Digitalisasi Kampus: Kunci Menuju Pendidikan Masa Depan yang Inovatif dan Berdaya Saing
03 Jan 2025
7 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar: Kupas Tuntas Peluang Beasiswa S3 Dalam & Luar Negeri bagi Dosen Beserta Persyaratan Izin/Tugas Belajar Dimulai.
Penulis: Herry Kiswanto, M.Th.
Dosen Kampus; Sekolah Tinggi Teologi Khatulistiwa Sintang (STTK)
Pendidikan merupakan satu diantara beberapa aspek penting dalam kehidupan manusia. Sistem pendidikan yang baik dan diterapkan dengan baik adalah kunci mencetak penerus generasi bangsa yang cerdas, berkarakter, serta berkualitas.
Dengan demikian, melalui pendidikan peradaban yang lebih tinggi dan maju dapat terlahir di tengah masyarakat. Seiring perkembangan zaman, teknologi menginstruksi berbagai aspek kehidupan termasuk bidang pendidikan.
Keterlibatan teknologi informasi di dunia pendidikan menghadirkan perubahan dalam kegiatan proses pembelajaran. Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan lanjutan perlu menyediakan proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Melalui skema digitalisasi, civitas akademika perguruan tinggi memiliki lebih banyak sumber materi yang luas tanpa dibatasi oleh sekat-sekat pendidikan formal. Digitalisasi mampu memperluas aksesibilitas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Teknologi informasi atau information technology (IT) mulai diperkenalkan pada dekade 80-an. Istilah ini merujuk pada pengembangan teknologi komputer yang kemudian dipadukan dengan teknologi komunikasi.
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data. Sementara teknologi adalah alat, mesin, material, serta proses yang terus dikembangkan dan diaplikasikan untuk membantu memudahkan manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan.
Menurut Rusman dkk. (2012), teknologi informasi adalah “serangkaian tahapan penanganan informasi yang meliputi penciptaan sumber-sumber informasi, pemeliharaan saluran informasi, penerimaan informasi secara selektif, penyimpanan & penelusuran informasi, dan penggunaan informasi.”
Dengan demikian, teknologi informasi (TI) meliputi segala hal yang berhubungan dengan pengolahan data, proses penyaluran/distribusi informasi, manipulasi, hingga pengelolaan informasi.
Adapun fungsi-fungsi TI antara lain mencakup:
Metode pembelajaran konvensional mengharuskan siswa atau peserta didik bertatap muka dengan pengajar untuk memperoleh materi pembelajaran. Di era modern, metode seperti ini menjadi kurang relevan dan tidak efektif.
Dalam pendidikan modern, diperlukan adanya intervensi teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.
Di era globalisasi, pendidikan perlu beradaptasi dengan perubahan pola pikir dan kebutuhan yang serba cepat, praktis, dan tepat. Kehadiran teknologi informasi mampu melayani kebutuhan tersebut.
Dengan dukungan TI, siswa dapat mengakses informasi secara luas melalui pemanfaatan teknologi khususnya internet. Interaksi antara siswa dan guru menjadi lebih fleksibel dan leluasa.
Teknologi informasi berperan sebagai alat bantu pembelajaran melalui berbagai sarana komunikasi modern. Misalnya komputer, ponsel, surat elektronik (email), software belajar online, dan lain sebagainya.
Artinya dukungan TI memberikan kesempatan kepada pengajar untuk tetap menyediakan pembelajaran tanpa harus bertatap muka dengan siswanya. Demikian pula, siswa bisa memperoleh materi, informasi, dan referensi dengan jangkauan lebih luas.
Kehadiran teknologi internet turut membuat implementasi sistem pendidikan menjadi lebih mudah dan praktis. Ini terlihat dari berkembangnya metode cyber teaching alias pembelajaran secara virtual yang memanfaatkan internet.
Secara garis besar, peranan teknologi informasi khususnya untuk pendidikan modern antara lain:
Modernisasi menuntut dunia pendidikan untuk turut berkembang dan beradaptasi dengan kemajuan. Implementasi TI dalam sistem pendidikan adalah salah satu upaya agar dunia pendidikan paralel dengan kemajuan zaman.
Manfaat TI dapat dirasakan oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu mencakup tenaga pengajar, peserta didik, serta lembaga pendidikan formal maupun non formal. Berikut adalah beberapa manfaat TI bagi insan pendidikan:
Dalam praktik pembelajaran konvensional, kegiatan belajar mengajar (KBM) umumnya hanya mengandalkan buku bacaan atau media tekstual lain seperti lembar kerja atau lembar fotokopi.
Pemanfaatan teknologi mampu melayani kegiatan belajar mengajar secara lebih canggih dengan menyediakan media pembelajaran yang bervariasi. Sebagai contoh, media audio dan video yang ditampilkan melalui komputer, layar LCD, tablet, atau handphone.
Kehadiran teknologi virtual reality (VR) menawarkan pembelajaran yang semakin canggih. Kegiatan belajar mengajar dengan virtual reality memberikan pengalaman belajar baru yang lebih nyata sehingga mampu memberikan pemahaman lebih bagi siswa.
Dahulu kita hanya bisa mengandalkan buku dalam mencari materi untuk mendalami pelajaran tertentu. Selain itu, buku-buku di perpustakaan sekolah dapat menyediakan informasi tambahan. Sayangnya jumlahnya sangat terbatas.
Internet membantu memberikan akses tidak terbatas kepada siswa dan mahasiswa untuk menggali materi dari berbagai sumber. Aksesibilitas yang luas adalah dukungan penting untuk pemenuhan rasa ingin tahu.
Sementara itu, pengajar tidak hanya berpegangan pada materi dari buku terbitan lama. Akan tetapi dapat menyajikan data dan informasi baru sehingga terhubung dengan perkembangan ilmu pengetahuan terkini.
Variasi media pembelajaran perlu didukung oleh penyajian materi yang menarik. Siswa/mahasiswa mungkin terlalu jenuh dengan materi yang terlalu teoritis sehingga mereka tidak mendapatkan pemahaman yang riil.
Dengan memanfaatkan teknologi informasi, pengajar dapat menyajikan materi-materi yang lebih menarik. Misalnya memberikan konteks yang jelas dan relevan sehingga pembelajar mendapatkan pemahaman secara komprehensif.
Manfaat teknologi informasi berikutnya adalah membantu pengajar menemukan berbagai metode mengajar yang lebih segar. Audio dan video berisi materi pembelajaran hingga software e-learning terbukti memberikan angin segar untuk metode pengajaran.
Pemanfaatan komputer atau handphone yang diperkuat internet memungkinkan aktivitas belajar dapat berlangsung secara fleksibel. Pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara online dan real time dari mana saja.
Aktivitas belajar juga dapat dilakukan tanpa terikat waktu. Dengan dukungan teknologi pengambilan dan penyimpanan yang tersemat dalam komputer, handphone, atau tablet, peserta didik dapat melanjutkan aktivitas belajarnya kapan saja.
Penyajian materi secara beragam yang sejalan dengan metode pembelajaran variatif adalah modal penting untuk menunjang minat belajar pada peserta didik. Dengan kegiatan belajar menyenangkan, mereka cenderung lebih menikmati proses pembelajaran.
Teknologi informasi menjadi sarana penting untuk menunjang faktor-faktor pendidikan dari hulu ke hilir. Mulai dari metode pembelajaran, media pembelajaran, kualitas sumber daya manusia, hingga menciptakan lingkungan dan suasana akademik yang mendukung.
Pemanfaatan TI secara optimal dan strategis menjadi faktor penting meningkatnya kualitas pendidikan di era digital dan globalisasi.
Menurut Indrajit (2011: 32), peranan teknologi informasi dan komunikasi terhadap proses belajar mengajar di lingkungan institusi pendidikan tinggi seperti universitas, akademi, sekolah tinggi meliputi 5 hal. Berikut adalah kelima peranan tersebut beserta penjelasannya.
Proses belajar mengajar di lingkungan kampus akan menghasilkan interaksi antara dosen dan mahasiswa. Interaksi tersebut pada umumnya lebih bersifat satu arah di mana dosen menjelaskan materi sedangkan mahasiswa mendengarkan pemaparan materi.
Dalam prosesnya, dosen biasanya menjelaskan dalam bentuk pendeskripsian secara lisan dan dibantu tulisan. Sementara mahasiswa diharapkan mampu membayangkan dan menyerap apa yang dijelaskan oleh dosen.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bentuk ilustrasi berupa multimedia membantu memudahkan mahasiswa dalam menyerap penjelasan dari dosen.
Di saat yang sama, dosen juga terbantu dalam proses mengajar berkat bantuan visualisasi yang mencakup teks, audio, dan video. Ini memudahkan dosen menjelaskan materi yang sulit dideskripsikan.
Teknologi informasi membantu dosen kembali ke peran utamanya sebagai fasilitator dan koordinator. Peran tersebut dijalankan dengan memberikan pertanyaan, perintah, tantangan, atau pernyataan yang dapat dijawab langsung oleh mahasiswa.
Dengan kata lain, aktivitas pembelajaran yang terjadi tidak lagi berfokus pada dosen. Akan tetapi fokusnya beralih ke tiap individu, dalam hal ini mahasiswa.
Peran TI sebagai pemberdaya civitas akademika perguruan tinggi berkaitan erat dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung cepat. Perkembangan sains mendatangkan tantangan tersendiri bagi dosen dan mahasiswa.
Penting sekali bagi dosen dan mahasiswa untuk beradaptasi agar mampu menghadapi kecepatan tersebut dan mempertahankan daya saing yang dimiliki.
Internet menjadi “senjata” penting yang efektif dan efisien bagi civitas akademika perguruan tinggi karena memberikan akses terhadap pembaruan-pembaruan khususnya di bidang ilmu pengetahuan yang dipelajari.
Pemanfaatan search engine seperti Google membantu dosen dalam menyediakan materi ajar mutakhir dan berkualitas bagi mahasiswanya. Untuk memudahkan proses pencarian, dosen dapat menggunakan kata kunci yang relevan sesuai kebutuhan materi ajar.
Sementara itu, mahasiswa mampu memberdayakan dirinya dengan memanfaatkan situs-situs web di internet yang menyediakan berbagai jenis sumber atau referensi ilmiah. Mulai dari jurnal, artikel, e-book, atau lainnya.
Terlepas dari kemudahan ini, mahasiswa tetap harus cermat dalam menyaring referensi. Misalnya hanya mengambil publikasi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai rujukannya.
Internet tidak hanya menyediakan sumber-sumber dalam format teks. Ada banyak referensi pengetahuan yang dikemas dalam format multimedia secara menarik, diantaranya:
Aset intelektual ibarat tulang punggung bagi keberlangsungan hidup suatu perguruan tinggi. Aset ini dikumpulkan secara kolektif dari masa ke masa melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana prinsip Tri dharma pendidikan.
Adapun sebagian dari contoh-contoh aset intelektual perguruan tinggi diantaranya:
Mengingat pentingnya aset intelektual bagi sebuah perguruan tinggi, maka urgensi dalam penyimpanan dan pengelolaannya tidak dapat ditunda. Oleh karena itu, penting sekali untuk mempresentasikan dan menyimpan aset-aset intelektual tersebut dalam format digital.
TI dalam hal ini berperan sebagai sarana mengakses, mengumpulkan, menyimpan, mengkategorisasikan, memperbanyak, mendistribusikan, serta memelihara aset-aset intelektual yang telah didigitalisasi (Indrajit, 2011:37).
Digitalisasi aset-aset intelektual memerlukan infrastruktur memadai dengan membangun server yang terhubung ke database berisi koleksi aset tersebut. Sehingga nantinya dapat diakses dan dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika bahkan publik.
Apabila semua perguruan tinggi melakukan digitalisasi aset intelektual masing-masing, maka konsep “knowledge sharing” terhadap data-data digital dapat terwujud. Hal ini tentunya akan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan dunia pendidikan.
Contoh digitalisasi aset intelektual perguruan tinggi yang dapat diakses secara luas misalnya e-library, e-journal, e-laboratory, e-book, dan lain sebagainya. Semua kumpulan aset digital tersebut bisa didapatkan melalui PC, smartphone, tablet, atau lainnya.
Tugas perguruan tinggi bukan hanya melaksanakan kegiatan belajar mengajar saja. Melainkan juga menyelenggarakan serangkaian riset atau penelitian di berbagai disiplin ilmu.
Bagaimanapun, melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Selain itu, penelitian juga sering kali memakan biaya tinggi.
Namun, keberadaan teknologi informasi yang terus berkembang dengan cepat menyediakan kemudahan baru. Sehingga penyelenggaraan beragam penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Dalam proses penelitian, teknologi informasi menunjang banyak hal, antara lain:
a. Sumber Daya Referensi
Membantu menyediakan sumber daya referensi lebih banyak secara mudah, cepat, tepat, dan efisien. Ini berkat adanya referensi digital seperti e-book, e-journal, e-library, dari seluruh dunia yang dapat diakses kapan saja melalui internet.
b. Komunikasi Virtual
Mempermudah kolaborasi antar peneliti dengan dukungan fasilitas teknologi dan komunikasi seperti email, chat group, video conference, dan sebagainya. Sehingga peneliti dapat saling terhubung untuk berkomunikasi, berinteraksi, bertukar pikiran, berkoordinasi secara virtual.
c. Implementasi E-Laboratory
Laboratorium memainkan peranan penting dalam pelaksanaan riset. Saat ini, sebagian besar laboratorium berupa perangkat digital yang dipersenjatai berbagai aplikasi canggih, kompleks, dan mahal. Implementasi e-laboratory yang diwujudkan melalui teknologi internet dan jaringan memudahkan peneliti dalam mengakses serta menggunakan laboratorium secara jarak jauh.
d. Publikasi
Di era digital, karya tulis atau jurnal akademik tidak harus dipublikasikan melalui konferensi yang memakan waktu lama serta biaya cukup besar.
Kini peneliti dapat menerbitkan karya tulis atau jurnal ilmiah ke seluruh dunia secara cepat, tepat, dan efisien. Ini dapat dilakukan dengan mempublikasikan e-book atau e-journal ke berbagai situs terkemuka sehingga dapat segera dimanfaatkan secara luas.
Internet membuka cakrawala informasi bagi semua penggunanya. Ini juga berlaku bagi perguruan tinggi yang terhubung ke dunia maya melalui internet sehingga siapapun dapat berinteraksi secara langsung.
Fenomena ini mendorong terciptanya terobosan-terobosan baru yang dapat dilakukan oleh pengelola kampus dalam mengembangkan produk pendidikan. Misalnya menawarkan program e-learning atau pembelajaran virtual.
Program pendidikan melalui mekanisme e-learning membuka kesempatan bagi siapa saja yang berminat mengikuti program kuliah lanjutan secara online dan jarak jauh. Selain program e-learning, produk pendidikan yang dapat dikembangkan misalnya:
Pengembangan produk pendidikan tersebut dapat memanfaatkan aset fisik maupun aset intelektual milik perguruan tinggi. Penawaran berbagai pengembangan produk tersebut memberikan manfaat lebih bagi institusi.
Selain itu, manfaat juga diperoleh oleh siapa saja yang menggunakan produk pendidikan yang ditawarkan. Karena mereka dapat mengakses berbagai sumber daya secara praktis, cepat, tepat, dengan biaya efisien.
Aktivitas yang berlangsung di lingkungan kampus tidak terbatas pada kegiatan pembelajaran. Perguruan tinggi juga terdiri dari manajemen yang melaksanakan penyelenggaraan serta pengelolaan institusi. Adapun peran TI dalam konteks ini antara lain:
Perguruan tinggi adalah organisasi yang sangat kompleks karena terdiri dari banyak pemangku kepentingan dengan obyektif berbeda-beda. Itulah mengapa aktivitas operasional dan administrasinya cukup rumit sehingga membutuhkan bantuan teknologi informasi.
Untuk mendukung aktivitas operasional dan administrasi, aplikasi TI diperlukan untuk mengelola front office dan back office. Front office berkaitan dengan manajemen serta tata kelola kegiatan belajar mengajar mulai penerimaan mahasiswa baru hingga wisuda.
Hal-hal yang termasuk dalam aplikasi front office antara lain:
Sedangkan back office adalah aplikasi yang berkaitan dengan:
Keputusan yang strategis perlu diambil oleh pejabat-pejabat kampus mulai dari rektor, direktur, dekan, kepala jurusan, dan seterusnya dalam memecahkan berbagai persoalan.
Untuk mengambil keputusan secara tepat, diperlukan data dan informasi yang tepat dalam waktu cepat. Dengan aplikasi teknologi informasi, data yang begitu banyak dapat diolah secara cepat sehingga mempermudah manajemen dalam proses pengambilan keputusan.
Untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, diperlukan 3 komponen sistem yaitu:
Perguruan tinggi terdiri dari berbagai macam pemangku kepentingan (stakeholder) yang melakukan komunikasi secara masif setiap harinya. Agar komunikasi berjalan lancar, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi perlu dilibatkan.
Komunikasi secara virtual menggunakan komputer, smartphone, hingga tablet antar civitas akademika perlu didukung oleh infrastruktur teknologi dan aplikasi secara memadai di lingkungan kampus, yakni meliputi komponen berikut:
Dalam menyelenggarakan aktivitas institusi, perguruan tinggi juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak eksternal. Dalam konteks ini, peran teknologi informasi juga tidak kalah penting.
Sebagai contoh, administrasi pembayaran kuliah. Perguruan tinggi biasanya bekerja sama dengan lembaga perbankan untuk mempermudah mahasiswa dalam melakukan pembayaran melalui berbagai metode.
Ini juga berlaku pada mekanisme pembayaran gaji dosen atau pegawai lainnya. Melalui pembangunan sistem teknologi informasi secara tepat, perguruan tinggi dapat melakukan proses pembayaran secara otomatis dan terintegrasi.
Mewujudkan transformasi digital secara total di lingkungan kampus bukanlah hal mudah. Ada banyak tantangan yang perlu dihadapi. Diperlukan langkah-langkah strategis agar implementasi digitalisasi kampus berjalan lancar dan optimal.
Sosialisasi mengenai perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan tinggi perlu dilakukan untuk menyampaikan visi misi yakni transformasi digital di lingkungan kampus.
Sosialisasi ini dapat dilakukan dengan pendekatan top down, dari atas ke bawah. Tujuan utama sosialisasi ini yaitu untuk menanamkan kesadaran, kepedulian, serta keinginan civitas akademika agar beradaptasi dengan perubahan pola pikir dan perilaku dunia pendidikan.
Di samping itu, penting juga untuk membekali segenap civitas akademika dengan literasi digital untuk mewujudkan digitalisasi perguruan tinggi.
Sebuah tim kerja yang solid perlu dibentuk dan kemudian menyusun perencanaan, pengadaan, perancangan, pembangunan, penerapan, dan pengembangan teknologi informasi di lingkungan institusi pendidikan tinggi.
Sementara tim kerja yang dibentuk harus terdiri dari individu yang memiliki kapabilitas dan pengalaman dalam membangun sistem informasi di perguruan tinggi. Selain itu, juga memiliki ketertarikan dengan implementasi TI di perguruan tinggi.
Selanjutnya, diperlukan penyusunan roadmap atau peta jalan yang berisi uraian tahapan pelaksanaan digitalisasi perguruan tinggi untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
Langkah penting selanjutnya adalah mempersiapkan infrastruktur baik fisik maupun non fisik untuk mendukung percepatan implementasi transformasi digital di perguruan tinggi.
Jenis-jenis infrastruktur yang perlu disiapkan dan dikembangkan misalnya:
Selain itu, perlu pula mempersiapkan struktur pendukung yang berdiri di atas infrastruktur untuk menunjang percepatan transformasi digital, misalnya:
Implementasi teknologi informasi di institusi pendidikan tinggi pasti menghadapi banyak tantangan dan rintangan dalam prosesnya. Proses ini merupakan perjalanan panjang yang tidak mungkin berjalan dengan sempurna.
Untuk itu, evaluasi harus selalu dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan, rintangan, dan kesalahan apa yang terjadi dalam prosesnya. Sehingga dapat dijadikan bahan pembelajaran penting untuk melakukan berbagai perbaikan.
Teknologi informasi berperan penting dalam membantu umat manusia memecahkan berbagai masalah. Dalam konteks perguruan tinggi, pemanfaatan teknologi informasi tidak hanya bermanfaat untuk pembelajaran tetapi juga penyelenggaraan institusi.
Pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan perguruan tinggi membantu permudah kegiatan pembelajaran serta penyelenggaraan dan manajemen institusi.
Diposting Oleh:
Fadhol SEVIMA
Tags:
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami