Kontak Kami

Dunia Kampus

Praktik Baik Implementasi Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di Perguruan Tinggi Swasta

22 Aug 2025

RPL menjadi peluang baru bagi PTS untuk menjangkau mahasiswa berpengalaman, meningkatkan jumlah pendaftar, sekaligus memperkuat kualitas tata kelola akademik.

SEVIMA.COM – Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) merupakan sebuah terobosan penting dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Program ini memungkinkan individu dengan pengalaman kerja atau pengetahuan dari pendidikan informal dan nonformal untuk mendapatkan pengakuan kredit akademik, sehingga mereka bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi tanpa harus memulai dari nol.

Bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS), implementasi RPL bukan hanya sekadar mengikuti regulasi pemerintah, tetapi juga merupakan strategi cerdas untuk menjangkau segmen mahasiswa non-tradisional. Di era persaingan ketat, RPL membuka peluang baru bagi PTS untuk meningkatkan jumlah mahasiswa, khususnya dari kalangan profesional yang ingin meningkatkan kualifikasi formal.

Baca juga: Strategi Hadapi Penurunan Mahasiswa: PMB Online, Program RPL, dan Sistem LMS Jadi Solusi Efektif

Tantangan Umum dalam Implementasi RPL

Meskipun menawarkan banyak manfaat, implementasi RPL tidak lepas dari tantangan yang kompleks. PTS yang berhasil adalah mereka yang mampu mengidentifikasi dan mengatasi kendala-kendala ini secara proaktif. Beberapa kendala yang sering dihadapi PTS meliputi:

  • Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas

Tantangan terbesar sering kali berpusat pada SDM. Dosen dan staf administrasi belum sepenuhnya memahami, alur proses, asesmen, dan regulasi RPL. Untuk mengatasi ini, dibutuhkan program pelatihan khusus yang fokus pada metodologi asesmen berbasis kompetensi, validasi bukti pembelajaran, dan cara mengonversi pengalaman praktis menjadi kredit akademik. Tanpa SDM yang terlatih sebagai asesor, proses RPL akan menjadi kurang valid dan objektif.

  • Penyusunan Regulasi Internal yang Komprehensif 

Regulasi pemerintah, seperti Permenristekdikti Nomor 26 Tahun 2016 atau kebijakan terbaru, menyediakan kerangka kerja umum. Namun, setiap kampus perlu menyusun pedoman dan kebijakan internal yang lebih rinci dan spesifik, seperti:

  • Prosedur operasional standar (SOP) untuk pendaftaran, asesmen, dan pengakuan.
  • Matriks konversi pengalaman kerja atau sertifikasi profesional ke dalam mata kuliah di program studi tertentu.
  • Mekanisme penentuan biaya dan administrasi. Ketidakjelasan regulasi internal dapat menghambat proses dan menimbulkan kebingungan bagi calon mahasiswa maupun asesor.
  • Proses Asesmen Portofolio yang Subjektif dan Kompleks 

Menilai pembelajaran dari pengalaman non-akademik adalah hal yang paling sulit. Proses ini menuntut instrumen asesmen yang valid dan objektif untuk menghindari subjektivitas. Tantangannya adalah bagaimana mengukur dan menyetarakan pengetahuan yang diperoleh dari puluhan tahun bekerja dengan bobot SKS di kurikulum. 

Asesor harus dapat memverifikasi bukti yang disajikan dalam portofolio (seperti deskripsi proyek, surat rekomendasi, atau sertifikat) dan memastikan bahwa bukti tersebut benar-benar mencerminkan kompetensi yang setara dengan capaian pembelajaran mata kuliah.

Baca juga: Sulit Mencari Mahasiswa Baru? Simak Cara Buka Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Praktik Baik: Contoh Nyata dari PTS yang Berhasil

Beberapa PTS telah berhasil mengimplementasikan RPL dengan praktik baik yang patut dicontoh. Kunci keberhasilan mereka terletak pada tiga pilar utama: alur proses yang efisien, strategi sosialisasi yang efektif, dan dukungan teknologi yang memadai.

  1. Alur Proses yang Efisien dan Terstruktur

PTS yang sukses umumnya merancang alur pendaftaran dan asesmen yang sederhana dan transparan. Contoh alur yang diterapkan adalah:

  • Pendaftaran dan Konsultasi: Calon mahasiswa mengisi formulir pendaftaran RPL dan melakukan sesi konsultasi awal dengan tim RPL kampus untuk memahami prosedur dan potensi pengakuan.
  • Penyusunan Portofolio: Calon mahasiswa dibimbing untuk menyusun portofolio yang berisi dokumen-dokumen pendukung, seperti sertifikat pelatihan, surat pengalaman kerja, dan deskripsi proyek.
  • Asesmen dan Penilaian: Tim asesor, yang terdiri dari dosen yang telah dilatih, melakukan asesmen terhadap portofolio calon mahasiswa. Asesmen bisa berupa wawancara, tes kompetensi, atau demonstrasi.
  • Pengesahan dan Pengakuan: Hasil asesmen diusulkan ke rapat senat atau pimpinan akademik untuk pengesahan. Setelah disetujui, mahasiswa RPL mendapatkan daftar mata kuliah yang telah diakui dan siap melanjutkan studi.
  1. Strategi Sosialisasi yang Efektif Keberhasilan 

RPL sangat bergantung pada seberapa luas informasi ini tersebar. Praktik baik yang dilakukan meliputi:

  • Kemitraan dengan Industri: Kampus menjalin kerja sama dengan perusahaan dan asosiasi profesi untuk menginformasikan program RPL kepada karyawan mereka.
  • Promosi Digital: Memanfaatkan media sosial, webinar, dan konten digital yang menarik untuk menjangkau calon mahasiswa non-tradisional. Kisah sukses mahasiswa RPL juga menjadi materi promosi yang kuat.
  1. Dukungan Teknologi Terpadu 

Sistem informasi yang terintegrasi sangat membantu dalam mengelola proses RPL. PTS yang berhasil biasanya menggunakan platform digital untuk:

  • Pendaftaran Online: Memungkinkan calon mahasiswa mengunggah dokumen portofolio secara daring.
  • Manajemen Asesmen: Tim asesor dapat mengakses dan menilai portofolio secara digital, menghemat waktu dan meminimalisir penggunaan kertas.
  • Pemantauan Status: Calon mahasiswa dapat memantau status pendaftaran dan asesmen mereka melalui dashboard online.

Dampak Nyata Implementasi RPL

Implementasi RPL memberikan dampak positif yang signifikan. Bagi mahasiswa berpengalaman, RPL adalah jembatan untuk mendapatkan pengakuan formal atas kompetensi mereka, membuka peluang karir, dan meningkatkan kepercayaan diri. 

Bagi kampus, RPL bukan hanya meningkatkan jumlah mahasiswa, tetapi juga membawa keragaman pengalaman dan pengetahuan ke dalam lingkungan akademik. Mahasiswa RPL seringkali memiliki motivasi belajar yang tinggi, yang dapat menciptakan atmosfer akademik yang lebih dinamis.

Melihat dampak positifnya, sudah saatnya PTS menjadikan RPL sebagai salah satu program unggulan. Dengan perencanaan yang matang, dukungan SDM dan teknologi, serta sosialisasi yang gencar, RPL dapat menjadi solusi transformatif bagi PTS dan individu-individu yang bersemangat untuk terus belajar. 

Untuk memastikan pelaksanaan RPL yang makin terkelola dengan baik sesuai aturan dan berjalan efektif, dibutuhkan dukungan sistem informasi yang sudah terintegrasi dan mengakomodasi seluruh alur proses, mulai dari pendaftaran hingga pengakuan kredit. Mari bersama-sama membangun ekosistem pendidikan tinggi yang lebih inklusif dan adaptif. Jika ada yang ingin didiskusikan terkait implementasi RPL silahkan hubungi tim kami di kontak kami.

Diposting Oleh:

Seprila Mayang SEVIMA

Tags:

Rekognisi pembelajaran lampau RPL

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

Video Terbaru

🔴LIVE - Webinar Nasional: Strategi Sukses Menulis Artikel SCOPUS Pertama dan Mendapatkan ID Scopus