Berita | Liputan Media • 18 Nov 2024
Berita • 15 Oct 2024
Perlahan Tapi Pasti, SMA Yapita Lakukan Digitalisasi Sekolah Bersama SFT
Erna SEVIMA
SEVIMA.COM – Sebuah kipas angin yang bertengger kokoh di sudut ruangan menjadi saksi kesederhanaan ruang Kepala Sekolah SMA Yapita Surabaya. Mungkin jauh dari kesan mewah, namun setiap sudutnya memancarkan semangat kerja keras dan dedikasi untuk dunia pendidikan. Terlihat dari tumpukan kertas di atas meja, menunjukan kesibukan yang sedang terjadi.
Kesederhanaan ruang kepala sekolah itu kontras dengan ruang kelas siswa. Setidaknya ada dua unit AC terpasang untuk memberikan kenyamanan belajar bagi para siswa. Fasilitas itu merupakan upaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, terutama di tengah teriknya cuaca Kota Surabaya.
“Ruang kelas semua sudah pakai AC, di ruang kepala sekolah saja yang belum,” kata Mursalin,S.Pd., Kepala Sekolah SMA Yapita saat ditemui SEVIMA, 6 Agustus 2024.
Hal ini menunjukkan perhatian sekolah terhadap kenyamanan siswa, agar mereka bisa belajar lebih fokus dan produktif. Sederhana namun bermakna, inilah potret sekolah yang berusaha memberikan yang terbaik bagi masa depan anak-anak didiknya. Perlahan namun pasti, SMA yang didirikan pada tahun 1989 itu melakukan lompatan demi lompatan menuju diditalisasi.
Mursalin mengakui bahwa banyak perubahan yang terjadi sejak awal dirinya bergabung dengan SMA Yapita 22 tahun lalu. Sekolah yang berada di Kecamatan Sukolilo, Surabaya itu berusaha mengikuti perkembangan zaman di tengah gempuran teknologi yang semakin canggih.
Selain AC, ruang kelas juga sudah dilengkapi dengan laptop, proyektor, hingga wifi sebagai media belajar. Mengingat siswa yang sekolah saat ini merupakan Generasi Z, yang merupakan generasi digital native.
“Media pembelajarannya kami siapkan di kelas, ada LCD, laptop, kami siapkan lab komputer juga. Dulu komputer, sekarang zamannya laptop dan sudah diganti laptop semua. Nggak ada lagi tuh papan tulis kapur yang kalau dihapus debunya kemana-mana,” ucap pria lulusan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu.
Tantangan Sekolah di Era Digital
Mursalin mengaku dengan adanya teknologi baik guru maupun siswa sangat terbantu dalam proses pembelajaran. Namun demikian tantangan yang dihadapi semakin besar, sehingga ia menekankan kepada guru agar tidak hanya mengajar tetapi juga harus mendidik siswa agar berakhlak mulia.
“Jadi tantangan terbesar adalah membentuk karakter yang berakhlak mulia, karakter sesuai budaya bangsa Indonesia. mengajar belum tentu mendidik, tapi kalau sudah mendidik jelas mengajar,” ucapnya.
Tidak hanya fasilitas untuk siswa yang berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, administrasi sekolah pun mulai beradaptasi. Mulai tahun ajaran baru 2024/2025 sistem penggajian guru beralih menggunakan transfer. Sebelumnya untuk gaji guru masih dilakukan sangat tradisional yakni dengan uang cash yang dimasukkan dalam amplop.
Guru Sejarah SMA Yapita Shun’an Sirojuddin, S.Hum., mengaku semula dirinya kesulitan dalam mengajar. Terlebih mata pelajaran sejarah, kurang diminati oleh siswa. Namun ia terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi sehingga siswa bisa tertarik dengan pelajaran sejarah.
“Saya gunakan teknologi dalam pembelajaran, misalnya sejarah itu ada film-film dokumenter dan mereka suka, kami putar pakai LCD dan laptop. Jadi gurunya ikut belajar apa yang lagi berkembang,” ucapnya.
Dukung Pengembangan Siswa
Salah satu siswa kelas 12 SMA Yapita Anis Maghfirohd mengakui sekolah terus mengembangkan fasilitas, khususnya dalam hal teknologi. Bahkan pihak sekolah mendukung penuh pengembangan siswa, salah satunya mengikuti berbagai perlombaan di bidang pendidikan.
Saat duduk di kelas 10, putri ketiga dari empat bersaudara itu mengikuti dua kali Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dengan materi energi terbarukan dan kesehatan. Selain itu, Anis juga mengikuti berbagai lomba lainnya seperti pesantren kilat, olimpiade Aswaja, hingga momba puisi.
“Awalnya memang terpaksa, namun setelah beberapa kali mengikuti lomba seru juga. Kalah menang itu biasa,” ucap Anis.
SFT Dukung Teknologi Pengelolaan Keuangan di Yayasan Yapita
Selain fasilitas terkait teknologi yang terus dikembangkan, transparansi keuangan menjadi salah satu hal krusial di lembaga pendidikan yang perlu diperhatikan. Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatul Aulad (Yapita) yang menaungi SMA Yapita bekerjasama dengan Sentra Finansial Teknologi (SFT) sebagai perusahaan yang bergerak di finansial, dengan sistem informasi keuangan terintegrasi yang dikenal sebagai Edufin.
Diharapkan dengan Edufin pihak yayasan bisa mengontrol sistem keuangan lembaga pendidikan yang dimiliki. Mengingat Yayasan Yapita memiliki lembaga pendidikan mulai dari TK hingga SMA.
Pembina Yayasan Nasuchi Ali, berharap kerjasama yang dilakukan bisa membantu mengontrol empat lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Yapita. Sehingga pengembangan di berbagai lini bisa dilakukan.
“Karena di sekitar sekolah sudah banyak lembaga pendidikan lain, sehingga kami harus mengikuti perkembangan zaman agar tetap diminati oleh masyarakat,” ucapnya.
SFT melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) memberikan layanan Edufin kepada Yayasan Yapita untuk jangka waktu satu tahun. Layanan Edufin ini mencakup berbagai modul yang dirancang untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan di Yayasan Yapita.
Setidaknya ada tiga modul yang bisa dimanfaatkan, yakni Modul Pembayaran Siswa, yang mempermudah proses pembayaran pendidikan; Modul Akuntansi, yang membantu dalam pencatatan dan pelaporan keuangan; serta Sevima Pay, yang menawarkan solusi pembayaran digital yang aman dan mudah digunakan. Dengan adanya layanan ini, diharapkan transaksi keuangan di Yayasan Yapita dapat menjadi lebih mudah dan efisien.
Tags:
Mengenal SEVIMA
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami