Publikasi Bukan Sekadar Syarat, tapi Investasi Reputasi: Mengapa Dosen Harus Menulis di Jurnal Bereputasi
05 Dec 2025
30 Sep 2025
SEVIMA.COM – Pendidikan vokasi di politeknik memegang peranan penting dalam mencetak lulusan yang siap terjun ke dunia kerja. Dengan model pembelajaran yang mengutamakan 60% praktikum dan 40% teori, tujuan utamanya adalah menghasilkan tenaga kerja yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
Namun, banyak politeknik menghadapi tantangan dalam manajemen pembelajaran, terutama dalam hal penjadwalan. Tumpang tindih jadwal, kesulitan absensi, dan pengelolaan sumber daya yang kurang optimal sering menjadi hambatan.
Bagaimana penjadwalan kelompok tingkat lanjut dapat menjadi solusi untuk tantangan ini? Sejauh mana sistem ini bisa mengoptimalkan pengelolaan pembelajaran vokasi dan mendukung pencapaian kompetensi lulusan sesuai dengan standar industri?
Pendidikan vokasi memiliki karakteristik yang membedakannya secara signifikan dari pendidikan akademik. Berdasarkan Permendiktisaintek Nomor 39 Tahun 2025 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, pendidikan vokasi dirancang untuk mengembangkan keahlian terapan yang secara jelas menuntut proporsi praktikum yang lebih besar.
Proporsi 60:40 antara praktikum dan teori menjadi inti dari pembelajaran vokasi. Praktikum, yang melibatkan kegiatan di laboratorium, bengkel, atau lingkungan kerja simulasi, berperan penting dalam membentuk keterampilan teknis dan non-teknis yang esensial.
Sementara itu, 40% porsi teori memberikan landasan yang kuat dalam memahami konsep dasar, prinsip ilmiah, dan kerangka teoretis yang relevan. Kombinasi antara keterampilan praktis dan pemahaman teori ini menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki kompetensi akademik, tetapi juga keahlian yang siap diterapkan langsung di dunia kerja.
Dalam pembelajaran di politeknik, terdapat tiga pilar utama yang menyokong keberhasilan pembelajaran di politeknik adalah PBL (Project-Based Learning), TEFA (Teaching Factory), dan CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan).
Ketiga pilar ini membutuhkan manajemen waktu dan sumber daya yang sangat terstruktur, dan di sinilah penjadwalan kelompok tingkat lanjut berperan penting.
Penjadwalan kelompok tingkat lanjut adalah sistem yang memungkinkan pengaturan jadwal perkuliahan dan praktikum secara fleksibel dan efisien berdasarkan kelompok mahasiswa. Berbeda dari penjadwalan konvensional, sistem ini mampu mengakomodasi variasi skenario pembelajaran, seperti PBL dan TEFA, yang seringkali membutuhkan alokasi waktu dan ruang yang tidak seragam.
Berikut adalah tiga manfaat utama yang bisa dirasakan oleh politeknik:
Untuk mengimplementasikan penjadwalan kelompok tingkat lanjut, SEVIMA Platform menawarkan solusi yang komprehensif dan mudah digunakan. Beberapa kemudahan yang ditawarkan meliputi:
Integrasi penjadwalan kelompok tingkat lanjut membawa dampak signifikan bagi politeknik.
Penjadwalan kelompok tingkat lanjut bukan sekadar alat administratif, melainkan sebuah strategi transformasional untuk mengoptimalkan pendidikan vokasi. Sistem ini mampu mengatasi tantangan manajemen, meningkatkan efisiensi, dan mendukung pencapaian kompetensi lulusan yang relevan dengan industri. Dengan mengintegrasikan sistem ini, politeknik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih terstruktur, efisien, dan efektif.
Oleh karena itu, kami merekomendasikan para pimpinan perguruan tinggi, khususnya di politeknik, untuk mempertimbangkan penggunaan solusi Penjadwalan Kelompok SEVIMA Platform. Jadikanlah sistem ini sebagai jembatan untuk mencapai visi pendidikan vokasi yang modern, terstruktur, dan berdaya saing global.
Diposting Oleh:
Seprila Mayang SEVIMA
Tags:
SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami