggi dari operator, dosen, pimpinan, hingga mahasiswa. “SEVIMA juga memberikan pemerataan pendidikan untuk digitalisasi perguruan tinggi, termasuk di wilayah 3T,” jelasnya.
Aditya Rhesa Firmansah, Pakar Digitalisasi Perguruan Tinggi dari SEVIMA, menegaskan komitmen perusahaan menyelesaikan tantangan perguruan tinggi Indonesia. “Tugas SEVIMA adalah menyelesaikan masalah perguruan tinggi. Hari ini adalah gongnya, di mana visi SEVIMA terus merevolusi pendidikan tinggi Indonesia,” ujarnya.
Diposting Oleh:
Seprila Mayang SEVIMA
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami