Kontak Kami

Karirlink

Ghosting oleh HRD Itu Nyata. Lakukan Hal Ini Biar Kamu Nggak Overthinking

08 Sep 2025

Kamu sudah mengirim puluhan CV, mengikuti berbagai tahap interview, bahkan merasa chemistry dengan HRD-nya bagus banget. Tapi kemudian… silence. Tidak ada kabar sama sekali. Welcome to the club—kamu baru saja mengalami ghosting dari HRD.

Jangan salah, fenomena ini sangat real dan dialami hampir semua fresh graduate. Lebih dari 75% job seeker pernah mengalami ghosting dari perusahaan. Tapi jangan biarkan hal ini merusak mental health dan semangat mencari kerja kamu.

Re-frame Penolakan: Ini Bukan tentang Kamu, Ini tentang “Kecocokan”

Hal pertama yang perlu kamu pahami adalah mengubah cara pandang terhadap penolakan. Ketika HRD tidak memberikan kabar atau menolak lamaran kamu, itu bukan berarti kamu tidak kompeten atau tidak layak. Seringkali, keputusan tersebut murni masalah “kecocokan” atau fit.

Bayangkan seperti ini: kamu mungkin adalah kandidat yang sangat qualified, tapi mungkin ada kandidat lain yang memiliki pengalaman spesifik yang lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan saat itu. Atau mungkin budget perusahaan berubah, atau mereka memutuskan untuk promosi internal. Ada banyak faktor di luar kendali kamu yang mempengaruhi keputusan hiring.

Jadi, alih-alih menyalahkan diri sendiri dengan pertanyaan “Apa yang salah dengan saya?”, coba tanyakan “Apakah ini memang tempat yang tepat untuk saya berkembang?” Mindset ini akan membantu kamu tetap objektif dan tidak terjebak dalam overthinking.

Strategi Anti-Baper Setelah Ditolak

1. Aturan 24 Jam: Waktu untuk Bersedih, Lalu Move On

Wajar kok kalau kamu merasa kecewa setelah ditolak, apalagi kalau sudah sampai tahap final interview. Beri diri kamu waktu maksimal 24 jam untuk merasakan kekecewaan itu.

Tapi setelah 24 jam, saatnya bangkit dan melangkah maju. Jangan biarkan satu penolakan menghancurkan motivasi kamu untuk minggu-minggu ke depan. Remember, rejection is redirection—mungkin ada kesempatan yang lebih baik sedang menunggu.

2. Fokus pada yang Bisa Dikontrol

Kamu tidak bisa mengontrol keputusan HRD, politik kantor, atau persaingan dengan kandidat lain. Tapi kamu 100% bisa mengontrol hal-hal berikut:

  • Kualitas CV dan cover letter: Apakah sudah disesuaikan dengan job description? Apakah achievement-mu sudah ditulis dengan jelas?
  • Persiapan interview: Latihan menjawab pertanyaan umum, riset tentang perusahaan, dan prepare pertanyaan yang mau ditanyakan.
  • Skill development: Manfaatkan waktu luang untuk belajar skill baru yang relevan dengan bidang yang kamu incar.
  • Network building: Aktif di LinkedIn, ikut webinar, atau gabung komunitas profesional.

Fokus energi kamu pada hal-hal yang bisa dikontrol ini, bukan pada hal-hal yang di luar kuasa kamu.

3. Buat “Log Penolakan” untuk Evaluasi

Ini mungkin terdengar aneh, tapi coba buat spreadsheet sederhana yang mencatat:

  • Nama perusahaan dan posisi yang dilamar
  • Tanggal apply dan tahap terakhir yang dilalui
  • Feedback yang diberikan (kalau ada)
  • Lesson learned atau area yang bisa diperbaiki

Log ini bukan untuk menyiksa diri sendiri, tapi untuk melihat pola dan mengidentifikasi area improvement. Misalnya, kalau kamu sering stuck di tahap technical test, mungkin perlu lebih fokus belajar skill teknis. Kalau sering lolos technical tapi gagal di user interview, mungkin perlu improve soft skill.

4. Pentingnya “Jeda Produktif”

Mencari kerja itu basically adalah pekerjaan full-time. Jadi sama seperti pekerjaan lainnya, kamu perlu work-life balance. Jangan sampai 24/7 kamu cuma mikirin lamaran kerja.

Tentukan jam kerja untuk job hunting (misalnya 9-5), dan setelah itu lakukan aktivitas lain yang kamu sukai:

  • Olahraga untuk menjaga kesehatan mental dan fisik
  • Pursuit hobi yang sempat tertunda
  • Quality time dengan keluarga dan teman
  • Volunteering atau ikut kegiatan sosial

Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya membantu kamu recharge, tapi juga bisa jadi conversation starter saat interview dan menunjukkan bahwa kamu adalah orang yang well-rounded.

Ghosting dan penolakan dari HRD memang menyebalkan, tapi itu bagian normal dari proses pencarian kerja. Yang penting adalah bagaimana cara kamu merespon dan bounce back dari situasi tersebut. Dengan mindset yang tepat dan strategi yang terstruktur, kamu bisa melalui phase ini dengan mental health yang tetap terjaga.

Remember, setiap “no” membawa kamu lebih dekat ke “yes” yang tepat. Your dream job is waiting, dan proses ini sedang mempersiapkan kamu untuk menjadi kandidat yang lebih kuat.


Butuh bantuan lebih lanjut dalam persiapan karir dan job hunting? Kunjungi Karirlink.id untuk mendapatkan tips karir, template CV, panduan interview, dan kesempatan kerja terbaru yang sesuai dengan passion dan skill kamu. Mari wujudkan impian karir bersama Karirlink!

Diposting Oleh:

ferrani

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

Video Terbaru

🔴LIVE - Webinar Nasional: Strategi Sukses Menulis Artikel SCOPUS Pertama dan Mendapatkan ID Scopus