Langkah Realistis Menuju Publikasi di Scopus: Dari Ide Riset hingga Submission
03 Dec 2025
Outcome-Based Education (OBE) memastikan lulusan memiliki kompetensi yang relevan dengan dunia kerja, bukan hanya teori. Implementasi OBE yang didukung pimpinan perguruan tinggi meningkatkan akreditasi dan daya saing global.
SEVIMA.COM – Era baru yang semakin berkembang, kualitas lulusan tak lagi jadi satu-satunya yang diperhitungkan. Perusahaan kini tak lagi terkesan dengan nama besar dari kampus mana lulusan berasal. Namun, yang dicari adalah ’apakah lulusan tersebut benar-benar kompeten dan siap berkontribusi di perusahaan?’
Inilah realitas yang mengubah lanskap pendidikan tinggi global. Kampus-kampus yang dulunya bergantung pada reputasi lama kini harus membuktikan kualitas lulusan mereka dengan data konkret. Sementara itu, institusi yang fokus pada pengembangan kompetensi mahasiswa menjadi pilihan utama industri dan calon mahasiswa berprestasi.
Outcome-Based Education (OBE) hadir sebagai respons terhadap transformasi ini. Bukan sekadar trend akademik, OBE adalah evolusi natural dari sistem pendidikan yang menuntut akuntabilitas nyata terhadap hasil pembelajaran. Pendekatan ini telah terbukti mengangkat martabat kampus dari level regional menjadi pemain global yang diperhitungkan.
Bagi pimpinan perguruan tinggi yang visioner, OBE bukan lagi opsi yang bisa ditunda. Ini adalah investasi strategis yang menentukan apakah kampus Anda akan menjadi bagian dari masa depan pendidikan tinggi atau tertinggal dalam nostalgia masa lalu.
Baca juga: Optimalisasi Capaian Lulusan melalui Pengelolaan OBE yang Efisien
Lantas, Mengapa Pimpinan Perguruan Tinggi Perlu Serius Mengadopsi Kurikulum Berbasis OBE?
OBE berpusat pada penetapan hasil pembelajaran yang spesifik dan terukur dalam Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). Artinya, kurikulum dirancang untuk memastikan mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat.
OBE menyediakan kerangka kerja yang jelas untuk penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum, mulai dari profil lulusan, Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), hingga Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK).
Pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, menjadikan kurikulum OBE menempatkan penekanan pada kebutuhan dan kemampuan individu mahasiswa, menyesuaikan pengalaman pendidikan untuk membantu mereka mencapai hasil pembelajaran yang telah ditetapkan.
Penerapan OBE sangat membantu perguruan tinggi untuk memenuhi standar akreditasi nasional (seperti SN Dikti) dan internasional (seperti AUN-QA, ABET, dan Washington Accord). OBE memastikan lulusan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri, serta didukung data capaian pembelajaran yang terukur sebagai bukti akuntabel.
Kurikulum berbasis OBE bukan sekadar tren, melainkan sudah menjadi kebutuhan mutlak untuk memenuhi standar pendidikan tinggi. Dalam Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023, setiap perguruan tinggi diwajibkan memiliki standar lulusan yang mencakup Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL). CPL ini adalah tolok ukur utama untuk menilai kualitas lulusan, dan tidak cukup hanya mengandalkan IPK.
Nah, satu-satunya pendekatan kurikulum yang mampu memastikan ketercapaian CPL secara sistematis adalah OBE. Karena OBE dirancang sejak awal untuk menjamin seluruh proses pembelajaran—dari rancangan mata kuliah hingga penilaian—terpadu dalam satu tujuan akhir: kompetensi lulusan yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
Secara nasional, penilaian akreditasi program studi kini semakin menekankan pada bukti bahwa lulusan benar-benar mencapai kompetensi sesuai CPL. Dalam instrumen akreditasi BAN-PT maupun LAM, butir penilaian terhadap profil lulusan dan kemampuan mengukur ketercapaian CPL menjadi indikator utama. Jika sebuah program studi tidak mampu menunjukkan bukti ketercapaian CPL melalui proses pembelajaran yang terstruktur, maka nilai akreditasi tertingginya otomatis terhambat.
Sebagai contoh dalam matrik penilaian akreditasi pada LAM Teknik untuk program sarjana terapan, kesesuaian profil lulusan dengan capaian pembelajaran (CPL) menganduk syarat mutlak dalam implementasi OBE di perguruan tinggi.


Sementara itu, di tingkat internasional, akreditasi seperti IABEE, FIBAA, ASIIN, hingga IAP dengan tegas mewajibkan bahwa program studi harus menerapkan OBE sebagai pendekatan utama. Mereka menilai kurikulum, penilaian, dan sistem manajemen pembelajaran berdasarkan outcome, bukan sekadar proses pengajaran.
Baca juga: Apakah Penerapan OBE Bersifat Wajib atau Hanya Disarankan?
Penilaian akreditasi ke depan tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga sumatif yang menekankan pada pemantauan dan pengukuran hasil belajar. Dalam pendekatan OBE, ini dilakukan dengan cara merancang pembelajaran yang berbasis project-based dan case-based learning, serta melakukan penilaian yang mengacu pada ketercapaian CPL, bukan hanya hasil ujian semata.
Karena itu, luaran pendidikan (outcome) menjadi pusat perhatian. Tidak cukup hanya melaporkan kegiatan pembelajaran, tetapi harus ada bukti nyata bahwa kegiatan tersebut menghasilkan lulusan yang sesuai dengan profil yang ditetapkan.
Menariknya, panduan penyusunan kurikulum dari PDDIKTI saat ini pun sudah secara tidak langsung mendorong penerapan OBE. Artinya, jika perguruan tinggi ingin menyusun kurikulum sesuai arahan nasional, maka mau tidak mau mereka harus mengacu pada prinsip OBE.
Hal ini menegaskan bahwa OBE bukan hanya “dianjurkan,” tetapi sudah menjadi sistem yang diarahkan dan diperintahkan secara kebijakan. Tidak menerapkannya berarti mengabaikan struktur yang disiapkan oleh regulator pendidikan tinggi di Indonesia.
OBE bukan sekadar proyek kurikulum. Ia adalah refleksi dari tanggung jawab kampus terhadap masyarakat dan masa depan lulusannya. Peringkat “Unggul” tidak akan datang dari narasi bagus di LED semata, tapi dari data nyata yang menunjukkan bahwa kampus Anda berhasil mencetak lulusan yang sesuai dengan profil dan kebutuhan zaman.
Dengan OBE, Anda tidak hanya mengelola sistem pendidikan. Anda sedang membentuk masa depan bangsa, satu lulusan pada satu waktu.
Diposting Oleh:
Seprila Mayang SEVIMA
Tags:
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami