3 Hari Lagi - Sebelum Event Webinar Executive Forum: Strategi Sukses Memimpin Kampus dan Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi di Jawa Dimulai.

Selengkapnya
Kontak Kami

Dunia Kampus • 13 Sep 2022

Peran Civitas Akademika Dalam Mengatasi Kecenderungan Generasi Milenial Di Era Teknologi Digital

Fadhol SEVIMA

Penulis: Desi Asmaret

Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Pendahuluan

Teknologi digital berguna untuk membantu manusia agar lebih mudah dan cepat dalam membuat, mengubah serta menyimpan, mengkomunikasikan, dan menyebarluaskan informasi. (Irwansyah, 2014) Menurut penulis, komunikasi melalui media digital adalah pilihan komunikasi manusia khususnya generasi millennial.

Generasi millennial merupakan istilah yang berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Generasi ini lahir pada tahun 1980-1990 atau pada awal tahun 2000 ke atas. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan generasi Y. 

Ada 10 Tren Concumer Lab dalam laporan Ericsson yang diambil dari 4000 responden di 24 negara dunia. 10 Tren itu di antaranya adalah perhatian khusus terhadap perilaku millennial. Produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial, terjadinya perubahan perilaku beriringan dengan teknologi. Seiring dengan itu, Presiden Director Ericson Indonesia Thomas Jul berpendapat bahwa: “Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi”. (Livikacansera, 2016)

Perubahan dan kemajuan teknologi digital bagi generasi internet dapat merubah hidup mereka lebih banyak mengandalkan media sosial sebagai tempat untuk mendapatkan informasi dan sumber berita utama. Pada saat terjadi peristiwa-peristiea penting misalnya, masyarakat benar-benar mengandalkan media sosial sebagai sumber informasi tercepat. Akan tetapi ancaman siber pun tanpa disadari siap menerkam penggunanya. Di samping itu,  era teknologi digital tanpa juga akan menggiring manusia ke zona “mabuk teknologi”. Di antara gejala sosiologis yang muncul adalah manusia lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat, memuja dan takut dengan teknologi secara bersamaan, sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah, menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang biasa dan wajar, mencintai game, dan terenggutnya jarak di antara manusia padahal mereka dekat. (Asmaret, 2020)

 Melek teknologi tentu saja memberikan keuntungan yang luar biasa bagi penggunanya, apalagi pengguna yang sehari-hari berkecimpung di dunia perguruan tinggi. Namun, bagaimana peran civitas akademik dalam mengatasi kecenderungan kaum millennial di era teknologi digital?  

Peran dan Tugas Perguruan Tinggi

Peran dan tugas perguruan tinggi berdasarkan substansi pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan yang dilaksanakan di perguruan tinggi adalah sarana untuk usaha penyadaran bagi peserta didik secara terencana untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki kekuatan spritual keagamaan, pendalaman diri, kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan diri peserta didik, masyarakat, bangsa dan Negara. (Karim, 2020). 

Sesuai dengan tugasnya, perguruan tinggi memiliki peran yang cukup strategis dalam menggali dan mengembangkan potensi akademik peserta didik untuk menjadi insan akademik yang berkualitas. Perguruan tinggi tidak hanya berfungsi meluluskan peserta didik untuk yang siap bekerja, namun yang terpenting adalah bagaimana peserta didik itu memahami jati diri mereka dan berperan dengan akhlak yang terpuji di tengah-tengah masyarakat. 

Perkembangan Teknologi dan Peran Civitas Akademik di Era Teknologi Digital 

Perkembangan teknologi melahirkan berbagai istilah dan pengetahuan baru berbasis teknologi digital yang mewarnai dunia pendidikan. Teknologi berbasis internet tidak lagi menawarkan interaksi berbasis manusia dalam mentranfer pengetahuan, namun telah berganti dengan berbasis jaringan. Kenyataan ini tentu memerlukan adabtasi yang luar biasa dari dunia pendidikan, tidak terkecuali civitas akademiknya. 

Adabtasi civitas akademik ini dapat dilakukan melalui pencapaian unsur-unsur pendidikan sebagaimana terdapat dalam pasal (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Unsur-unsur pendidikan tersebut terdiri atas:

1) Tujuan pendidikan, adalah unsur utama yang wajib diperankan oleh civitas akademik, bahwa civitas akademik wajib mengembangkan potensi peserta didik agar mereka dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab;

2) Kurikulum, sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan, di dalamnya terdapat makna interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik akan membantu peserta didik cepat berinteraksi. Di era teknologi digital ini perlu dilakukan penyesuaian kurikulum pembelajaran dengan cara meningkatkan kemampuan peserta didik dan civitas akademik dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literaci.

3) Peserta didik, mengupayakan untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui proses pembelajaran yang sesuai. Di era teknologi digital ini, pendidik perlu mengetahui kebutuhan peserta didik dan aspek-aspek dari diri mereka yang dapat dikembangkan. Pendidik dan pemangku kebijakan perlu merekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan.

4) Pendidik, berkualifikasi tidak hanya sebagai dosen tetapi juga sebagai konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator. Kualifikasi ini diharapkan dapat mengembangkan potensi didik dalam menemukan jati diri mereka. Pendidik harus menemukan terobosan-terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri. Terobosan inovasi dan penguatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi;

5) Interaksi edukatif, adalah sebuah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar serta lingkungan belajar. Selain itu, perlu diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan;

6) Isi pendidikan, adalah materi-materi yang akan membekali peserta didik, oleh sebab itu perlu didukung dengan kekuatan spiritual, pengendalian diri dan akhlak mulia;

7) Lingkungan pendidikan, yakni lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan yang baik akan membuat nyaman peserta didik dalam berinteraksi dan mengembangkan potensi diri mereka. (RI, 2003)

Di samping terpenuhinya unsur-unsur pendidikan yang variatif dan inovatif tersebut, perguruan tinggi diharapkan membuat persiapan sistem pembelajaran yang inovatif dan memperhatikan langkah-langkah antisipasi di antaranya penyesuaian kurikulum dengan iklim bisnis yang berkembang, termotivasi untuk kompetitif, mengikuti perkembangan teknologi informasi, sebab hal ini jelas akan berpengaruh besar terhadap karakter manusia dan dunia kerja karenaa banyak pekerjaan di masa depan yang akan hilang seiring dengan berubahnya bentuk keterampilan yang dibutuhkan di era teknologi digital. 

Kesimpulan

Civitas akademik di Perguruan Tinggi memiliki peran yang strategis untuk melakukan terobosan-terobosan baru dalam menggali dan mengembangkan potensi manusia, agar menjadi insan yang terampil dan berkualitas dilandasi dengan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Peran tersebut dapat dilakukan melalui pemenuhan tujuh unsur pendidikan secara variatif dan inovatif, sehingga mampu menjawab tantangan era teknologi digital. Oleh sebab itu civitas akademik perguruan tinggi perlu melakukan penyesuaian kurikulum dengan iklim bisnis yang berkembang, termotivasi untuk kompetitif, dan mengikuti perkembangan teknologi informasi. 

Tags:

-

Mengenal SEVIMA

SEVIMA merupakan perusahaan Edutech (education technology) yang telah berkomitmen sejak tahun 2004 dalam menyelesaikan kendala kerumitan administrasi akademik di pendidikan tinggi (Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik, Akademi, dll.) dengan 99% keberhasilan implementasi melalui SEVIMA Platform, segera jadwalkan konsultasi di: Kontak Kami

×