Puluhan Pimpinan Kampus di Bandung Susun Strategi Anggaran untuk Akreditasi Unggul bersama Edufin

SEVIMA.COM – Tekanan anggaran, regulasi yang terus berubah, dan persaingan ketat antar perguruan tinggi membuat pencapaian Akreditasi Unggul menjadi target yang menuntut strategi matang. Menjawab tantangan ini, Edufin menggelar diskusi strategis bertajuk “Anggaran Baik untuk Akreditasi Unggul”, Rabu (14/8/2025) di éL Hotel Bandung.

Acara ini dihadiri sekitar puluhan pimpinan perguruan tinggi, wakil rektor, bendahara, hingga tim keuangan kampus. Forum ini menjadi ruang kolaboratif untuk membedah penyusunan anggaran yang tidak hanya efektif, tetapi juga selaras dengan indikator penilaian akreditasi.

Keunggulan Bukan Kebetulan

Dr. Bernardus Wishman S. Siregar, S.E., M.E. membawakan diskusi bertajuk Anggaran Baik, Akreditasi Unggul

Pembicara utama, Dr. Bernardus Wishman S. Siregar, S.E., M.E., menggarisbawahi bahwa raihan akreditasi unggul tidak datang secara instan.

“Keunggulan bukan kebetulan, tetapi hasil perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang konsisten,” tegasnya.

Menurut Dr. Bernardus, anggaran yang dikelola dengan presisi adalah salah satu pilar utama untuk mencapai tujuan akademik dan administratif. Perencanaan yang matang, eksekusi yang disiplin, serta evaluasi berbasis data akan membantu perguruan tinggi memenuhi setiap kriteria penilaian.

Baca juga: Bayar Kuliah Jadi Semudah Belanja Online: Strategi Kampus Optimalkan Pemasukan Lewat Edufin

Realita Lapangan: Dana Terbatas, Regulasi Bergerak Cepat

Banyak perguruan tinggi masih berjibaku dengan keterbatasan anggaran. Dana operasional yang minim sering menghambat pengadaan fasilitas, pengembangan kurikulum, hingga peningkatan kualitas SDM.

Situasi makin kompleks ketika regulasi pendidikan tinggi terus diperbarui, memaksa kampus untuk menyesuaikan alokasi dana secara cepat. Tanpa sistem yang memadai, hal ini kerap menimbulkan ketidakseimbangan anggaran dan rawan pemborosan.

“Persaingan antar perguruan tinggi tidak hanya soal jumlah mahasiswa, tetapi juga kemampuan menyediakan layanan pendidikan yang unggul,” jelas Dr. Bernardus.

Di sinilah urgensi sistem keuangan terintegrasi menjadi jelas, sehingga mampu memastikan distribusi anggaran yang efisien, transparan, dan sesuai regulasi, bahkan saat dana terbatas.

Edufin: Mengubah Tantangan Jadi Peluang

Ronald Argand (Product Manager Edufin)

Ronald Argand Pinontoan, Product Manager Edufin, menegaskan bahwa solusi teknologi keuangan bisa menjadi katalis perubahan.

“Kita (perguruan tinggi) punya tantangan yang sama. Tapi dengan solusi yang tepat, tantangan ini bisa jadi peluang untuk membuat kampus lebih sehat secara finansial,” ujarnya.

Dengan sistem keuangan berbasis cloud, Edufin membantu kampus memantau anggaran secara real-time, mengintegrasikan laporan keuangan lintas unit, dan menyesuaikan format sesuai instrumen akreditasi unggul.

Pendekatan ini tidak hanya memangkas waktu kerja administratif, tetapi juga memberi data yang akurat bagi pimpinan untuk mengambil keputusan strategis.

Baca juga: Sistem Akuntansi Edufin, Sukseskan Pengelolaan Keuangan Institusi Pendidikan

Lima Tahun, 500+ Kampus Percayakan Pengelolaan Keuangan pada Edufin

Sejak 2019, Edufin telah mendukung lebih dari 500 institusi pendidikan di Indonesia, mengelola lebih dari 1 juta transaksi setiap tahun dengan nilai pengelolaan dana yang mencapai triliunan rupiah

Rekam jejak ini memperlihatkan peran Edufin dalam mendorong transformasi digital keuangan kampus, membantu perguruan tinggi menjadi lebih efisien, transparan, dan patuh regulasi.

“Dengan pengelolaan anggaran yang tepat, perguruan tinggi tidak hanya memenuhi standar regulasi, tetapi juga membangun ekosistem pendidikan yang berkelanjutan.” tutup Ronald.

Bagi Edufin, forum di Bandung ini bukan sekadar seminar, melainkan wadah membangun kesadaran strategis. Diskusi yang berlangsung diharapkan menjadi titik awal perubahan pola pengelolaan anggaran kampus, dari sekadar memenuhi kewajiban administrasi menjadi instrumen untuk meraih keunggulan kompetitif.

Dengan fondasi keuangan yang sehat, perguruan tinggi dapat mengarahkan sumber daya ke program prioritas, memperkuat kualitas akademik, dan memastikan akreditasi unggul bukan hanya target, tapi sebuah standar baru.

Diposting Oleh:

Liza SEVIMA