Opini • 20 May 2024
Opini • 23 Feb 2024
Dampak, Peluang, dan Tantangan Kurikulum OBE di Perguruan Tinggi Indonesia
Erna SEVIMA
Oleh: Faisal Rahman, M.Pd., Universitas Sari Mulia
Kurikulum perguruan tinggi di Indonesia telah bertransformasi dari masa ke masa, salah satunya adalah kurikulum Outcome Based Education (OBE). OBE adalah pendekatan dalam sistem pendidikan dengan fokus dan tujuan yang jelas sehingga kompetensi yang penting dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dapat dicapai. Kurikulum OBE adalah kurikulum yang menitikberatkan pada capaian pembelajaran yang jelas dan terukur, serta memastikan ketercapaian pembelajaran tersebut. Tujuan utama dari kurikulum OBE adalah memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan dapat tercapai. OBE memerlukan komitmen dari pihak penyelenggara pendidikan untuk melakukan restrukturisasi kurikulum, fleksibilitas dan adaptabilitas pembelajaran, serta proses evaluasi pembelajaran yang terarah untuk memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Penerapan kurikulum OBE di Indonesia tentu saja memiliki dampak terhadap perkembangan pendidikan di perguruan tinggi, seperti pembelajaran yang menjadi lebih fleksibel dan terukur, dan kompetensi lulusan yang lebih relevan dengan dunia kerja. Selain itu, kurikulum OBE memiliki peluang yang besar untuk dapat diterapkan dengan optimal di perguruan tinggi Indonesia, terutama dengan adanya perubahan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-DIKTI) tahun 2023, program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM), dan akreditasi internasional. Walaupun begitu, kurikulum OBE juga memiliki tantangan tersendiri dalam implementasinya, seperti kesiapan pengajar dan pembelajar, sarana dan prasarana, serta komitmen perguruan tinggi dalam mendukung pelaksanaan proses pembelajaran yang lebih variatif baik di dalam maupun di luar kampus.
Dampak
Kurikulum OBE memiliki karakteristik fleksibel dan terukur karena berfokus pada pemberian pengalaman belajar yang sesuai dengan kompetensi yang diperlukan oleh mahasiswa dan ketercapaian kompetensi tersebut. Hal ini akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia jika OBE diterapkan dengan optimal. Pembelajaran yang fleksibel disini artinya proses belajar mengajar disesuaikan dengan target kompetensi yang perlu dicapai oleh mahasiswa sehingga pada praktiknya, metode pembelajaran yang diterapkan tidak monoton hanya perkuliahan tatap muka, tetapi juga pengalaman belajar lain yang sesuai dengan kompetensi tersebut. Misalnya untuk meraih kompetensi sebagai seorang guru, maka mahasiswa perlu diberikan lebih banyak pengalaman praktik mengajar berupa simulasi maupun praktik langsung di sekolah. Selain itu, pembelajaran juga menjadi lebih terukur karena dosen dan mahasiswa sudah mengetahui target kompetensi yang harus dicapai sehingga dosen dapat melakukan proses penilaian yang beragam sesuai dengan target kompetensi tersebut, tidak hanya selalu berupa ujian tulis.
Lebih jauh, jika OBE diterapkan dengan baik di perguruan tinggi akan berdampak pada lulusan yang memiliki kompetensi yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja karena selama proses pembelajaran mereka telah diberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kompetensi tersebut.
Peluang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) telah mengeluarkan standar nasional pendidikan tinggi (SN-DIKTI) yang terbaru melalui Keputusan Menteri (Kepmen) Nomor 53 tahun 2023. Beberapa perubahan yang tercantum dari SN-DIKTI yang terbaru diantaranya: pertama, penyederhanaan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), yaitu dengan mengintegrasikan aspek-aspek capaian seperti sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus sehingga CPL yang disusun dapat lebih fleksibel dan terukur. Perubahan yang kedua adalah penyederhanaan pembagian waktu belajar per SKS sehingga pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan capaian pembelajaran itu sendiri. Ketiga adalah perubahan bentuk tugas akhir menjadi lebih variatif, tidak hanya berupa laporan hasil penelitian atau skripsi, hal ini membuat perguruan tinggi dapat menyesuaikan proyek tugas akhir mahasiswa dengan capaian pembelajaran lulusan dan keunggulan perguruan tinggi itu sendiri. Ketiga poin perubahan ini menjadi sebuah peluang tersendiri untuk implementasi kurikulum OBE di Indonesia karena karakteristik OBE yang bersifat fleksibel dan adaptif berkesesuaian dengan SN-DIKTI yang juga menekankan pada fleksibilitas, khususnya dalam bidang pembelajaran. Terlebih lagi kurikulum OBE memberikan peluang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam berbagai macam bentuk yang relevan dengan capaian pembelajaran.
Peluang berikutnya dalam penerapan kurikulum OBE di perguruan tinggi adalah adanya program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM). OBE menekankan pada pengalaman belajar mahasiswa yang berkesesuaian dengan capaian pembelajaran, sehingga proses pembelajaran harus lebih beragam tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sejalan dengan program MBKM yang merupakan salah satu program unggulan kemendikbudristek dimana program ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa pengalaman belajar dan bersosialisasi sesuai dengan tuntutan dunia kerja sehingga diharapkan lulusan perguruan tinggi menjadi lebih siap untuk bekerja. OBE menekankan pada kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dan MBKM memberikan pengalaman belajar dan kesiapan bekerja, kedua hal ini tentu saja menjadi sebuah integrasi yang apik untuk membekali mahasiswa dalam menghadapi kehidupan setelah mereka lulus.
Selain itu, akreditasi program studi juga menjadi peluang tersendiri untuk implementasi kurikulum OBE. Salah satu perubahan lain di dalam SN DIKTI tahun 2023 adalah akreditasi program studi, akreditasi program studi tidak lagi menggunakan predikat “Baik”, “Baik Sekali”, dan “Unggul” tetapi dengan predikat “Terakreditasi” dan “Terakreditasi Unggul”, namun begitu program studi diberikan kesempatan untuk mendapatkan akreditasi internasional yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Hal ini membuat peran kurikulum OBE menjadi lebih krusial karena merupakan syarat wajib dalam akreditasi internasional. Kurikulum OBE memang merupakan kurikulum yang telah diakui di tingkat internasional.
Tantangan
Implementasi kurikulum OBE di perguruan tinggi tentunya juga memiliki tantangan tersendiri. OBE menekankan pada ketercapaian kompetensi yang perlu dimiliki oleh mahasiswa, hal ini mengharuskan dosen lebih kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran dan proses penilaian. Dosen dituntut untuk lebih kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi ketercapaian target kompetensi mahasiswa, maka dosen tidak bisa hanya mengandalkan pembelajaran tatap muka di dalam kelas, tetapi juga metode lain yang relevan karena tidak mungkin sebuah keterampilan dapat dicapai hanya melalui ceramah atau diskusi di dalam kelas tanpa ada proses pembelajaran psikomotor. Selain itu, dosen juga harus melakukan proses penilaian yang lebih kompleks dan beragam untuk mengukur ketercapaian target kompetensi mahasiswa. Jika hanya mengandalkan tes atau ujian tulis di dalam kelas, dapat dipastikan capaian pembelajaran yang berupa keterampilan tidak dapat diukur dengan optimal. Oleh karena itu dosen perlu melaksanakan proses penilaian yang berbeda, hal ini tentu saja menuntut kreatifitas, waktu, dan tenaga lebih dari dosen yang juga harus disibukkan dengan urusan administrasi dan kinerja tri darma perguruan tinggi.
Kesimpulannya, kunci keberhasilan penerapan kurikulum OBE di perguruan tinggi terletak pada dosen yang menjalankan proses pembelajaran dan penilaian. Faktor-faktor seperti kreatifitas, inovasi, serta komitmen dosen dalam menghasilkan lulusan yang kompeten adalah hal yang paling mendasar dalam keberhasilan kurikulum OBE.
Artikel ini sebelumnya telah terbit di Kumparan.com
Mengenal SEVIMA
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami
Artikel Terkait
-
-
Opini • 23 Feb 2024
Dampak, Peluang, dan Tantangan Kurikulum OBE
-
-