2 Hari Lagi - Sebelum Event Bimbingan Teknis Sistem Akademik – Tingkatkan Kualitas Perguruan Tinggi dengan Fitur SEVIMA Platform Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Berita | Highlight

300 Perwakilan Kampus Ikuti Diskusi Strategi Sukses dalam Automasi Akreditasi

20 Jan 2025

SEVIMA.COM – Saat ini, perguruan tinggi di Indonesia tengah dihadapkan pada regulasi baru terkait transformasi sistem akreditasi. Namun, sejumlah kampus masih belum sepenuhnya memahami aturan terkait automasi akreditasi tersebut. Padahal, rencana implementasi automasi akreditasi ini dijadwalkan mulai berlaku pada tahun 2025.

Dalam rangka membahas strategi sukses untuk menghadapi perubahan ini, sekitar 300 perwakilan kampus yang terdiri dari pimpinan, bagian akademik dan sivitas perguruan tinggi dari seluruh Indonesia menghadiri forum diskusi bertajuk “Strategi Sukses dalam Automasi Akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi”. Acara yang diselenggarakan oleh SEVIMA ini berlangsung di Aula Universitas Wisnuwardhana Malang pada Kamis, 17 Januari 2025.

Acara ini juga menghadirkan beberapa pembicara yang mengulas berbagai aspek automasi akreditasi. Di antaranya adalah Prof. Dr. H. Suko Wiyono, S.H., M.H., Rektor Universitas Wisnuwardhana Malang (UNIDHA) sekaligus Ketua APTISI Jawa Timur periode 2017–2021; Prof. Imas Maesaroh, Ph.D., dosen UIN Sunan Ampel Surabaya yang juga pakar penjaminan mutu pendidikan tinggi; serta Qausya Faviandhani, S.E., M.M., dosen sekaligus Direktur Marketing Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Narotama.

Baca juga: Aturan Automasi Akreditasi tentang Batas Penurunan Mahasiswa Baru, Perguruan Tinggi Perlu Waspada

Transformasi Akreditasi Berbasis Teknologi

Prof. Imas Maesaroh menjelaskan bahwa transformasi akreditasi akan mengubah sistem penilaian dari berbasis dokumen menjadi berbasis data yang modern dan efisien.

 “Penilaian yang semula berbasis dokumen akan beralih ke sistem berbasis data real-time yang terintegrasi langsung dengan PDDikti. Oleh sebab itu, perguruan tinggi harus mulai bergerak dari sekarang,” tegasnya dalam paparan yang disampaikan pada sesi diskusi.

Senada dengan hal tersebut, Prof. Dr. H. Suko Wiyono menekankan pentingnya perubahan ini sebagai langkah adaptif terhadap tuntutan zaman. 

“Transformasi akreditasi menuju teknologi canggih ini bukan lagi pilihan, tetapi keharusan. Tugas kita sebagai perguruan tinggi adalah menyiapkan diri agar tidak tertinggal,” ujarnya.

Sementara itu, Qausya Faviandhani menyoroti dampak serius bagi perguruan tinggi yang tidak segera beradaptasi. Menurutnya, kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan sistem baru ini dapat berakibat pada penurunan kredibilitas hingga menurunnya jumlah mahasiswa baru. 

“Jangan biarkan perguruan tinggi Anda tertinggal dalam beradaptasi. Konsekuensinya bisa sangat fatal, mulai dari anjloknya kredibilitas hingga potensi gagalnya perpanjangan akreditasi karena ketidaksiapan sistem,” ungkapnya.

Automasi Akreditasi Sebagai Peluang Bagi Perguruan Tinggi

Sistem baru yang diatur dalam PerBAN-PT Nomor 5 Tahun 2024 ini akan mengalihkan seluruh proses akreditasi ke platform automasi melalui portal Pemantauan, Evaluasi & Penjaminan Mutu PT/PS (PEMUTU). Sistem ini menjanjikan efisiensi dengan masa berlaku akreditasi lima tahun untuk program studi dan delapan tahun untuk institusi.

Menurut Qausya, transformasi ini bukan ancaman, melainkan peluang besar bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan efisiensi dan fokus pada inovasi pembelajaran.

“Automasi bukan ancaman, tapi peluang. Kampus yang berhasil beradaptasi akan menikmati efisiensi luar biasa dalam proses akreditasi. Energi yang selama ini terkuras untuk menyiapkan dokumen bisa dialihkan untuk inovasi pembelajaran dan peningkatan mutu riil,” jelas Qausya.

Empat Tantangan dan Strategi Sukses dalam Automasi Akreditasi

Menurut Prof. Imas Maesaroh, perguruan tinggi dihadapkan pada tantangan untuk mengadopsi sistem aotomasi dalam proses akreditasi. Transformasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi juga melibatkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengelolaan data yang lebih efektif, berikut tantangan dan strategi yang harus diterapkan di perguruan tinggi:

1. Kesiapan Infrastruktur Teknologi Informasi 

Untuk mempersiapkan akreditasi automasi, kampus perlu memastikan bahwa infrastrukturnya sudah memadai dan sistem informasi yang ada telah dievaluasi dengan baik. Hal ini penting agar pelaporan ke PD-Dikti dapat dilakukan secara otomatis dan berjalan lancar, tanpa ada kendala yang menghambat proses akreditasi. 

“Kampus perlu menyiapkan infrastruktur yang memadai, serta mengevaluasi sistem informasi yang ada, dan identifikasi gap antara sistem saat ini dengan kebutuhan pelaporan PD-Dikti agar akreditasi aotomasi bisa berjalan dengan lancar.” Ujar Imas

2. Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) 

Kedua, untuk memastikan kelancaran proses akreditasi yang semakin mengandalkan automasi, kampus harus memprioritaskan peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan sistem.

“Meningkatkan kemampuan dan pemahaman operator sistem agar dapat menyesuaikan dengan kebutuhan automasi akreditasi, serta membangun tim ahli untuk pengelolaan data yang lebih valid dan memberikan program pendampingan berkelanjutan bagi seluruh civitas kampus,” lanjut Imas

3. Memperkuat Manajemen Data 

Selanjutnya, memperkuat manajemen data sangat penting untuk memastikan proses pelaporan yang efisien dan akurat. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus memiliki prosedur yang jelas dalam pengelolaan data.

“Perguruan tinggi juga perlu menetapkan standar dalam input, proses data, serta verifikasi dan validasi data secara berkala agar data yang dilaporkan tetap valid. Tak kalah penting adalah penerapan sistem cadangan (backup) dan keamanan data untuk menjaga agar keamanan data kampus tetap terjamin,” lanjutnya

4. Penyusunan Roadmap Transisi 

Selain itu,menyusun strategi transisi yang terencana dan terukur merupakan langkah kunci dalam strategi sukses automasi akreditasi. 

“Dengan perencanaan yang matang, perguruan tinggi dapat memastikan bahwa persiapan sistem, peningkatan kompetensi SDM, hingga implementasi sistem automasi akreditasi dapat berjalan dengan baik di perguruan tinggi,” tambah Imas.

Baca juga: Cara Membuat Kampanye Media Sosial yang Efektif untuk Promosi PMB

Seiring dengan penerapan automasi dalam proses akreditasi, perguruan tinggi kini dihadapkan pada kesempatan untuk melakukan transformasi besar dalam sistem internal mereka. Proses ini bukan hanya soal mengikuti aturan baru, tetapi juga mengenai bagaimana institusi dapat memperkuat dan memperbarui sistem yang ada agar lebih efektif.

“Adanya aturan automasi akreditasi ini dapat menjadi peluang bagi perguruan tinggi untuk melakukan transformasi dan penguatan sistem di masing-masing institusi. Penambahan modul dan fitur di perguruan tinggi sangat penting untuk mendukung akreditasi perguruan tinggi,” tutup Imas.

Diposting Oleh:

Seprila Mayang SEVIMA

Tags:

akreditasi automasi

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

Video Terbaru

🔴Kupas Tuntas Peluang Beasiswa S3 Dalam-Luar Negeri bagi Dosen Serta Persyaratan Izin/Tugas Belajar

×